Berita Kabupaten Malang
Tak Bingung Gas Melon Langka, Aniyatul Gunakan Kompor Biogas Gratis dari TPA Talangagung Malang
Tak bingung saat gas elpiji 3 kilogram alias gas melon langka, Aniyatul sehari-hari gunakan kompor biogas gratis dari TPA Talangagung Malang.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dwi Prastika
Menurut Ani, penggunaan kompor biogas dirasakannya cukup menghemat keuangan.
Bahkan, kadang-kadang Ani hanya menghabiskan satu tabung gas melon dalam waktu satu bulan. Hal itu dirasakan cukup irit baginya.
Namun, ketika musim hujan tiba, ia akan lebih sering menggunakan kompor elpiji. Dikarenakan, pipa yang mengaliri biogas terkadang terkendala kemasukan air hujan.
"Pas hujan kadang-kadang macet, ya bisa menyala sih, tapi nyala apinya kecil," paparnya.
Ketika ditanya, perbedaan nyala api dari kompor biogas dengan kompor elpiji, dikatakan Ani nyala apinya sama. Bahkan, ketika kompor biogas lancar, nyala api lebih baik dari pada elpiji.
Dengan adanya kompor biogas, Ani mengaku sangat terbantu.
Baca juga: Antisipasi Bau di Venue Piala Dunia U-20, Pemkot Surabaya Semprotkan Larutan Organik di TPA
Selain itu, pemasangan pipa untuk mengaliri biogas juga gratis. Karena, seluruhnya telah ditanggung oleh pengelola TPA Talangagung.
Tak hanya itu, ia juga tidak dikenakan biaya setiap bulannya atas biogas yang ia gunakan untuk memasak sehari-hari.
"Mulai dari pemasangan, sampai penggunaan sehari-hari tidak ada pungutan biaya, semuanya gratis," imbuhnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Renung Rubiyataji melalui Rudi, seorang staf TPA Talangagung mengatakan, terdapat 300 warga yang sudah menggunakan kompor biogas.
Rudi memaparkan, inovasi kompor yang berasal dari gas metana ini sudah dilakukan sejak tahun 2009 silam.
Baca juga: Diduga Lupa Matikan Kompor, Rumah di Wonokromo Surabaya Ludes Terbakar, 1 Orang Luka Bakar
"Kita sudah mulai dari 2009, kita kembangkan sedemikian rupa dengan teknologi seadanya, sehingga pada 2011 sudah dilaunching oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kawasan mandiri energi," kata Rudi ketika ditemui di TPA Talangagung, Kamis (27/7/2023).
Awal mula muncul ide pembuatan kompor berbahan bakar biogas, dikatakan Rudi, berangkat dari pengendalian gas metana.
Di mana di TPA Talangagung, jenis sampah yang paling banyak ditemui berupa sampah organik.
Sampah organik merupakan salah satu penghasil gas metan. Di sisi lain, gas metan ini berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
gas elpiji 3 kilogram
Kecamatan Kepanjen
Malang
TPA Talangagung
biogas
TribunJatim.com
berita Kabupaten Malang terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Kisah Mariono Gelisah Kerja Pegawai Koperasi Banyak Kepalsuan, Kini Jualan Rumput: Penting Jujur |
![]() |
---|
Pelayan Warung Kopi Cetol Dapat Bonus Upah Layani Pengunjung sampai Malam, Sebulan Gaji Rp600 Ribu |
![]() |
---|
Sebelum Stadion Kanjuruhan Malang Diresmikan, PKL akan Ditertibkan, Dispora Sediakan Lahan |
![]() |
---|
Curiga Istri Berselingkuh, Suami di Malang Bacok Driver Ojek Online, Pesan WA Jadi Pancingan |
![]() |
---|
Jaenab Tetap Bertahan Teruskan Usaha Turun Temurun Jadi Perajin Alumunium, Kini Punya 8 Karyawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.