Berita Jatim
Januari-Maret 2023, 7 Orang Terpapar Leptospirosis di Kota Probolinggo, Ada yang Meninggal Dunia
Sejak Januari-Maret 2023, telah muncul kasus Leptospirosis Di Kota Probolinggo.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO-Sejak Januari-Maret 2023, telah muncul kasus leptospirosis di Kota Probolinggo.
Bahkan, ada warga yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit tersebut.
Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan berdasar data, pada triwulan pertama 2023, terdapat tujuh warga terserang leptospirosis.
Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.
"Tahun ini, kasus leptospirosis di Kota Probolinggo ditemukan pertama kali pada Januari. Jumlah tersebut bertambah hingga Maret. Totalnya ada tujuh orang yang terkena leptospirosis, dua di antaranya meninggal dunia," kata Ida -sapaannya-, Senin (13/3/2023).
Ida menyebut seberan kasus Leptospirosis itu berada di empat kecamatan.
Baca juga: Cegah Leptospirosis, Sayembara Tangkap Tikus Digelar di Pacitan, Dihargai Segini per Ekor
Empat kecamatan itu, yakni Kecamatan Mayangan satu kasus, Wonoasih satu kasus, Kedopok tiga kasus dan Kanigaran dua kasus.
"Dua orang yang meninggal merupakan warga Kecamatan Wonoasih dan Kanigaran. Keduanya meninggal pada Maret. Usianya 33 dan 58 tahun," sebutnya.
Dia menjelaskan, Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis alias ditularkan hewan ke manusia.
Umumnya, hewan yang menyebarkan Leptospirosis adalah tikus lewat urinenya (kencing).
"Bukan semua tikus, hanya tikus yang terinfeksi bakteri Lesptospira interrogans saja yang bisa menyebarkan Leptospirosis," jelasnya.
Tempat sumber penularan Leptospirosis biasanya genangan air yang terkontaminasi dengan kencing tikus terinfeksi bakteri Lesptospira interrogans.
Bakteri tersebut masuk dalam tubuh manusia melalui luka terbuka, seperti lecet, mulut, hidung dan mata.
Masa inkubasi bakteri tersebut rata-rata 7 hari.
Setelahnya, orang yang terpapar Leptospirosis akan merasakan gejala panas tinggi, pegal-pegal atau nyeri otot, pusing, badan dan kuning.
"Gejala awal Leptospirosis ini tak spesifik, seperti demam. Namun, jika terlambat ditangani bisa fatal. Sebab, bisa mengalami gagal ginjal," terangnya.
Dia melanjutkan, Pemerintah Kota Probolinggo telah berupaya menekan angka kasus Leptospirosis.
Upaya tersebut, mengeluarkan surat ederan (SE) mengenai Leptospirosis, meningkatkan surveillance epidiomologi, sosialisasi hingga menyiapkan rapid Rapid Diagnostic Test (RDT) Leptospirosis di tiap puskesmas.
"Kami mengimbau bagi warga yang beraktivitas kontak langsung dengan genangan atau sampah untuk menggunakan alat pelindung diri, antara lain sepatu boots dan sarung tangan. Alagi, mayoritas kasus Leptospirosis ini muncul saat musim penghujan," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
leptospirosis
Probolinggo
dr Nurul Hasanah Hidayati
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Cara Cek Pajak Kendaraan, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Timur hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Kwan Sing Bio Kelenteng Terbesar di Asia Tenggara, Jelang HUT Kong Co ke-1865 Ketuanya Digugat ke PN |
![]() |
---|
Mengenal 6 Fakta Menarik Gresik, Dikenal Kota Bandar hingga Maskot Rusa Bawean Sudah Terancam Punah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.