Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Harga Bawang Merah di Ponorogo Terjun Bebas, Petani Sebut Tak Balik Modal

Petani bawang merah di Ponorogo menyebut jika musim panen kali ini mereka merugi. Jangankan untuk untung, bahkan sekedar membalikkan modal saja mereka

Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Harga Bawang Merah Terjun Bebas, Petani di Ponorogo Sebut Tak Balik Modal 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Petani bawang merah di Ponorogo menyebut jika musim panen kali ini mereka merugi. Jangankan untuk untung, bahkan sekedar membalikkan modal saja mereka tidak bisa.

Pantauan di Desa Ringin Putih, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo mereka yang mempunyai lahan bawang merah mulai panen. Di depan rumah terdapat beberapa buruh petil bawang merah.

“Panennya bagus-bagus mbak. Bisa dilihatkan, bawang merahnya besar-besar. Tetapi harganya cuma Rp 12 ribu per kilogram  jika dijual dengan grosir. Jika ecer Rp 15 ribu per kilogram,” ujar petani bawang merah, Titik Suharti, Sabtu (15/8/2023).

Musim panen kali ini, kata dia, harga bawang merah terjun bebas dibanding musim panen sebelumnya.

Baca juga: Awalnya Rp30 Ribu per Kilogram, Kini Harga Bawang Merah di Tuban Bikin Pembeli Kaget

Dimusim panen sebelumnya, harga grosir bawang merah saja dihargai Rp 25 ribu per kilogram.

“Kondisi sudah sebulan. Kami disini sebulan lalu mulai panen memang. Tetapi harganya sama saja. Daripada disimpan malah membusuk akhirnya dijual seadanya,” katanya.

Dia menyebut merugi bukan asal ngomong saja. Titik menjelaskan secara perhitungannya bahwa untuk membeli benih seharga Rp 11 juta untuk membeli 1 kwintal bawang merah.

“Belum ditambah untuk harga pupuk yang satu karung Rp 1 juta. Untuk 1 kwintal benih bawang merah itu harus membeli 3 karung. Jadi total ada Rp 14 juta,” bebernya.

Dari 1 kwintal benih itu mendapatkan 10 kwintal bawang merah. Jika ditotalkan 10 kwintal dikalikan Rp 12,500 hasilnya Rp 12,5 juta,

“Jika dihitung saya mengeluarkan Rp 14 juta hanya mendapaykan Rp 12,5 juta jadi tak balik modal,” terangnya.

Dia menduga turunnya harga bawang merah karena daerah lain ikut panen. Seperti di Kabupaten Brebes Jawa Tengah juga Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.

“Harapan kami  paling tidak Rp 20 ribu per kilogram. Kalau bisa harganya juga kebih dari Rp 20 ribu per kilogram. Juga harga pupuk murah,” tegasnya.

Titik mengaku harus menjual bawang merah ketika panen. Perhitungannya, bawang merah jika disimpan lama tentu akan menyusutkan berat bawang merah itu sendiri.

“Kami juga perlu modal untuk memutar uang untuk membeli benih lagi dan melakukan tanam bawang merah lagi,” pungkas Titik

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved