Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

VIRAL Cuitan Peneliti Bahas Siklon Herman, Apa itu? Bisa Muncul Dampak Mengerikan dari Lapis Pusaran

Cuitan seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Twitter menjadi perbincangan usai bahas siklon Herman. Apa itu?

Twitter/@@EYulihastin
Gambar pergerakan siklon Herman. 

TRIBUNJATIM.COM - Wilayah Surabaya Sidoarjo Gresik terpantau hujan bercampur angin akhir-akhir ini.

Tahukah Anda, rupanya saat ini ada siklon Herman.

Apa itu dan bagaimana dampaknya?

Sebuah cuitan seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Twitter menjadi perbincangan sejak Kamis (30/3/2023).

Dipantau Tribun Jatim, Jumat (31/3/2023), hingga kini cuitannya sudah meraih 3,6 juta tayangan dan diretweet sebanyak 7.922 kali.

Dalam cuitannya, peneliti BRIN Dr Erma Yulihastin membahas siklon Herman.

Baca juga: Viral H-2 Hari Raya Idul Fitri 2023 Bakal Terjadi Fenomena Gerhana Matahari Total, BRIN Beber Fakta

Fenomena siklon Herman membuatnya mengkhawatirkan kondisi Indonesia.

Bahkan ia mencuit meminta ampunan dosa kepada Allah SWT setelah melihat pergerakan siklon Herman.

"Ya Allah, ampunilah dosa dan kecongkakan kami. Jauhkan siklon Herman dari Indonesia. Update siklon: bergerak ke timur. Tampaknya lebih cepat ke timur dari prediksi semula," cuit Dr Erma Yulihastin di Twitter.

Ia mengaku tidak tahu seberapa penting siklon Herman dalam pandangan pemangku kepentingan.

Yang jelas menurutnya, bagi ilmuwan, siklon semacam ini bisa sangat mengerikan dampak dari lapis-lapis pusarannya.

"Karena itu saya hanya bisa berusaha mendampingi publik untuk upaya mitigasi terbaik," tulisnya dalam cuitan.

Baca juga: FAKTA Fenomena Bintang di Atas Bulan Sabit, Muncul Tiap 25-27 Hari Sekali, Tak Menyebabkan Dampak

Dr Erma Yulihastin mengatakan, pihaknya aktif mendampingi masyarakat agar tahu fenomena badai ini sejak dari bayi vortex pada 23 Maret hingga menjadi raksasa siklon Herman.

Serta meminta waspada dari waktu ke waktu akan dampak terburuk yang bisa terjadi.

Lalu apa itu siklon Herman?

Adapun siklon Herman adalah siklon tropis yang merupakan badai dengan kekuatan yang besar.

Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.

Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 derajat celcius, dikutip dari Bangka Pos.

Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.

Kadangkala di pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon.

Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km.

Gambar pergerakan siklon Herman.
Gambar pergerakan siklon Herman. (Twitter/@@EYulihastin)

Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.

Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.

Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.

Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi.

Yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.

Baca juga: Fakta Hujan Cacing di China, Warga Merinding Keluar Pakai Payung, Ada Fenomena Serupa di Florida

Di sisi lain, warganet juga menanyakan kepada Dr Erma Yulihastin dalam cuitannya.

Mereka merasa awam dan bertanya-tanya mengapa siklon kali ini namanya laki-laki sebab biasanya dinamai dengan nama perempuan.

"Sudah ada konsensus, kalau terbentuk di Samudra Hindia dinamakan nama laki-laki oleh penemunya. Nama perempuan untuk Samudra Atlantik. Ada juga yang dinamakan dengan nama bunga oleh BMKG kalau siklon masuk di wilayahnya BMKG," jelasnya.

Selain ada pula yang menyebut wilayah Surabaya-Gresik terpantau hujan bercampur angin.

Dr Erma Yulihastin pun menjawab bahwa Gresik-Surabaya-Lamongan menyambung ke Madiun merupakan wilayah yang kena pusaran kedua dari siklon Herman.

Baca juga: Fenomena El Nino, Musim Kemarau 2023 Diprediksi Bakal Lebih Kering dan Berlangsung Lama

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan siklon tropis Herman di Samudera Hindia sebelah selatan Banten berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, siklon Herman terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten.

Tepatnya sekitar 14,4 lintang selatan dan 103,0 bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb).

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Herman menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur-tenggara menjauhi Indonesia," katanya di Jakarta.

Dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan, yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Angin kencang mencapai 25 knot berpotensi terjadi di wilayah pesisir barat Bengkulu, pesisir barat dan selatan Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, dan pesisir selatan Jawa Barat.

Guswanto juga menyampaikan, siklon Herman juga berpotensi memicu gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Teluk Lampung, perairan Bengkulu, dan perairan selatan Jawa Timur.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved