Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Pengakuan Begal yang Beraksi di Surabaya Utara, Belajar dari TikTok, Minum Miras Sebelum Beraksi

Terungkap pengakuan 'ketua' komplotan begal remaja bersenjata celurit yang telah beraksi membacok para korbannya di 17 lokasi

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi
Saat tersangka ketua begal Yunus diinterogasi Kapolsek Lakarsantri Kompol Hakim 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Inilah pengakuan ketua begal yang biasa beraksi di Surabaya Utara.

Terungkap pengakuan 'ketua' komplotan begal remaja bersenjata celurit yang telah beraksi membacok para korbannya di 17 lokasi, tersebar di tiga kecamatan Kota Surabaya.

Tersangka yang merupakan pimpinan sekaligus otak kejahatan aksi pembegalan itu, bernama Yunus (19) warga Benowo, Surabaya.

Postur tubuhnya kurus, tinggi badannya 155 cm, dan tatapan wajahnya yang kuyu, namun siapa sangka, ia merupakan 'ketua' komplotan begal remaja beranggotakan empat orang.

Yunus Cs selama ini, beraksi di kawasan Surabaya sisi Barat dan Utara.

Saat beraksi, ia selalu mempersenjatai diri dengan celurit sepanjang satu meter yang digantungkan dekat dasbor motor.

Celurit itu akan diayunkan ke arah tubuh korban untuk menggeretak, agar segera menyerahkan harta bendanya.

Namun, jikalau korban nekat melawan, Yunus tak segan memantabkan ayunan sajamnya itu untuk melukai korban.

Senjata celurit yang dibawanya itu, merupakan pinjaman milik temannya.

Yunus mengaku, tidak ada yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk membegal.

Selama ini, dirinya menimba ilmu kejahatan itu, seorang diri, secara autodidak, melalui tayangan konten di TikTok.

"Ya diajak, itu teman semua, masih SMA lihat tiktok (belajarnya), ya begal nyatok. Tidak buat konten," ujarnya di halaman Mapolsek Lakarsantri, Rabu (12/7/2023).

Biasanya, benda berharga yang disasar oleh komplotan Yunus Cs seperti ponsel. Namun, beberapa kali aksi, ia tak segan merampas motor yang dikendarai para korbannya.

Korban yang dibegal biasanya anak-anak remaja di bawah umur.

Baca juga: Pemuda di Surabaya Dibuntuti Begal Bersenjata hingga Punggung Kena Bacok, Satu Pelaku Dihajar Massa

Agar makin beringas dan all out selama beraksi, ia bersama anggota komplotannya biasa menenggak arak Bali terlebih dahulu.

"Motor cuma sekali, di kawasan Suko Manunggal. Ya sudah tiga kali melakukan itu (begal sampai melukai korban).Saya minum arak Bali. Iya pesta miras dulu," jelasnya.

Saat beraksi, Yunus selalu mengajak tiga orang anggotanya yang lain, yakni SS (16), PRH (17), ST (17). Usia para anggotanya lebih muda dibandingkan dirinya. Beberapa diantaranya, malah masih mengenyam bangku pendidikan SMA.

Kalau Yunus sendiri, sudah lama putus sekolah, dan hidup seenaknya sendiri dengan mengandalkan aksi kejahatan untuk memperoleh penghasilan.

"Ada teman saya lainnya, namanya ST. Iya katanya sudah ditangkap (Polsek Suko Manunggal). Jualnya online (HP curian) di FB Rp500-800 ribu," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Kompol Hakim mengatakan, para komplotan begal tersebut, Yunus, PRH dan SS, ditangkap usai membacok remaja di Jalan JLLB Alas Malang, Sambikerp, Surabaya, pada Kamis (22/6/2023) dini hari.

Tersangka ST, salah satu anggota komplotan begal tersebut, justru berhasil ditangkap oleh anggota Tim Antibandit Polsek Sukomanunggal Polrestabes Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Mereka beraksi 4 orang biasanya. Satunya sudah ditangkap anggota Polsek Suko Manunggal, inisialnya ST," kata Kompol Hakim.

Catatan penyidikan para tersangka sudah melakukan aksi pembegalan tersebut, sebanyak 17 lokasi di tiga kecamatan Kota Surabaya.

Diantaranya, empat kali beraksi di Kecamatan Lakarsantri. Kemudian, lima kali beraksi di Kecamatan Asemrowo. Dan, delapan kali di Kecamatan Sukomanunggal.

"Mereka beraksi dalam keadaan mabuk, jadi mereka berani karena dipengaruhi miras. Mereka beraksi menyasar korban secara acak," pungkas Kompol Hakim.

Diberitakan sebelumnya, kronologi pembegalan yang dilakukan oleh komplotan begal tersebut, bermula saat RD dibonceng oleh temannya RF (16) mengendarai motor Honda Supra untuk bepergian membeli ikan hias di Pasar Ikan Mastrip, Jalan Gunungsari No 71, Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya, sekitar pukul 23.00 WIB, Rabu (21/6/2023).

Setibanya di sana, ternyata kios ikan hias penyedia ikan yang dicari oleh teman korban, tutup. Terpaksa, keduanya kembali ke rumah dengan tangan kosong.

Saat melintas di ruas Jalan Made Lakarsantri, Surabaya, sekitar pukul 00.30 WIB, Kamis (22/6/2023).

Motor yang ditumpangi keduanya mendadak dihentikan oleh tiga orang tak dikenal berboncengan mengendarai satu motor Yamaha Mio berbodi warna hitam dan ungu.

Ketiga orang tak dikenal itu, sekonyong-konyong memaksa RD dan RF menghentikan laju motornya dan turun untuk menyerahkan semua harta benda yang dibawa, terutama ponsel.

Kedua korban sempat hendak melakukan perlawanan, karena menganggap bahwa ancaman tersebut sebagai isapan jempol belaka.

Namun, saat ketiga orang tak dikenal itu masing-masing mengeluarkan senjata tajam; dua celurit panjang dan sebilah parang, dari balik jaket sweater hoodie warna gelap yang mereka kenakan. Nyali kedua korban, langsung susut.

"Teman anak saya malah sudah dikalungi celurit lehernya. Semula enggak mau mengeluarkan hpnya. Tapi setelah mengancam akan motong tangan anak saya. Akhirnya dikeluarkan," ujar ibunda korban RD, Muji Rahayu Ningsih, saat ditemui TribunJatim.com, di kediamannya, Senin (26/6/2023).

Para pelaku terus menerus memaksa RD dan RF menyerahkan ponselnya. RF sempat enggan menyerahkan ponsel yang tersimpan di saku bagian paha celana kanannya.

Namun saat para pelaku, menempelkan celurit pada leher RF dan sempat mengancam bakal menebas kedua tangan RD jika tak menuruti permintaan mereka. RF akhirnya mati kutu, dan terpaksa menyerahkan ponselnya itu kepada para pelaku.

"Anak saya mengira mereka tidak bawa senjata. Tapi ternyata bawa senjata. Cara melihatnya kok gak enak. Ternyata mengeluarkan senjata semua. Lalu suruh ngasihkan HP. Anak saya langsung memberikan HP. Karena sempat diancam tangan anak saya mau dipotong, dibacok," jelasnya.

Setelah memperoleh barang yang diincar, para pelaku lantas berlaru pergi meninggalkan kedua korban.

Namun, sebelum menggeber kencang motor sarana aksi yang mereka kendarai. Entah apa pemicunya, salah seorang pelaku menyempatkan diri melukai RD.

Pelaku yang sempat melukai korban itu, mendadak mengayunkan senjata tajam celurit panjang yang dipegangnya ke bagian pinggang belakang tubuh RD.

Tak cuma itu, para pelaku juga sempat membawa kunci kontak motor Honda Supra yang dikendarai para korban, dengan maksud para pelaku dapat melenggang pergi leluasa.

Akibatnya, RD mengalami luka sobek yang membuat darahnya bercucuran. Setelah meminta bantuan warga setempat. RD akhirnya dibawa ke IGD RSUD BDH untuk mendapatkan penanganan medis.

"Setelah dapat HP, pulang, si penodong anak saya menyempatkan diri membacok bagian belakang tubuh anak saya. Setelah itu kabur. Dan mereka juga sempat membawa kunci kontak motor teman anak saya. Dan motor ditendang," pungkasnya.

Kasus serupa juga pernah terjadi beberapa waktu lalu.

DA, warga asal Bulak Cumpat, Surabaya, diserang kelompok begal bersenjata celurit di Jalan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Surabaya, Senin (10/7/2023) dini hari.

Akibat insiden tersebut, punggung korban mengalami luka bacok.

Komplotan begal tersebut berjumlah 3 orang.

Satu orang berhasil disergap warga, sementara dua pelaku lainnya kabur.

Kasus ini sekarang ditangani Polsek Kenjeran.

"Satu tersangka sudah kami amankan, identitas pelaku yang lain sudah kami kantongi," kata Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, AKP Soeryadi, Senin (10/7/2023).

Dia mengatakan, F, salah seorang pelaku yang tertangkap sempat dihajar massa.

Kendati begitu, kondisi F tetap sadar dan hanya mengalami luka memar pada sebagian wajah dan pelipis.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Buyung Hidayat menyebut, korban langsung mendapat perawatan di tempat oleh petugas medis.

Korban mengalami luka sayatan di punggung sepanjang 7 centimeter dengan kedalaman luka 2 centimeter.

"Usai itu, korban langsung dirujuk ke RS Unair Surabaya, didampingi keluarga," kata Buyung Hidayat. 

Berdasarkan keterangan awal, korban mengaku hendak pulang ke rumah di kawasan Bulak Cumpat.

Saat melintas di Jalan Sukolilo Baru Surabaya sekitar pukul 02.00 WIB, pria 21 tahun itu dibuntuti satu motor yang ditumpangi 3 orang berboncengan. 

Lalu, pelaku mencoba menggarong motor korban, sambil mengacungkan celurit.

Pelaku lalu menyabetkan senjata ke punggung korban.

Dalam kondisi terluka, korban berteriak meminta pertolongan. Komplotan begal itu kemudian dikejar warga.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved