Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hamzah Rawat Ibu Pikun dan Bibi Difabel di Usia 32 Tahun, sebelum Kerja Masak hingga Ajak Berjemur

Tengah viral di media sosial kisah pria 32 tahun rawat ibu pikun dan bibi difabel atau disabulitas. Pria itu bernama Mohammad Hamzah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok @OzzaHyunk
Hamzah Rawat Ibu Pikun dan Bibi Difabel di Usia 32 Tahun, sebelum Kerja Masak hingga Ajak Berjemur 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial kisah pria 32 tahun rawat ibu pikun dan bibi difabel atau disabulitas.

Pria itu bernama Mohammad Hamzah.

Sosok Hamzah viral karena rawat ibu dan tantenya.

Ibu Hamzah bernama Rahmah, sedangkan tantenya bernama Satunah.

Rahmah kini berusia 73 tahun.

Sejak setahun lalu ia sudah benar-benar memerlukan bantuan Hamzah, walau untuk sekedar duduk.

Hari-harinya sudah banyak dihabiskan di atas kasur lantaran untuk berpindah tempat memerlukan bantuan orang lain.

Berbeda dengan Rahmah, kondisi Satunah jauh lebih baik. Meski penyandang disabilitas, ia masih bisa untuk sekedar berjalan dan makan sendiri.

Hamzah menceritakan, ia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Namun dua saudara lelakinya sudah berkeluarga sehingga dua lansia di rumah tersebut ia yang mengurusnya.

Baca juga: Tak Lagi Artis, Komedian Pulang Kampung ke Magetan, Jual Nasi Tempong Sambil Rawat Ibu Sakit

Sayangnya tepat setahun lalu, kondisi ibunya kian parah dan membuatnya harus ekstra sabar dalam mengurusnya.

"Ibu sudah pikun dan sedikit terganggu mentalnya. Kakinya kaku karena habis jatuh pas saya tinggal kerja. Jadi susah berjalan. Pandanganya juga sudah kabur," ungkapnya, Sabtu (2/9/2023), dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.

Melalui media sosial TikTok (@ozzahyunki), ia kerap mengunggah video mengenai aktivitas sehari-harinya.

Videonya ditonton jutaan kali oleh warganet.

Sebelum berangkat kerja, ia rutin menjemur ibunya lebih dulu di pelataran rumah.

Untuk mempersingkat waktu, dirinya memasak sarapan untuk mereka bertiga.

Baca juga: Dulu Kaya, Penyanyi Jatuh Miskin Tidur Sama Tikus, Eks Nia Ramadhani Sempat Rawat Ibu Sakit Mental

Dari beberapa video yang diunggah, Hamzah terlihat piawai dengan alat-alat di dapur.

Begitu semuanya beres ia segera merapikan ibunya lebih dulu sebelum sarapan.

Dengan telaten, ia menyuapi ibunya sementara bibinya bisa makan sendiri. Hamzah biasanya hanya memasukkan makanan saja ke piring dan menyediakan air minum.

Begitu semuanya selesai, ia baru mengisi perutnya. Kemudian berangkat bekerja.

"Saya kerja di percayakan, ketika ibu saya tinggal masih ada bibi yang jagain walaupun bibi cacat (disabilitas) dari lahir tapi beliau masih bisa mandiri," bebernya.

Kebaikannya mengurus dua lansia ini pun mendapat sorotan dari warganet.

"Ibumu keren bang, punya anak Sholeh sepertimu... Surga bang gak main-main Reward nya....," ucap Atrial Fibrilasi.

"COWOK BOLEH NANGIS GAK SI. GUE PALING GAK BISA KALAU SOAL ORANG TUA, SEBAB GUE UDAH GA ADA ORANG TUA, NENEK KAKEK JUGA GAK ADA," beber HND.

Sebelumnya juga viral kisah pemuda bernama Satrio Pamungkas (25).

Sebagai informasi, anak ketiga dari empat bersaudara ini viral karena merawat sang ayah yang mengidap stroke.

Disertai cerita teman-teman yang memintanya merantau dari Yogyakarta, ia memilih untuk mengurus ayahnya yang sakit sejak 2016.

Baca juga: Sudah 12 Tahun Rawat Ibu Eny, Ternyata Tiko Takkan Dapat Warisan? Hotman Paris: Makanya Hati-hati

Meski begitu, Satrio mengaku sempat melamar di pekerjaan lewat website.

Dengan penempatan di Jakarta, rupanya ia diterima di perusahaan yang dituju.

"Dulu iseng daftar di salah satu perusahaan di Jakarta. Kayaknya di tahun 2020 atau 2021. Itu nyoba aja lewat website loker, terus akhirnya dipanggil dan gajinya UMR Jakarta," katanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (16/5/2023).

Satrio bimbang karena hasrat merantaunya terbentur kebutuhan menjaga sang ayah dan menemani ibunya.

"Mah keterima di Jakarta. Lalu mama bilang kalau sekarang jangan dulu, mama butuh teman," sambungnya.

Baca juga: Cerita Haru Siswi SD Rawat Adik dan Kakeknya yang Sakit Seorang Diri, Ibu Hilang, Ayah Merantau

Kondisi ayahnya yang stroke pun menjadi pertimbangan untuknta menerima pekerjaan tersebut.

"Kalau mama sendirian kasian juga, butuh teman cerita. Kemudian bantu bapak juga," terangnya.

Kepada TribunJakarta.com, Satrio menceritakan ayahnya sudah terkena stroke sejak 2016 lalu.

Parahnya, separuh saraf kanan sang ayah sudah melemah dan sulit untuk digerakkan.

"Itu rutinitas aja dari 2016. Bapak itu kan sakit stroke sejak tahun 2016. Sekitar bulan September 2016 itu pecah pembuluh darah dan sempat koma selama lima hari," katanya saat dihubungi.

Ia yang belum berumah tangga pun akhirnya memilih untuk berbakti kepada orangtuanya. Meski ditengah gempuran banyak pihak yang memintanya untuk merantau.

Sebab, dalam video yang viral, ia menceritakan kerap kali ditanya untuk merantau.

Baca juga: Alasan Satrio Pria Viral Rawat Ayah Stroke Ketimbang Merantau, Ucapan Ibu Jadi Pertimbangan: Butuh

"Saya domisili di Yogyakarta. Hampir 80 persen teman saya itu merantau. Jadi sering dapat pertanyaan seperti itu. Merantau ajalah dari pada di Yogya ga berkembang. Beberapa ada yang ngomong kayak gitu. Apalagi sekarang pembukaan BUMN ya. Daftar BUMN biar karirnya bagus. Ada yang bilang begitu juga," lanjutnya.

"Namun pertimbangan utamanya orangtua. Kakak saya dua sudah berumah tangga, yang pertama tinggal di luar Yogya. Adik saya perempuan masih kuliah. Mama saya masih ada. Kalau cewek gak bisa mandiin, gak bisa angkat bapak. Saya mandiin bapak sebelum berangkat kerja. Bapak mandi sehari sekali," ungkapnya.

Atas alasan inilah ia memilih untuk membuat video tersebut dengan tujuan memberi tahu bahwa ada orangtua yang harus diurusnya.

Kemudian, ia juga ingin memberi tahu kepada calon jodohnya bahwa keadaannya seperti itu.

Secara terang-terangan ia mengatakan tak bisa merantau lantaran harus membantu ibunya mengurus sang ayah.

"Tujuan utama buat orang-orang yang ngomong (untuk merantau). Jadi gak perlu saya ngomong sama siapapun lagi. Iti juga nanti buat calon istri saya. Ini kondisi saya bisanya tinggal di Yogya, dekat orangtua gak bisa merantau," jelasnya.

Memilih untuk tak merantau, tak membuatnya bersedih. Satrio justru merasa bahagia bisa berbakti kepada orangtuanya.

Setiap hari, Satrio mengaku selalu bangun tidur di pukul 04.00. Setelah bangun, ia bergegas ke kamar sang ayah untuk memulai aktivitasnya.

Sembari menunggu air panas yang dimasak, ia biasanya mengisi waktu untuk salat lebih dulu.

"Bapak gak mandi pake air dingin. Panasin air, saya salat. Kemudian mandiin pakein baju. Lanjut beli sarapan buat bapak dan suapin bapak," terangnya.

Setelah semua beres, terkadang ia menyempatkan diri untuk mengantar sang ibu ke pasar.

Namun bila tak sempat, dirinya hanya mengepel rumah sebelum akhirnya bergegas ke kantor.

"Saya kerja di perusahaan swasta di Yogyakarta. Masuk jam 08.00-17.00. Kalau sempat, kadang nemenin mama ke pasar. Terus sebelum berangkat kerja ngepel dulu," ucapnya.

Begitu kembali ke rumah, ia langsung menyuapi ayahnya dan malamnya berbincang dengan ibunya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved