Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Ratusan Warga Terancam Terusir dari Medokan Semampir, AH Thony: Hak Mereka Harus Diperjuangkan

Warga Medokan Semampir Timur Dam II dan V B, RT 1 RW 8, Kecamatan Sukolilo, Surabaya resah. Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony turun tangan.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Taufiqur Rohman
Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq
Turun Langsung - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony saat menemui warga di Kampung Medokan Semampir yang terancam terusir oleh salah satu bos pengembang, Jumat (7/4/2023). 

Pergeseran sempadan itu sesuai Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 380 KPTS/M/2004 tentang perubahan batas garis sempadan pada sebagian sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo.

Bahkan ketika itu AH Thony sempat melihat patok batas.

"Yang saya lihat dari sisa luasan 39 meter itu ada pemainan oknum tertentu atau mafia tanah yang ingin menguasai tanah secara pribadi yang sekarang terdapat jalan umum dan hunian warga," urainya.

Alasan pemerintah mengurangi luasan sempadan sungai, karena di kawasan pinggir sungai banyak tempat yang dijadikan kegiatan ekonomi atau kehidupan masyarakat.

"Harapannya, ketika dikurangi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun kenyataannya ada pihak yang kami duga bermain, kemudian dikuasai oleh kelompok tertentu," katanya.

AH Thony juga mengkroscek data tanah tersebut melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Di dalam peta tersebut diterangkan bahwa tanah yang sekarang digunakan warga maupun jalan berwarna ungu, yang artinya merupakan tanah hak pengelolaan (HPL).

Saat ini, warga digugat Rp 1.125.000.000.

"Angka itu cukup besar, apalagi mereka untuk hidup saja susah."

"Ini bentuk arogansi dan keangkuhan yang dilakukan mafia tanah tersebut," tegas AH Thony.

Wardoyo, salah satu warga mengaku, selama ini warga terus diintimidasi oleh oknum yang ingin menguasai tanah itu.

Bahkan suatu malam pernah terjadi listrik dimatikan, agar warga semakin resah dengan bentuk intimidasi yang dilakukan.

"Yang kami ingin selama ini hidup tenang. Tidak ingin diusir dari hunian kami sampai akhir hayat," harap Wardoyo.

Dia meminta warga tetap kompak. Ada beberapa warga tengah melepaskan huniannya karena takut terus-terusan terintimidasi.

Apalagi warga sudah digugat di pengadilan.

Ikuti berita seputar Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved