Berita Surabaya
UWKS Ajak Warga Sumput Olah Limbah Makanan Jadi Sirup
UWKS melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan food waste dan pengolahan limbah pangan di tingkat rumah tangga kepada 50 ibu-ibu PKK Desa Sumput.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Zainal Arif
TRIBUNJATIM. COM, SURABAYA - Sebuah fakta mengejutkan, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil food waste (sampah makanan) terbesar di dunia, bahkan berada di peringkat pertama di Asean.
Hal itu disampaikan oleh Endang Retno Wedowati, Dosen Prodi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknik Universitas WIjaya Kusuma Surabaya.
Menurutnya untuk mengurangi limbah pangan, perubahan perilaku masyarakat menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan, lebih dari sekadar mengandalkan teknologi.
Masyarakat harus menyadari bahwa limbah pangan merupakan masalah yang serius.
Situasi inilah yang mendorong Civitas Akademika UWKS untuk turun langsung ke masyarakat dalam membantu mengatasi sampah makanan terutama di daerah perkotaan, tepatnya di Desa Sumput Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.
Mereka melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan food waste dan pengolahan limbah pangan di tingkat rumah tangga kepada 50 ibu-ibu PKK Desa Sumput.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Dr Soetomo Surabaya.
"Desa Sumput dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan wilayah perdesaan yang dekat dengan perkotaan, dan masalah limbah pangan umumnya lebih sering terjadi di daerah perkotaan."
"Kami berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dari kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang menghasilkan banyak sampah rumah tangga, termasuk limbah yang dihasilkan dari acara-acara seperti hajatan dan prasmanan," ujar Endang Retno Wedowati saat ditemui SURYA.co.id (Tribun Jatim Network) di Balai Desa Sumput Sidoarjo, Minggu (4/6/2023).
Ia menekankan warga agar dapat mengurangi limbah pangan, dimulai dengan mengambil makanan secukupnya dan mengatur konsumsi di tingkat rumah tangga.
Hal ini termasuk menghindari godaan untuk membeli bahan pangan dengan diskon besar karena terkadang mendekati tanggal kedaluwarsa.
Jika makanan dibeli secara berlebihan dan tidak terkonsumsi, maka makanan tersebut akan berakhir sebagai limbah.
Selain sosialisasi, peserta juga diberikan pelatihan terkait dengan pengolahan limbah pangan di tingkat rumah tangga.
Salah satu alternatif pengolahan yang diajarkan adalah fermentasi kulit buah-buahan menjadi minuman sehat yang bermanfaat bagi kesehatan.
Selain itu, juga diberikan pengenalan tentang eco-enzim kepada Ibu-ibu PKK.
Salah seorang peserta, Dewi Sandra, anggota PKK, mengungkapkan kepuasannya atas kegiatan ini.
"Kami menjadi lebih tahu tentang cara menghindari sampah yang berserakan, termasuk limbah sampah rumah tangga. Prosesnya tidak terlalu sulit dan bahan-bahannya banyak tersedia di rumah, hanya membutuhkan air dan gula. Selain itu, kami juga diajari tentang pembuatan kompos dari limbah rumah tangga," ujarnya.
Melihat kegiatan positif yang dilakukan akademisi kepada warganya, Kepala Desa Sumput, Kausar, berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan mengubah perilaku masyarakat dalam mengurangi limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya.
"Masalah pengelolaan limbah-limbah seperti ini memang terlihat simpel namun justru dampaknya di lingkungan itu sangat lebih besar."
"Artinya banyak limbah yang harusnya bisa dimanfaatkan karena kalau bicara Desa Sumput banyak sampah makanan yang dihasilkan dari rumah-rumah warga karena penduduknya juga ada sekitar 9 ribu penduduk," ungkapnya.
"Mudah-mudahan melalui kegiatan ini warga bisa memahami dampak-dampak yang ditimbulkan dari limbah makanan dan lebih-lebih mereka dapat mengolahnya menjadi suatu produk yang bermanfaat," harapnya.
Ikuti berita seputar Surabaya
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.