Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Tak Cuma Siram Air Kencing dan Tinja, Wanita di Sidoaro Bikin Ulah Lagi, Kini Kena Batunya Sendiri

Masih ingat dengan emak-emak bernama Masriah? Dia merupakan pelaku teror pembuang kotoran ke rumah tetangganya.

Editor: Januar
Dok Menantu Wiwik, Nur Mas'ud
Kondisi depan rumah Wiwik yang diblokade Masriah menggunakan batu dan sepeda motor 

Saat itu, Surya Butarbutar memblokir akses jalan keluar masuk rumah Jeni pakai pagar besi.

"Tanggal 12 itu dia mengancam akan membakar rumah kami. Apapun bisa diperbuat, katanya.

Tetapi saya tidak sempat merekam karena saat itu kami dorong-dorongan," ungkap Jeni, Sabtu (26/8/2023).

Dalam perkara ini, ibu Jeni, ER Situmorang, janda tua renta yang sudah sakit-sakitan menjadi pihak yang paling memprihatinkan.

Wanita lanjut usia ini terkurung di dalam rumahnya sendiri akibat perbuatan pensiunan polisi bernama Bisara Tupal Butarbutar dan anaknya bernama Surya Butarbutar.

Untuk mendapat pertolongan medis pun dia tidak bisa.

Pada 14 Agustus lalu, atau dua hari setelah akses masuk ke rumahnya ditutup, keluarga sempat berniat membawa ER Situmorang ke rumah sakit. 

Nahasnya, lantaran tidak ada akses jalan, akhirnya ER Situmorang gagal dibawa berobat.

Tandu portabel milik ambulans yang datang ke rumah janda renta itu tak bisa masuk ataupun melompati pagar, karena ditutup paksa oleh keluarga Bisara Tupal Butarbutar.

Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan medisnya, Jeni terpaksa membeli obat-obatan dengan cara melompat pagar.

"Ambulans sudah datang tanggal 14, mau kami bawa ke rumah sakit tetapi berpikir kami untuk cara melompat. Ambulansnya pulang karena enggak bisa membawa ibu saya," kata Jeni Sirait.

Menurut Jeni, rumahnya ditutup paksa keluarga Butarbutar sejak 12 Agustus 2023 lalu.

Cekcok antara keluarga Butarbutar dengan keluarga Jeni bermula saat almarhum ayahnya membeli lahan yang kini dijadikan rumah oleh mereka dari Bisara Tupal Butarbutar pada tahun 1983.

Saat itu ada kesepakatan jika keluarga Jeni membeli lahan, maka pihak Bisara memberikan 3 meter lahan untuk akses jalan masyarakat.

Jalan yang dimaksud tepat di depan gerbang rumah Jeni menghadap Jalan Satahi, ke Jalan Pelajar Timur.

Dari mulai masuk Gang Satahi, ke rumah Jeni memang lahan milik Bisara.

Ternyata seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990, lahan milik Bisara yang awalnya tanah kosong mulai dibangun beberapa rumah kontrakan.

Nah, rumah kontrakan ini dibangun menutup setengah dari depan rumah keluarga Jeni, sehingga rumah mereka tertutup.

Sempat terjadi ketegangan, tapi akhirnya keluarga Bisara memberikan akses jalan untuk mobil, tetapi miring.

Sejak tahun 1995, sertifikat hak milik (SHM) keluarga Jeni pun keluar. 

Pada tahun 2021, rumah kontrakan milik Bisara kembali diperpanjang sampai nyaris menutup total pintu keluar masuk rumah Jeni.

Anak Bisara, Surya Butarbutar hanya menyisakan jalan untuk sepeda motor sekitar 1 meter.

Sempat terjadi keributan karena mereka menutup akses jalan, tetapi keluarga Bisara tak peduli.

Mereka ingkar janji soal memberikan lahan untuk jalan.

Sampai pada puncaknya tahun 2022, pihak Jeni melakukan gugatan atas akses jalan keluar masuk rumah mereka.

Di Pengadilan Negeri Medan, pada Maret 2023, keluarga Jeni menang dan pengadilan meminta agar keluarga Bisara membongkar bagian depan rumah kontrakan mereka dan memberikan akses jalan seperti dahulu.

Namun keluarga Bisara melakukan perlawanan.

Mereka mengajukan banding.

Pada tingkat banding Juli 2023, kata Jeni, ternyata keluarga Jeni menang lagi.

Lagi-lagi, keluarga pensiunan polisi itu melawan.

Kali ini mereka mengajukan kasasi.

Ternyata, sebelum keluarnya keputusan, atau tepatnya pada 12 Agustus, keluarga Bisara menutup total pintu keluar masuk rumah mereka.

Jeni dan keluarganya pun merasa kecewa dan kesal lantaran keluarga pensiunan polisi tidak menaati hukum.

"Namun mereka tetap tidak terima, dan mereka melakukan kasasi. Jadi ini masih proses kasasi, artinya masih status quo tapi mereka menutup total," ungkap Jeni.

Sekarang ini, kata Jeni, ia dan ibunya yang tua renta dan sakit-sakitan berharap pemerintah dan penegak hukum bisa bersikap adil kepada mereka.

Dia berharap juga agar Wali Kota Medan Bobby Nasution datang menyaksikan penderitaan yang mereka alami.

Besar harapan Jeni kepada Bobby Nasution sebagai Wali Kota sekaligus menantu Presiden.

"Kami minta tolong ke pak Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan memperhatikan kami, pemerintah perhatikan kami karena ini masih status peradilan. Secara kemanusiaan hanya jalan akses keluar tolong dibuka."

Seperti dikutip TribunJatim.com dari penelusuran Tribun Medan, tim berusaha mewawancarai pensiunan polisi bernama Bisara Tupal Butarbutar ke rumahnya tepat di simpang Gang Satahi.

Namun seseorang menyebut Bisara sedang tidak berada di rumah.

Seorang pria pun langsung cepat-cepat menutup pagar rumah milik Bisara.

Sementara anaknya, S Butarbutar nampak bergegas pergi ketika Tribun Medan mendatangi rumah Jeni dan keluarganya yang dikurung.

S Butarbutar sendiri disebut tinggal di rumah yang langsung menutup akses jalan rumah Jeni.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved