Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Pakar Komunikasi Politik Unair Merespons Aksi Adu Gagasan Bacapres di Kampus: Lingkungan yang Ideal

Pakar komunikasi politik Unair Surabaya merespons soal ajang adu gagasan bacapres di kampus: Lingkungan yang ideal.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Dwi Prastika
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi panggung para bacapres untuk berbicara pada publik tentang gagasan. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinamika politik masih terus terjadi, jelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Sejumlah bakal calon presiden (bacapres) sudah mulai menjalankan agenda politik.

Ajakan dan undangan debat terbuka mulai muncul dari berbagai kalangan sebagai ajang adu gagasan.

Terbaru, beberapa waktu lalu, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi panggung para bacapres untuk berbicara pada publik tentang gagasan.

Merespons hal tersebut, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo menilai, kampus sebagai salah satu lingkungan yang ideal untuk mengadakan ajang adu gagasan dan debat bagi bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.

Menurutnya, kampus memiliki sumber daya manusia yang kritis dan kompeten dalam berbagai bidang.

Kampus Sebagai Ruang Strategis

Menurut Suko Widodo, kampus lebih rinci dalam mengadakan kajian strategis.

"Kampus memiliki metodologi yang rinci dalam menakar setiap gagasan yang dibawakan ke publik. Kampus memiliki metodologi yang komprehensif untuk mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut," ujar Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Sikapi Maraknya Baliho Politik, Bawaslu Trenggalek Sebut Bukan Pelanggaran Pemilu

Selain itu, Suko menganggap kampus efektif dalam mengarahkan kampanye politik kepada pemilih pemula, terutama mahasiswa.

“Bacapres dituntut untuk lebih kritis dan strategis dalam menyampaikan gagasan. Eksistensi bacapres dalam menyampaikan gagasan lebih teridentifikasi dengan kritis dan mendalam,” ujar Suko.

Buka Ruang Diskusi Inklusif

Sistem dialog antar bacapres yang kampus adakan bukan merupakan gagasan baru.

Suko menjelaskan, sistem tersebut sudah lama digunakan di Amerika. Sebuah kemajuan bagi Indonesia untuk mulai melibatkan partisipasi politik generasi muda.

Baca juga: Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Pengamat Politik Unair Singgung Prosedur Demokratik

Selain itu, agenda kampanye politik di dalam kampus juga merupakan hal yang berlawanan dengan hukum. Selain itu, kampus relevan ketika dijadikan sebagai wadah diskusi yang inklusif.

“Mulai adanya kampanye politik yang masuk kampus tentunya perlu bekal informasi yang cukup untuk mengkaji dinamika politik menuju 2024,” ujar Suko.

Menjaga Integritas dan Keberimbangan

Suko juga menambahkan catatan bahwa tidak semua kampus memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengadakan kegiatan tersebut.

Diperlukan kampus dengan nilai integritas dan memiliki kajian yang relevan. Penting untuk diperhatikan bahwa kampus tersebut juga tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Nantinya hal tersebut akan menjadi tolok ukur keberimbangan agar tidak memihak ke salah satu pihak.

“Kesempatan para bacapres berdialog tentunya menjadi pertemuan strategis untuk bisa menilai visi dan misi yang dibawakan. Hal ini menjadi informasi penting bagi pemilih untuk menentukan pilihan saat pemilu,” pungkasnya.

Baca juga: Nasib AHY seusai Partai Demokrat Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Dicoret dari Bursa Cawapres Ganjar

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved