Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Wali Kota Eri Akui Terima Laporan Jalan Rusak di Surabaya Lewat WA Grup Forkom: Langsung Diperbaiki

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tak ada jalan rusak di Surabaya yang luput dari perhatiannya.

TRIBUNJATIM.COM/BOBBY KOLOWAY
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau pengerjaan proyek di Surabaya beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tak ada jalan rusak di Surabaya yang luput dari perhatiannya.

Sebab, setiap laporan kerusakan ringan hingga berat cepat diperbaiki Pemkot.

Untuk mempercepat laporan, Wali Kota bahkan membuat WhatsApp Group (WAG) yang di dalamnya berisi para Ketua RT, RW, lurah hingga camat.

Sehingga, kerusakan yang terjadi hanya terjadi pada titik tertentu cepat tersampaikan.

Baca juga: Penyaluran BLT Kemensos di Surabaya hingga Malam Hari, Wali Kota Eri Cahyadi Protes ke Kantor Pos

Bukan hanya itu, berbagai laporan permasalahan warga pun cepat diselesaikan.

"Jalan rusak (berat) dari dulu nggak ada. Kalau bolong iya," kata Cak Eri Surabaya Rabu (10/5/2023).

Menurutnya, selama ini masyarakat juga aktif dalam melapor setiap kondisi jalan di wilayah masing-masing.

"Saya sampaikan ke Forkom. Forkom bisa melaporkan kalau ada jalan yang lubang. Kalau Forkom sudah melaporkan, langsung diperbaiki dengan ditambal," katanya.

Baca juga: Reaksi Wali Kota Eri Cahyadi Soal Festival Rujak Uleg 2023 Tuai Kritik dari Warga Surabaya

Perbaikan jalan dengan penambalan dilakukan dengan memperhatikan kondisi jalan.

Biasanya, jalan berlubang berada di ruas jalan yang banyak dilewati kendaraan berat.

"Jalan yang berlubang tidak dilakukan pengaspalan dari ujung ke ujung, tapi penambalan. Sambil dilihat, apik apa nggak (layak atau tidak). Biasanya, ini disebabkan tonase truk yang lewat sehingga menyebabkan jalan pecah. Sehingga kita lakukan penambalan," katanya.

Apabila setelah ditambal jalan masih berlubang, maka perbaikan dilakukan dengan memperbaiki struktur tanah. Biasanya, yang demikian akan melibatkan pihak rekanan untuk membangun dari dasar jalan.

"Kalau tak bisa langsung di tambal, kami lakukan pelelangan (proyek). Sebab harus dikeruk dulu dasarnya, baru diperbaiki," katanya.

Selain memperhatikan kondisi jalan, perbaikan jalan juga harus mempertimbangkan kewenangan pengelola. Sebab, jalan di Surabaya tak semuanya menjadi kewenangan Pemkot.

Namun, sebagian ada yang menjadi milik pengembang perumahan, Pemerintah Provinsi, hingga Pemerintah Pusat .

"Ada juga yang sampai saat ini masih dikelola pengembang," katanya.

Apabila ditemukan kerusakan namun bukan menjadi kewenangan Pemkot, Wali Kota hanya bisa melapor.

Presiden Joko Widodo pun telah meminta masing-masing daerah untuk melapor kepada pemerintah pusat apabila ada jalan yang rusak dan perlu mendapat penanganan pemerintah pusat.

"Setelah Pak Jokowi ke Lampung, kami diminta untuk menyampaikan mana jalan Provinsi yang rusak, mana kota yang rusak, jalan nasional mana yang rusak. Kami sudah menyampaikan jalan provinsi dan nasional yang rusak. Yang kota, saya perbaiki," katanya.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut, perbaikan jalan di Surabaya akan diprioritaskan dengan penambalan. Selain cepat, juga bisa menekan biaya.

Sebab, sebagian anggaran di Surabaya juga akan digunakan untuk kepentingan lainnya. Di antaranya mengentaskan kemiskinan. 

"Kalau berlubang pasti segera kita tambal. Kita punya skala prioritas. Sebenarnya, bisa saja kita aspal semua (bukan hanya menambal), tapi warga miskin di Surabaya bagaimana?,” tandasnya.

Mengutip data Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, jumlah panjang jalan di Surabaya mencapai 1,69 juta km. Dari angka tersebut,1,67 juta km (98,8 persen) dalam kondisi baik, 13.281 km (0,7 persen) dalam kondisi sedang, dan 7.756 km (0,4 persen) dalam kondisi rusak ringan.

Jika mengutip data tahun sebelumnya, terjadi penurunan jumlah panjang jalan rusak ringan di Surabaya selama 4 tahun terakhir. Misalnya, 11.270 km (2019), 10.518 km (2020), dan 7.830 (2021).

Proses perbaikan dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya, dengan mengguyur 100 - 120 ton aspal untuk 100 titik jalan berlubang di Kota Surabaya pada tiap harinya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved