Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Rintihan Ibu Mimpi Anak Dibawa Buaya Putih, 2 Balita Surabaya Tewas Ditinggal, Kondisi Mengenaskan

Rintihan ibu mengigau saat mimpi anaknya dibawa buaya putih belakangan ini malah mengarah kepada penemuan dua balita yang tewas ditinggal kakaknya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com
Ibu dua balita yang mengigau anaknya dibawa buaya putih dan ternyata tewas tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus, Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu di Surabaya mengalami mimpi ganjil mengetahui anaknya dibawa oleh seekor buaya putih.

Buaya putih di dalam mimpi tersebut membuat kedua anak balita ibu di Surabaya ini tewas.

Ternyata, mimpi tersebut hasil sang ibu yang mengigau mengetahui anaknya hilang sudah beberapa hari.

Sang ibu pingsan berkali-kali setelah tahu kondisi mengenaskan dan keberadaan anaknya yang tenggelam di sungai.

Dua balita hilang setelah ditinggal kakaknya membeli bakso.

Nasib pilu dialami Sumiarti (sebelumnya Sumiati), wanita 40 tahun di Surabaya, Minggu (25/6/2023).

Pada pagi hari, ia dan keluarganya berbahagia karena anak keduanya lulus SMA.

Ia juga sempat menghadiri acara wisuda anaknya tersebut.

Akan tetapi, menjelang sore hari, Sumiarti harus menerima kenyataan, dua balitanya, dalam kondisi tewas.

Rintihan Sumiarti mengalami mengigau menyebut bahwa anaknya dibawa oleh seekor buaya putih.

Kondisi tersebut berkenaan dengan balita  LF (2) dan SN (3) yang akhirnya ditemukan tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus, Surabaya.

LF, telah ditemukan tewas mengapung di dekat pintu air sungai di Gunungsari, sekitar pukul 16.20 WIB.

Jasad korban sekarang berada di RSUD dr Soetomo Surabaya.

Korban rencananya akan dimakamkan pada Senin (26/6/2023).

Baca juga: SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Satu Balita Hanyut di Sungai Brantas Surabaya, 3 Skenario Dilakukan

Ibu asal Kedurus Pasar Lama ini ketika ditemui di rumahnya terlihat pingsan berkali-kali.

Ketika sadar, ibu berusia 40 tahun ini mengingau.

"Pak, tolong anak kita dibawa buaya putih," ucap Sumiarti dengan suara merintih.

Kondisi suami Sumiarti, Sutrisno, terlihat tidak jauh berbeda.

Kekalutan hatinya terlihat dari matanya yang merah.

Sutrisno dan Sumiarti, harus menerima kenyataan dua buah hatinya usia balita tenggelam di Sungai Brantas.
Sutrisno dan Sumiarti, harus menerima kenyataan dua buah hatinya usia balita tenggelam di Sungai Brantas. (TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN)

Sesekali Sutrisno terlihat sibuk menelepon keluarganya di kampung memberi tahu soal kabar duka itu.

Pasangan suami istri ini masih enggan bercerita.

Informasi dari sejumlah tetangga, tragedi ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.

Siang itu, dua korban bermain di pinggir sungai bersama NS, sang kakak.

Sumiarti, ibu dua balita yang tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus, Surabaya, pingsan berkali-kali, Minggu (25/6/2023).
Sumiarti, ibu dua balita yang tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus, Surabaya, pingsan berkali-kali, Minggu (25/6/2023). (Tribun Jatim Network/Tony Hermawan)

Sang kakak lalu meninggalkan adik-adiknya di lokasi untuk beli bakso di ujung gang.

Namun ketika kembali, dia tidak melihat adik-adiknya ada di lokasi sebelumnya.

Ia semula mengira adiknya sudah pulang ke rumah.

NS saat itu lantas pulang.

Namun, ternyata dugaannya salah.

NS dan Sumiarti, sang ibu lantas keliling kampung sembari memanggil nama kedua  korban.

Ternyata tidak ada satupun tetangga yang mengetahui keberadaan dua korban itu.

Baca juga: Dikira Bantal, Warga di Banyuwangi Kaget Temukan Kakek Tewas Tenggelam di Sungai, Lihat Kondisinya

Akhirnya, Sumiarti mendatangi rumah Nyoman, Ketua RT setempat untuk memeriksa CCTV.

"Di CCTV itu kelihatan jam 13.00 WIB lewat lapangan dekat sungai. Terus sekitar setengah jam kemudian kakaknya lewat sendirian arah balik ke rumah," kata Ridho, warga sekitar.

Kejadian ini kemudian dilaporkan ke polisi dan tim SAR Surabaya.

Tim rescue mencari satu balita tenggelam di Sungai Brantas.
Tim rescue mencari satu balita tenggelam di Sungai Brantas. (Tribun Jatim Network/Tony Hermawan)

Sekitar pukul 16.20 WIB, LF ditemukan tewas mengambang di jarak 100 meter dari lokasi dua korban bermain.

Lokasi penemuannya mendekati pintu air sungai di Gunungsari.

Sementara itu, pencarian SN, balita yang tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus, Surabaya, dilanjutkan pada Senin (26/6/2023) pagi.

Sehari sebelumnya, Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan melakukan pencarian selama delapan jam.

Baca juga: Tiga Bocah di Trenggalek Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Ada yang Sempat Dapat Pertolongan 

Penyisiran saat itu berhenti karena hari sudah terlalu gelap.

Pada pencarian yang dilakukan pada pukul 07.00 WIB, terlihat ada penambahan jumlah perahu karet.

Jika satu hari sebelumnya 5 unit, sekarang menjadi 7 unit.

Komandan Tim Basarnas Surabaya, Oktavino mengatakan, tim memperbanyak perahu karet karena radius pencarian korban diperluas. Jika kemarin, fokus mencari korban di jarak 100 meter dari dugaan awal kecelakaan terjadi, kini bertambah menjadi 800 meter.

"Prediksi kami tubuh korban tersangkut di eceng gondok dekat pintu air Gunungsari," kata Oktavino.

Skenario pencarian dilakukan dengan tiga cara.

Regu satu bertugas menyibak eceng gondok dari atas perahu. Regu kedua berenang di air terbuka. Sedangkan, regu ketiga menyelam di dasar sungai.

"Kendala kami jarak pandang di dalam sungai sangat gelap. Makannya, untuk pencarian di dasar sungai, penyelam kami harus melakukan teknik meraba," ungkap Oktaviano. (Tonny Hermawan/TribunJatim.com)

Sebelumnya, Sutrisno membopong jasad anaknya, L menuju pemakaman terakhirnya di Makam Bogangin, Surabaya. 

Penjual jamu itu tak menyangka balitanya usia satu setengah tahun pergi lebih dahulu daripada dirinya. 

Nestapa yang dirasakan Sutrisno seolah tak berujung. 

Bapak usia 50 tahun ini masih menunggu kepastian keberadaan S, balitanya usia tiga tahun yang juga ikut terseret derasnya air sungai. 

L dan S si balita tenggelam di Sungai Brantas wilayah Kedurus

Peristiwa naas itu bermula ketika dua balita dimomong oleh anak Sutrisno yang nomor tiga di lahan kosong seluas lapangan voli di pinggir sungai.

Tempat itu selama ini menjadi tempat favorit bagi warga sekitar untuk ngadem.

Warga biasanya duduk-duduk di bawah pohon mangga dan kersen. 

Baca juga: BREAKING NEWS - Dua Balita Bersaudara Tenggelam di Sungai Brantas Surabaya

Tapi siang itu tempat tersebut sedang sepi. Hanya anak-anak Sutrisno yang duduk-duduk di pinggir sungai itu. Lalu sang kakak memutuskan pergi sebentar meninggalkan kedua adiknya untuk beli bakso di ujung gang. Ketika kembali, ternyata kedua adiknya sudah tidak ada di tempat. 

Pada pukul 16.20 L ditemukan mengambang di sungai dalam kondisi tak bernyawa. Sedangkan sampai berita ini ditulis keberadaan S masih belum jelas keberadaanya.  

"Selama dua puluh tahun hidup berdekatan di Sungai Brantas, baru kali ini saya merasakan duka yang begitu menyayat," ucap Sutrisno dengan suara lirih. 

Rumah keluarga Sutrisno hanya berjarak 50 meter dari Sungai Brantas. 

Kalau mencari rumah mereka sangat mudah. Ada rumah yang dindingnya tanpa diplester di Gang Kedurus Pasar Lama, itulah tempat tinggal mereka. 

Baca juga: Misteri Dua Balita Tenggelam di Sungai Kedurus Surabaya, Polisi Sebut Minim Saksi dan Alat Bukti

Sumiarti (43), istri Sutrisno, awal-awal ada wabah Corona mengalami hamil kesundulan. Setelah melahirkan S jarak 9 bulan hamil lagi lalu melahirkan L. Hal tersebut membuat pasangan suami istri ini mempunyai anak 5. 

Anak pertamanya usia 20, sekarang bekerja serabutan di catering dekat rumah. Anak kedua baru lulus SMA. Anak ketiga baru menginjak SMP kelas II. Dua anak lain yaitu S dan L. 

"Anak kami itu banyak. Saya sama istri bertekad kerja keras. Kalau kami pas sama-sama kerja, anak kami yang sudah besar momong adik-adiknya," kata Sutrisno. 

Sutrisno sehari-hari jualan jamu keliling mengunakan sepeda motor. Sutrisno sebagai kepala rumah tangga tentu saja selalu ingin memastikan perut istri dan anak-anaknya aman-aman saja. 

Setiap hari dapur harus tetap ngebul. Makannya, Sutrisno kalau ada waktu longgar kerap ikut kerja serabutan di catering dekat rumahnya.

Pada 25 Juni Sutrisno melakukan pekerjaan sampingan itu. Namun, ikhtiarnya mencari rezeki tambahan buyar. Sejumlah tetangga datang ke tempat kerja membawa kabar S dan L tenggelam di Sungai Brantas.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved