Pemilu 2024
Jawaban Santai Sandiaga Uno soal Suvei Cawapres LSI yang Tempatkan Dirinya di Bawah Erick Thohir
Inilah jawaban santai Sandiaga Uno soal hasil survei LSI yang menempatkan dirinya berada di bawah Erick Thohir sebagai cawapres.
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN- Inilah jawaban santai Sandiaga Uno soal hasil survei LSI yang menempatkan dirinya berada di bawah Erick Thohir sebagai cawapres.
Hasil Survei Cawapres terbaru, Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 1 hingga 8 Juli 2023, menunjukkan nama Sandiaga Uno, dibawah posisi Erick Thohir.
Erick bertengger di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 14,3 persen. Sedangkan Sandiaga Uno hanya meraup 11 persen.
Seusai mengunjungi Kantor DPC PPP Kota Madiun, Minggu (16/7/2023), Sandiaga Uno menanggapi hal tersebut dengan santai di depan awak media.
"Namanya survey naik turun. Namun tetap menjadi masukan bagi kami untuk bekerja lebih keras lagi dan juga lebih cerdas," ujar Sandiaga Uno.
Dirinya juga menambahkan, yang paling penting adalah kerja ikhlas, dan bekerja tuntas untuk menjemput kemenangan Pemilu 2024.
"Saya percaya, jika bekerja ikhlas, Allah akan memberikan kemudahan, untuk kebaikan ekonomi demi bangsa kita tercinta," ucapnya.
Mantan Wagub DKI Jakarta tersebut, optimis dan dipilih mendampingi Capres Ganjar Pranowo, sebagai Cawapres. Dirinya juga mengaku realistis, memberikan hasil yang terbaik.
"Kami berikan tawaran yang menarik untuk masyarakat. Hasilnya kami serahkan kepada Allah. Kami terus fokus, Insya Allah Bismilah menang," pungkasnya.
Sementara itu, hingga kini tiga nama terkuat menjadi calon presiden yang maju di Pemilu 2024 adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca juga: Ganjar Pranowo Kunjungan ke Ngawi, Sandiaga Uno ke Ponorogo, Bakal Bertemu di Madiun?
Namun, untuk Cawapres hingga kini koalisi parpol belum ada yang mengumumkan.
Lantas, mengapa bakal Cawapres tidak segera ditentukan dan diumumkan?
Pengamat pun mengatakan beberapa faktor penyebabnya.
Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (15/7/2023), diketahui dua koalisi partai politik (parpol) yang sejauh ini sudah terbentuk menjelang Pilpres 2024 masih belum menentukan bakal calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi bakal calon presiden (capres) masing-masing.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Partai Gerindra dan PKB belum memastikan bakal Cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Begitu juga dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) yang diisi Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS.
Koalisi ini belum mengumumkan bakal Cawapres setelah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Sementara satu poros lainnya, PDIP baru mengungkap sejumlah kandidat yang dipertimbangkan menjadi bakal Cawapres pendamping Ganjar Pranowo, di antaranya Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Terbaru, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sinyal bakal Cawapres pendamping Ganjar Pranowo akan diumumkan pada September 2023.
"Tetapi apakah Ibu Megawati Soekarnoputri bersama dengan para ketua umum yang mengusung Pak Ganjar akan mengumumkan pada bulan itu, ya kita konsultasikan bersama-sama termasuk dengan Presiden Jokowi," kata Hasto, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (12/7/2023).
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Nasdem Dedy Ramanta mengaku belum mengetahui bakal Cawapres yang akan diputuskan untuk mendampingi Anies Baswedan.
"Namanya final di kepala Pak Anies, kita saja belum tahu. Kalau itu (belum memberi tahu calonnya) Pak Anies punya pertimbangan waktu kayaknya," ujar Dedy, dilansir dari Kompas.com (16/6/2023).
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan bakal Cawapres belum diumumkan.
"Yang pertama, konsolasi politik Indonesia masih dinamis menjelang Pilpres dan Pemilu 2024," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (14/7/2023).
Menurut Cecep, kondisi dinamis ini terlihat dari kerja sama antarparpol yang belum terbentuk secara pasti.
Misalnya, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya seharusnya mudah menentukan Cawapres dan capres kalau hubungan politiknya jelas.
Namun, tidak semudah itu.
"(Pertimbangan menentukan Cawapres) bagaimana mereka kemungkinan menangnya besar, begitu," ujar Cecep.
Kemudian Koalisi Perubahan untuk Persatuan sudah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Namun, ketiga parpol tersebut masih harus menghitung elektabilitas kandidat yang akan diajukan sebagai bakal Cawapres.
"Semua bisa terjadi sampai batas terakhir pendaftaran capres-Cawapres di KPU November 2023. Sekarang masih ada tiga bulan lagi," tambah Cecep.
Selain itu, menurut Cecep, parpol juga masih menghitung elektabilitas tiap bakal capres dan Cawapres.
Mereka akan melakukan simulasi peluang menang dari sosok-sosok yang akan diajukan.
Baca juga: Jawaban Erick Thohir saat Namanya Disodorkan PAN Jadi Cawapres di Pilpres 2024: Saya Loyal
Parpol akan melakukan survei internal dan membandingkan peluang kemenangan capres-cawapresnya dengan capres-Cawapres lain.
Perlu juga pertimbangan peluang suara di pemilu jika diadakan satu dan dua putaran.
"Mereka tentu akan senang kalau ada parpol yang mengumumkan Cawapres duluan. Riset politik lebih mudah," ujar Cecep.
Di sisi lain, Cecep menyebut pengumuman bakal capres lebih cepat karena tren survei politik di Indonesia telah mengerucut ke tiga nama terkuat untuk dipilih rakyat, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Kalau nomor empat dan seterusnya itu lebih kecil. Butuh kerja keras (untuk meningkatkan elektabilitas). Jadi ya udah yang top three aja," ujarnya.
Nama-nama tersebut menurutnya, juga merupakan bagian dari parpol yang mendapat suara terbesar di DPR RI.
Ini membuat parpol tersebut bisa mengajukan nama capres.
Contohnya, Ganjar Pranowo dari PDIP sebagai partai pemilik kursi terbanyak (128), Prabowo Subianto dari Partai Gerindra (78), dan Anies Baswedan dari Partai Nasdem (59).
Cecep menduga, pasangan bakal capres-Cawapres akan diumumkan sekitar akhir Agustus atau menjelang penutupan pendaftaran capres-Cawapres oleh KPU.
"Parpol yang memilih pengumuman di awal waktu untuk mengonsolidasikan partai pengusungnya. Kalau lebih awal, mereka bisa lebih lama mensosialisasikan capres-Cawapres," jelasnya.
Sebagai informasi, KPU sudah menetapkan pencalonan capres-Cawapres pada 19 Oktober-25 November 2023.
Sementara masa kampanye berlangsung 28 November 2023-10 Februari 2024. Artinya, hanya ada sekitar 70 hari masa kampanye.
Sebaliknya, parpol mengumumkan pasangan capres dan Cawapres yang diusung pada akhir masa pendaftaran untuk melihat peluang dari lawannya.
Cecep menambahkan, parpol kemungkinan juga menunggu waktu-waktu tertentu yang dianggap keramat untuk mengumumkan capres dan Cawapres yang diusung.
Contohnya, 17 Agustus sesuai HUT Kemerdekaan RI.
"Menunggu momen yang tepat. Tapi, bisa berubah juga. Dinamikanya tinggi," ujarnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Alasan Nisya Ahmad Dilantik Jadi Anggota DPRD Jabar Padahal Kalah Suara Pemilu 2024, Ini Kata KPU |
![]() |
---|
Hadiri Pembekalan Caleg Terpilih dari PDIP se-Jawa Timur, Hasto Kristiyanto Bawa Pesan Megawati |
![]() |
---|
Hasil Lengkap Pileg 2024 Pasca Putusan MK, PDIP Raih Suara Terbanyak, Disusul Golkar dan Gerindra |
![]() |
---|
Penyebab Lima Caleg DPRD Bojonegoro Terpilih Hasil Pemilu 2024 Terancam Gagal Dilantik |
![]() |
---|
Dipecat Partai Usai Terbukti Geser Suara, Mimpi Dodik Jadi Anggota DPRD Kota Madiun Kandas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.