Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Kisah Dzahaby Razan Berbisnis Pembersih Motor, Modal Awal Rp 300 Ribu Kini Omzet Miliaran

Berawal dari modal Rp 300 ribu, kini bisa mencapai omzet miliaran Rupiah per bulannya. Hal itu dialami oleh Dzahaby Razan (23), lelaki asal Bangkalan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Taufiqur Rohman
Tribun Jatim network/Benni Indo
Menjalankan sebuah bisnis dengan latar belakang kesukaan (passion) bisa sangat menjanjikan. Berawal dari modal Rp 300 ribu, kini bisa mencapai omzet miliaran Rupiah per bulannya. Hal itu yang dialami oleh Dzahaby Razan, lelaki berusia 23 tahun dari Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. 

Ia juga sempat ditipu oleh mitra dan karyawannya sendiri.

Jika ditotal, kerugian yang ia alami bisa mencapai ratusan juta Rupiah.

Dzhaby juga sempat mengalami berada di titik jenuh berbisnis. Sampai akhirnya ia disadarkan oleh konsumennya.

"Saat itu ada konsumen yang pesan tapi tidak saya respon. Lalu konsumen menghubungi saya dan mewanti-wanti untuk memutus kemitraan."

"Dari situ saya mulai panik, apalagi uang sudah mulai menipis juga saat itu, hanya tersisa Rp 30 juta," ungkapnya.

Pengalaman itu membuat Dzahaby kembali rajin mengelola bisnisnya.

Kehidupannya yang boros mulai diubah dengan cara menyendirikan uang perusahaan dengan uang pribadi.

Meskipun berposisi sebagai pendiri dan pemilik perusahaan, namun Dzahaby mendapat gaji dari perusahaan.

Ia tidak bisa serta merta menggunakan seluruh uang yang masuk ke perusahaan.

Karyawan yang tidak jujur tidak diperpanjang kontrak kerjanya.

Inovasi pada produk juga terus ia kembangkan.

Kini, ada 18 varian produk yang ia jual. Harganya beragam mulai ribuan hingga ratus ribuan.

Dzahaby menyadari, tantangan bisnis ke depan tidak mudah.

Ia pun telah mempersiapkan diri untuk menghadapi itu. Menurutnya, inovasi produk menjadi salah satu senjata yang cukup ampuh untuk melawan tantangan bisnis.

"Konsumen saya mungkin sudah ada yang berubah. Awalnya muda, kini sudah tua sehingga kebutuhannya juga berubah. Maka kami perlu pertimbangkan kondisi seperti itu. Memang perlu inovasi," ujarnya.

Menurutnya, setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengembangkan dan melawan tantangan yang mereka hadapi.

Berdasarkan pengalaman bisnisnya, Dzahaby berbagi ilmu agar bisnis yang dilakukan oleh seseorang bisa melihat ceruk potensi pasar.

Di situlah tempat untuk menawarkan produk kepada para konsumen.

"Masing-masing orang punya caranya sendiri. Kalau menurut saya, dari awal tembak satu kebutuhan pasar saja."

"Satu ceruk pasar, yang diketahui dan dikuasai di sana, kalau tahu ceruk pasar, kita tahu bagaimana komunikasi di sana."

"Akhirnya lebih mudah menyentuh hati konsumen," terangnya.

Ikuti berita seputar Malang

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved