Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Survei Lap Politik UMM: Prabowo dan Ganjar Tinggalkan Anies, Tokoh Muhammadiyah Diminta Turun Gunung

Lab Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memaparkan hasil survei opini publik di Jawa Timur, Kamis (10/8/2023).

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Sylvianita Widyawati
Lab Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memaparkan hasil survei opini publik di Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Hadir narasumber di acara itu adalah Prof Dr Siti Zuhro MA, peneliti utama BRIN, Dr Asep Nurjaman MSi, Pengurus LHKP Muhammadiyah, Prof H Kacung Marijan MA PhD, pengamat politik dan gubes Ilmu Politik Unair Surabaya dan Dr Sahudin SIP MSi MPA, Dosen Ilmu Pemerintahan Fisip UMM. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Lab Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memaparkan hasil survei opini publik di Jawa Timur, Kamis (10/8/2023).

Hadir narasumber di Survei Lab Politik UMM adalah Prof Dr Siti Zuhro MA, peneliti utama BRIN, Dr Asep Nurjaman MSi, Pengurus LHKP Muhammadiyah, Prof H Kacung Marijan MA PhD, pengamat politik dan gubes Ilmu Politik Unair Surabaya dan Dr Sahudin SIP MSi MPA, Dosen Ilmu Pemerintahan Fisip UMM.

Acara itu juga dihadiri undangan dari parpol, media dan lainnya. "Mudah-mudahan agenda ini bisa menepis stigma bahwa kampus alergi pada politik. Sering dianggap kampanye. Padahal para politikus lahir dari kampus. Tapi ekosistem di pendidikan, kemasannya beda. Ini mengkritisi fenomena politik di Indonesia lewat basis data yang dilakukan UMM," papar Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd di acara itu.

Kegiatan diawali paparan Ruli, Koordinator Lab Ilmu Politik UMM tentang hasil survei opini publik di Jatim. Dimana survei dilakukan pada 5-10 Juli 2023 pada 800 responden dengan margin error kurang lebih 3,5 persen dari selang kepercayaan 95 persen.

Sedangkan metodenya adalah multi stage random sampling. Survei dilakukan di 80 kelurahan dan desa terpilih di 31 kota/kabupaten di Jatim.

Sebaran responden dari 800 orang, sebanyak 99,3 persen beragama Islam. Sisanya beragama lain. Dari sebaran afiliasi ormas/kelompok keagamaan, 87,3 persen dari NU, Muhammadiyah 3,8 persen dan sisanya lainnya.

"Responden laki-laki dan perempuan 50:50," katanya. Dikatakan, dalam survei itu juga menanyakan peran politik Muhammadiyah dalam pemilu dan pilpres. 

Responden menjawab positif atau setuju. Hal itu juga mendapat respons dari Siti Zuhro dari BRIN. "Karena survei dilokalisr di Jatim, terlihat tidak membedakan sekat apapun. Bahkan respondennya kebanyakan warga NU. Ini yang menggelitik saya hasilnya. Karena mengerucut bahwa Muhammadiyah dinilai. Sebab tak muncul-muncul tokoh dari Muhammadiyah. Ketumnya bahkan tidak dikenal. Sungkan banget berkompetisi," ujar Siti Zuhro.

Dari hasil survei itu, ternyata mendorong Muhammadiyah tampil dan hadir. Mana Muhammadiyah? "Tokoh Muhammadiyah yang dikenal Prof Muhadjir. Di tingkat nasional kalemnya luar biasa. Harusnya lincah. Itu yang gemes pada Muhammadiyah, SDM luar biasa tapi kok untup-untuk saja tidak mau keluar, tandas peneliti ini," ujar Zuhro. Ia juga tertarik pada responden survei yang ternyata didominasi NU.

"Survei boleh salah tapi gak boleh bohong. Jika bicara di ranah publik, maka harus bicara siapa ndoro (tuan) funding survei," katanya. Dari pihak UMM menjawab jika anggaran survei dari Lab Ilmu Politik UMM.

"Ini ada kerinduan dari responden di Jatim yang menginginkan bahwa hei..tokoh-tokoh Muhammadiyah tolong turun gunung," urainya. Ada pesan dari survei itu. Ke depan, Muhammadiyah harus tampil. 

Ia berharap survei mendatang lebih ke substansi. Ia juga menyebut bahwa pemilu tak terkait dengan parpol. Dan sosok adalah yang menentukan.

Maka ke depan, capres harus menyampaikan visi misi yang jelas agar nanti surveinya lebih ke substantif. Sehingga dalam sistem pemilu langsung bisa menimbulkan empati agar nurani masyarakat bisa kesana. Serta memilih pemimpin yang nawaitunya untuk Indonesia lebih baik.

Dalam survei juga dilakukan simulasi pada nama-nama capres yang muncul. Ada Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Juga ada simulasi capres-cawapres.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved