Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

TERUNGKAP Motif Gangster Bercelurit Bacok 'Polisi Cepek' di Kebraon Surabaya: Salah Sasaran

Akhirnya terungkap motif gangster bercelurit yang bacok Supeltas di Jalan Raya Kebraon Gang V, Surabaya.

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Empat orang anggota gengster yang berusia dewasa dan jadi tersangka pengeroyokan saat diinterogasi Kapolsek Karang Pilang, Surabaya, Kompol A Risky Fardian Caropeboka, Kamis (25/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Motif pengeroyokan dua remaja petugas swadaya penyeberang kendaraan (Polisi Cepek) di Jalan Raya Kebraon Gang V, Karang Pilang, Surabaya, oleh 10 orang anggota kelompok gangster bersenjata celurit, akhirnya terungkap. 

Kapolsek Karang Pilang Polrestabes Surabaya Kompol A Risky Fardian Caropeboka, Kamis (25/5/2023) mengatakan, dari 10 orang tersangka, enam orang adalah pelajar alias anak yang berkonflik dengan hukum (ABH). Yakni, N (17), IP (17), R (17) , F (17), MR (17), dan AF (15).

Sedangkan empat tersangka lainnya telah berusia dewasa, yautu, MDH (19), MA (19), ANS (21), dan RN (19).

"Untuk para tersangka yang di bawah umur, mereka diamankan di tempat khusus penanganan ABH selama proses pemberkasan kasus yang menjeratnya rampung," ujarnya, ditemui di halaman Mapolsek Karang Pilang, Surabaya

Menurut Risky Fardian, para tersangka merupakan gabungan dari tiga kelompok gangster remaja bermotor dan bersenjatakan celurit, bernama kelompok Alergi Wong Ruwet (AWR), Setim, dan Westavia.

Saat kejadian, ketiga kelompok gangster berjumlah sekitar 25 orang tersebut, berkeliling ke beberapa sudut kawasan Kota Surabaya.

Rencananya, mereka hendak 'beradu mekanik' alias tawuran, melawan kelompok gangster remaja rivalnya yang mengatasnamakan diri sebagai Gangster Bhezek.

Tiga aliansi kelompok AWR, Setim, dan Westavia berkomunikasi dengan kelompok rivalnya, Bhezek melalui pesan direct message (DM) Instagram dari akun yang dikelola mereka.

Gangster Bhezek semula mengajak tiga aliansi tersebut bertemu ke kawasan Jembatan Gogor, Kecamatan Wiyung, Surabaya

Namun, setelah tiga aliansi gangster itu mendatangi lokasi itu, ternyata, keberadaan anggota gangster Bhezek tak terlihat.

Baca juga: Buru Pembacok Polisi Cepek di Surabaya, Polisinya Tangkap 10 Anggota Gangster, 6 Orang di Bawah Umur

Kemudian, ketiga aliansi gangster mendapatkan informasi lanjutan bahwa gangster lawannya mereka mengajak bertemu di beberapa lokasi lain.

Mulai dari kawasan pinggiran sungai Jalan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo. Kemudian, jalan raya kawasan Kecamatan Semampir. Lalu berlanjut kembali lagi ke kawasan Jembatan Gogor, Kecamatan Wiyung.

Hasilnya, tetap sama. Ketiga aliansi gangster tersebut tetap tak menjumpai anggota gangster musuhnya itu.

Meski demikian, kata Risky, mereka tetap berkonvoi keliling kota sambil menenteng senjata tajam. 

Ternyata, akun IG mereka mendapatkan informasi kesekian kali mengenai lokasi terbaru tempat pertempuran, yaitu kawasan Jalan Raya Kebraon. 

Akhirnya, gerombolan gangster tiga aliansi itu bergerak menuju lokasi terakhir tersebut.

Saat itulah, sekitar pukul 04.30 WIB, gerombolan tersebut melihat kedua korban, MRF (16) pelajar kelas 1 SMK negeri Kota Surabaya, dan Antoni (20), baru lulus SMA, yang sedang menjadi 'Polisi Cepek'.

Kedua remaja ini dikira anggota gangster Bhezek yang menjadi buruannya.

"Korban ada dua orang Supeltas yang membantu arus lalu lintas di wilayah Kebraon. Itu jadi salah sasaran yang dikira lawan tarung pelaku," jelasnya  . 

Selain menyabetkan senjata tajam dan memukuli kedua korbannya, Gangster tersebut juga sempat membawa kabur motor Honda Beat dan ponsel Oppo milik Antonio, salah seorang korban. 

Saat ini, pihaknya, kata Risky, masih terus melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap sedikitnya 13 orang aliansi dari tiga gangster pengeroyok dua orang Supeltas.

"Termasuk mencari keberadaan lokasi motor milik korban," terangnya. 

Kabarnya, motor tersebut sudah dijual oleh seorang pelaku yang telah berstatus sebagai buronan dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Peran DPO adalah yang membacok salah satu dan eksekutor. Diantara temannya ada yang dibawah umur membantu membawa kendaraan dia yang mendorong memberi BBM atau bensin. DPO ada sekitar 13 orang," ungkapnya. 

Risky menduga, kelompok gangster tersebut merupakan kelompok baru yang tidak memiliki keterkaitan dengan  kelompok gangster yang telah menjadi atensi pengawasan aparat selama ini.

Aksi yang dilakukan tiga aliansi gangster dengan modus berkonvoi berkeliling mengendarai motor, merupakan bentuk lain dari aktualisasi diri atau ajang menunjukkan eksistensi sebagai remaja yang memiliki pengaruh dalam sebagai penguasaan wilayah tertentu.

"Kita menemukan indikasi kelompok-kelompom ini ingin diakui," tegas Risky. 

Sementara itu, tersangka MDH mengakui, dirinya merupakan anggota gangster Westavia. Jumlah anggota kelompoknya yang ditangkap berjumlah tiga orang, termasuk dirinya.

Mengenai jumlah keseluruhan anggota gangsternya, ia mengaku tak mengetahui pasti. Namun, jumlahnya dipastikan tak sampai 100 orang.

"Yang ditangkap ada tiga orang. Jumlah anggota total gak sampai 100," katanya. 

MA, tersangka lainnya mengaku, dirinya saat itu hanya bertindak sebagai pengeroyok korban saja. Dia dibonceng dua orang temannya, mengendarai satu motor. Jumlah keseluruhan kelompoknya tidak sampai 20 orang.

"Saya AWR. Yang ikut ada empat motor  dan bonceng tiga semua," terangnya.

Sedangkan tersangka RN mengatakan, ketiga aliansi gangster yang diikutinya tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok gangster lain, seperti GukGukGuk atau AllStar.

Kelompok yang diikutinya ini, terbilang baru. Bahkan RN baru bergabung dua hari sebelum adanya kasus pengeroyokan tersebut.

"Hubungannya gak ada (sama geng lain GukGukGuk atau All Star). Dibentuknya gak tahu, saya baru ikut dua hari kemarin (sebelum aksi)," jelasnya.

Untuk senjata tajam yang dipakai, tersangka ANS mengungkapkan, senjata tajam celurit sepanjang satu meter tersebut milik temannya berinisial B yang buron.

"Itu punya B, beli kayaknya mungkin begitu," ujar ANS saat diinterogasi Kapolsek Karang Pilang, Kompol A Risky.

Sebelumnya, remaja berinisial MRF (16) pelajar kelas 1 SMK Negeri Kota Surabaya yang menjadi Supeltas di Jalan Raya Kebraon Gang V, Karang Pilang, Surabaya, menjadi korban kebrutalan gangster bercerlurit, Sabtu (20/5/2023) dini hari.

Remaja berpostur tinggi dan tegap itu, mengalami luka sobek pada bagian atas perut sisi kirinya, dan paha kaki kirinya.

Luka tersebut akibat sabetan celurit beberapa orang dari kelompok gangster bermotor yang tiba-tiba mengeroyoknya. 

Selain MRF, Antoni Wahyu Dwi Nurcahyo (20), juga menjadi korban kebrutalan gangster bersajam ini. Pemuda yang tinggal di kawasan Jalan Kebraon II, Gang Dukuh, Karang Pilang ini mengalami luka pada bagian dada dan punggung sisi kanan.

Meski sempat bersimbah darah, nyawa kedua remaja tersebut masih dapat terselamatkan, setelah warga membawa mereka ke RS Siti Khadijah, Sepanjang, Taman, Sidoarjo.

Ihwal peristiwa mengerikan yang menimpanya, Antoni bercerita, bahwa pada Sabtu (20/5/2023) dini hari, dia dan MRF menjadi petugas Supeltas penyeberang kendaraan jalan raya di  depan Gang V, Karang Pilang, Surabaya, mulai pukul 03.30 WIB.

Setelah hampir setengah jam menjalankan tugasnya, tiba-tiba dari arah selatan kawasan Jalan Raya Karang Pilang, melintas massa gangster rombongan remaja bermotor dengan menenteng berbagai senjata tajam dan tumpul, seperti celurit dan tongkat panjang.

Rombongan itu ternyata berbelok ke arah barat memasuki pintu gerbang Gang V yang menjadi lokasi Antoni dan MRF. 

"Dari Jam 03.30-04.00. Iya saya nyemprit di situ. Setengah jam (jam 04.30 diserang). Gangster iya. Kendaraannya motor vixion, matic, scoopy, beat, vario, enggak knalpot brong. Jumlah massa 20 lebih. Motor sekitar 10 motor, tapi ada yang boncengan 3 orang," katanya, saat ditemui TribunJatim.com, Senin (22/5/2023).

Tak jelas pemicunya apa, gerombolan gangster menghentikan laju kendaraan dan langsung mengejar kedunya. 

Menyadari diri mereka jadi sasaran, MRF bergegas kabur bersama Antoni, mengendarai motor Honda Beat yang diparkir di belakang pos penjaga pintu gerbang gang. Namun, karena panik, mesin motor  malah mati mendadak.

Tak pelak Antoni yang duduk di  boncengan terkena sabetan celurit sekitar 3-5 meter, yang diayunkan anggota gangster.

Melihat temannya terkena sabetan celurit, MRF turun dari motor dan kabur berlari.

Begitu juga Antoni, dia malah lebih dulu lari menyelamatkan diri meninggalkan MRF.

Antoni yang saat itu bersimbah darah akibat lukanya memilih kabur menuju area pemakaman umum Kelurahan Kebraon.

Justru MRF yang apes. Upaya pelariannya yang terlambat malah membuatnya disergap massa gangster yang mengeroyoknya.

"Gak ada bilang apa-apa soal motif mereka. Mereka cuma bilang; hayo hayo hayo ojo mlayu ojo mlayu. Gak ada aba-aba. Ya ada juga yang mabuk," ungkapnya.

Saat dikeroyok secara membabi buta itu, MRF sempat beberapa kali menangkis  sabetan tongkat dan celurit dengan  tangan kirinya.

Ia menduga gerombolan gangster tersebut akan tawuran dengan kelompok gangster lain.

Namun, saat melintas di kawasan Jalan Raya Kebraon Gang V, mereka secara liar menyerang dirinya dan Antoni hingga terluka.

"Saya sempat menangkis celurit saat kami dikeroyok. Pokoknya mereka datang langsung menyerang. Sepertinya mereka gak ketemu musuh, dan akhirnya golek golek musuh," terangnya.

Seingatnya, MRF melanjutkan, Antoni temannya itu terluka lebih parah. Selain luka sobek di punggung sisi kanan, dua jari tangan kiri Antoni nyaris putus, akibat nekat menangkis ayunan celurit panjang yang disabetkan anggota gangster

"Iya darah semua pokoknya, kita kena luka sabetan celurit mereka," jelasnya.

Seraya memegangi bagian luka di perut dengan lengan tangan kirinya. MRF mengaku, masih trauma akibat insiden tersebut.

Kini, ia tak lagi menjadi petugas Supeltas maupun pergi bermain hingga larut malam.

"Saya berharap semua pelaku bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya biar kapok," pungkasnya. 

Ikuti berita seputar Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved