Berita Mojokerto
Kisah Dalang Cilik Sarijo dari Mojokerto, Sejak 3 Tahun Suka Wayang Kulit, Penerus Keluarga Seniman
Suara gamelan terdengar sayup dari rumah warga di Dusun Talunsudo, Desa Gunungan, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Suara gamelan terdengar sayup dari rumah warga di Dusun Talunsudo, Desa Gunungan, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Ternyata suara gamelan jawa berasal dari pemutar musik yang mengiringi seorang bocah cilik untuk memainkan wayang kulit.
Bocah kelas IV SDN Banyulegi itu adalah Pasha Raskha Syailendra atau yang akrab disapa Sarijo.
Diusia 10 tahun, Sarijo begitu serius berlatih dan totalitas menekuni bidang pewayangan menjadi dalang cilik.
Baca juga: Nopol Motor Jadi Petunjuk Polisi Mojokerto Kuak Pelaku Pengeroyokan di Jembatan, 2 Pria Masih Remaja
Siang itu cukup terik namun tak menyurutkan niat dalang cilik, Sarijo untuk berlatih memainkan wayang kulit.
Ia tampak mengenakan baju kebaya hitam lengkap dengan blankon, duduk bersila sembari memainkan wayang kulit dengan lakon Pandawa Lima. Kisah pewayangan menampilkan cuplikan Perang Baratayudha antara Pandawa dan Kurawa.
Ia juga fasih melafalkan bahasa jawa kuno dalam pertunjukan wayang kulit tersebut.
Usai pulang sekolah, Sarijo tetap giat berlatih memainkan wayang kulit di sebuah pentas mini sederhana, yang dilengkapi Kelir atau layar wayang kulit sekitar tiga meter dan satu batang Debog pisang di ruang tamu.
"Sejak umur 3 tahun sudah tertarik dengan wayang kulit karena suka ikut ayah dalang keliling," ucap Sarijo saat dijumpai di rumahnya, Minggu (23/7/2023).
Ia mengungkapkan memang keluarganya secara turun- temurun sudah dikenal sebagai dalang wayang kulit di Dawarblandong.
Baca juga: Armada Band hingga Nella Kharisma Siap Meriahkan HUT Kota Kediri ke-1.144
"Saya diajari ayah untuk menjadi dalang wayang kulit. Ya belajar dari orang-orang juga," jelasnya.
Menurutnya, awal tertarik dengan pewayangan saat diajak ayahnya menyaksikan pertunjukan kesenian wayang di gedung kesenian Surabaya. Setelah itu, ia menyukai wayang kulit dan menekuni untuk menjadi dalang cilik.
"Nah, suka wayang pas diajak ayah nonton pertunjukan kesenian di taman budaya Surabaya dulu, terus saya suka dan belajar. Awalnya itu saya belum mengerti pewayangan dan saat usia 6 tahun mulai belajar hingga sekarang usia 10 tahun," ungkapnya.
5 Tahun Lalu Warga Sudah Patungan, Jalan Rusak di Mojokerto Tak Digubris, Pemda: Belum Bisa Akomodir |
![]() |
---|
Sambut Libur Panjang, Ratusan Bus di Terminal Kertajaya Mojokerto Diperiksa |
![]() |
---|
Jadwal Pembelajaran Bulan Ramadan di Mojokerto, Awal Puasa Siswa Belajar di Rumah |
![]() |
---|
Kisah Bripka Muliono, Polisi di Mojokerto yang Nyambi Jadi Petani Setelah Bertugas |
![]() |
---|
Ini Penyebab Program Makan Bergizi Gratis di Kota Mojokerto Ditunda hingga 3 Februari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.