Berita Jatim
Banjir Luapan Bengawan Solo Meluas, 2 Kecamatan Mulai Tergenang, Ratusan Rumah Terendam
Banjir di Lamongan dipicu dari dua sumber yakni, luapan sungai Bengawan Njero, dan Bengawan Solo.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Banjir di Lamongan dipicu dari dua sumber yakni, luapan sungai Bengawan Njero, dan Bengawan Solo.
Sementara banjir saat ini banjir di bantaran Bengawan Solo ini semakin meluas seiring debit air Bengawan Solo yang mengalami kenaikan.
Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan menyebutkan, sehari sebelumnya hanya melanda di 1 kecamatan, yakni Kecamatan Laren tepatnya di Pelangwot dan Laren.
Kini bertambah meluas di Kecamatan Babat. Di Kecamatan Babat banjir melanda 3 desa/kelurahan yaitu Babat, Banaran dan Bedahan. "Jumlah rumah terendam di 3 desa/kelurahan ini sebanyak 123 rumah terendam dengan ketinggian air hampir mencapai lutut orang dewasa," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan, Muhammad Muslimin kepada Surya.co.id, Minggu (19/2/2023).
Naiknya debit air di Bengawan Solo dan memasuki level siaga merah ini, juga mengakibatkan terjadinya banjir di beberapa wilayah desa di Kecamatan Laren yang berdekatan dengan Bengawan Solo.
"Di Kecamatan Laren, banjir akibat luapan Bengawan Solo telah terjadi di 4 desa, yaitu Desa Pesanggrahan, Laren, Siser dan Pelangwot dengan rumah terendam totalnya sebanyak 86 rumah," ujarnya.
Selain peningkatan debit air dari wilayah hulu, ungkap Muslimin, banjir yang terjadi di wilayah bantaran Bengawan Solo di Lamongan ini juga terjadi karena hujan lokal. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan terjadi cukup tinggi.
Baca juga: Belasan Rumah dan Puluhan Hektare Persawahan di Mojokerto Terendam Banjir Luapan Sungai Lamong
Muslimin mengimbau, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai terpanjang di Jawa ini untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak berada di daerah aliran sungai (DAS) karena muka air Bengawan Solo di Lamongan sedang menaik.
"Selalu utamakan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keluarga, karena Februari ini puncak bencana hidrometeorologi basah," ungkapnya.
Sejauh ini rumah yang terendam air rata-rata masih setinggi lutut. Ada kenaikan dari sehari sebelumnya.
Menurut Muslimin, dari BMKG, hujan diperkirakan masih tetap berlanjut.(Hanif Manshuri)
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJtim.com
| Apa Itu Pisang Cavendish? Bisa Buat Bayar PBB di Bringinan Ponorogo, Kades Barno: Tidak Hanya Nagih |
|
|---|
| Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
|
|---|
| Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
|
|---|
| Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
|
|---|
| Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.