Berita Viral
Inilah Nurasiah, Ibu Siswa yang Tuntut Rp 50 Juta ke Guru Akbar, Kang Dedi Kasihan: Pukulan Sayang
Guru Akbar Sarosa pun mengungkap sosok ibu siswa yang menuntut ganti rugi darinya karena menghukum si anak perkara tak salat.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Nasib yang dialami Guru Akbar Sarosa membuat Kang Dedi Mulyadi kasihan.
Akbar Sarosa pun mengungkap sosok ibu siswa yang menuntut ganti rugi darinya karena menghukum si anak perkara tak salat.
Ya, Akbar Sarosa adalah sosok guru SMK hukum siswa tak salat.
Akibatnya, Akbar Sarosa diminta wali murid berhenti mengajar dan membayar ganti rugi hingga Rp 50 juta.
Guru Akbar Sarosa dilaporkan ke polisi hingga kini menjadi tahanan kota.
Guru agama SMK Negeri 1 Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat ini mengaku tak mampu membayar ganti rugi sebanyak itu.
"Status tahanan kota, belum sampai tuntutan insyaallah tanggal 18 baru persidangan tuntutan, ancamannya kalau berdasarkan pasalnya sekitar 3 tahun pidana," ucap Akbar Sarosi saat dihubungi Kang Dedi Mulyadi, dikutip TribunJatim.com dari BangkaPos.
Apa yang dialami Akbar Sarosa menjadi sorotan banyak pihak.
Lantas, siapakah sosok wali murid yang ngotot tak maafkan Akbar Sarosa?
Baca juga: Guru Akbar Hukum Siswa Ogah Salat Pilih Disidang Ketimbang Berhenti Ngajar, Kini Jadi Tahanan Kota
Dalam Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Akbar Sarosa akhirnya membongkar sosok ibu wali siswa tersebut.
Akbar mengatakan nama ibu siswa tersebut bernama Nurasiah.
Sementara, siswa yang dihukum karena tidak salat ini seorang siswa laki-laki berinisial A kelas 10.
"Ibunya bernama Nurasiah," ucap Akbar Sarosa.
"Siswanya laki-laki kelas 10, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKR)," jelasnya.
Baca juga: Akhir Nasib Guru Akbar setelah Hukum Siswa Ogah Salat, Tak Ditahan, Kepsek: Semata-mata Tugas Mulia
Dalam upaya mediasi, ibu siswa Nurasiah menuntut Akbar Sarosa untuk membayar ganti rugi sebesar Rp50 juta sebagai syarat berdamai.
Akbar mengklaim bahwa ia hanya mampu membayar sekitar Rp10 juta, sesuai dengan kemampuannya sebagai guru honorer.
"Kalau untuk yang Rp50 juta itu ketika proses mediasi kemarin saya bersama Kepala Sekolah dan orangtua saya pergi ke rumah ibunya untuk melakukan mediasi, dan kita sampaikan disana bahwa kita mampu mengganti biaya ganti rugi itu sekitar Rp10 juta karena memang sampai disitu kemampuan saya membayar selaku guru honorer," jelasnya.
Meski ibu siswa sempat menurunkan tuntutan menjadi Rp20 juta, Akbar mengaku bahwa ia tetap tidak mampu untuk membayar jumlah tersebut.

Dalam mediasi tersebut, ibu wali siswa Nurasiah juga meminta Akbar untuk berhenti mengajar.
"Ibu siswa sempat menurunkan ke angka Rp20 juta tapi saya gak mampu karena terlalu tinggi," Kendati begitu, ibu siswa menuntut Akbar uang sebesar Rp20 juta dan meminta untuk berhenti mengajar.
Namun, Akbar menolak permintaan ini dan memutuskan untuk melanjutkan proses persidangan.
Kasus ini telah mengakibatkan Akbar Sarosa berstatus tahanan kota dan menghadapi potensi hukuman penjara selama 3 tahun.
Kang Dedi yang mengikuti perkembangan kasus ini, mencatat bahwa proses persidangan ini menghilangkan kemungkinan adanya negosiasi damai.
Baca juga: Pengakuan Siswa Lain soal Hukuman Guru Akbar karena Tak Salat, Nasib Tetap Bayar Rp 50 Juta? ‘Buntu’
Kang Dedi juga berharap bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan memberikan tuntutan yang lebih ringan kepada Akbar dan akhirnya membebaskannya.
Ia mengingatkan bahwa tujuan Akbar adalah mendidik siswa dan memberikan kasih sayang, dan harapannya adalah bahwa JPU akan mempertimbangkan niat baik ini.
"Apabila tujuan bapak mendisplinkan siswa, mendidik siswa. Andai kata ada pukulan tapi pukulan kasih sayang bukan pukulan kebencian mudah-mudahan nanti JPU menuntut bapak bebas," harap Kang Dedi.
"Mohon doanya kang," sahut Akbar.
"Karena memang pada dasarnya saya tidak ada sama sekali niatan untuk melakukan hal tersebut," sambungnya.
Kronologi Kejadian
Diceritakan Akbar, mulanya insiden dirinya menghukum murid terjadi tepat setelah azan zuhur di sekolah.
"Jadi awalnya sekitar hampir jam 12 saat itu saya sedang duduk di gerai, di samping gerai ada gerbang yang sudah dibongkar pihak sekolah,"
"Di tempat itu ada beberapa siswa yang sedang duduk-duduk," cerita Akbar dikutip TribunJakarta.com dari YouTube tvOneNews, Senin (9/10/2023).
Saat itu Akbar mengaku hanya memperhatikan para siswa tersebut karena khawatir ada yang pulang sebelum waktunya.
"Karena di sebelahnya itu ada gerbang, ada beberapa siswa yang hendak ingin pulang, padahal bel pulang belum dibunyikan,"
"Jadi ada beberapa siswa yang sempat terlihat pulang tanpa izin," sambung Akbar.
Baca juga: Akhirnya Guru Akbar Akui Pukul Murid yang Tak Salat Pakai Kayu, Saya Buang, Tak Bantah Hasil Visum
Akbar pun akhirnya menghampiri beberapa siswa yang sedang duduk-duduk tersebut bertanya soal apakah ada siswa yang pulang sebelum waktunya.
Di antara beberapa siswa tersebut, Akbar mengaku salah satunya ada korban.
"Mereka pun tidak ada yang tahu teman-temannya yang pulang duluan, saya bilang 'yaudah gapapa, yang penting kalian jangan ikut kabur'," kata Akbar kepada para siswa.
Tak lama berselang terdengar azan zuhur berkumandang.
Akbar pun mengajak para siswa untuk salat berjamaah, tetapi dicueki.
Akbar mengatakan para siswa tak merespon ajakannya ke masjid untuk salat berjamaah.
Akbar bahkan harus mengajak mereka berulang kali.
"Ayo kita pergi salat, tapi siswa-siswa itu tak ada yang bereaksi sama sekali. Saya ajak lagi, mereka tetap tidak bereaksi," kata Akbar.
"Yang terakhir kali saya ajak, ada korban di sana. Tetap tidak ada reaksi akhirnya di sana terjadi perbuatan yang saya bisa katakan untuk mendisiplinkan anak-anak," sambungnya.
Saat itu Akbar mengaku melakukan pemukulan kepada MA dengan menggunakan kayu.
Namun Akbar menyebut, pukulan ia arahkan ke tas korban, bukan tubuh.
Pasalnya Akbar tak ingin korban mengalami luka.
Baca juga: Cerita Guru Akbar Sebelum Hukum Muridnya yang Tak Mau Salat Jemaah, Arahkan ke Ransel: Tak Ingin
"Saya pukul pakai kayu adalah hal yang benar, itupun yang saya pukul hanya MA dan ke ranselnya. Karena kebetulan anak itu pakai ransel,"
"Saya sengaja kena tas karena perhitungan saya kalau saya kenakan ke anggota tubuhnya bisa mengakibatkan cedera," sambungnya.
Meski begitu, Akbar sadar apa yang dilakukannya merupakan suatu kesalahan.Untuk itu Akbar pun meminta maaf atas perbuatannya kepada MA.
Akbar mengaku sudah melakukan mediasi dengan orangtua MA tetapi tak menemukan solusi.
"Di proses mediasi itu tidak ditemukan titik temu, akhirnya berujung pengadilan," kata Akbar.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Nurasiah
Akbar Sarosa
guru SMK hukum siswa tak salat
SMK Negeri 1 Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat
Kang Dedi Mulyadi
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Dedi Mulyadi
Fakta Pekerja Asing Ngamuk di Perusahaan Penipuan Online Kamboja karena Upah, Komputer Dihancurkan |
![]() |
---|
Ayahnya Dipenjara Korupsi Rp26 M, Anak Eks Wali Kota Kepergok Curi Sepatu Jemaah di Masjid |
![]() |
---|
Anak Syok Baca Wasiat Setelah Ayahnya Meninggal, Satu Keluarga Mendadak Hancur Tahu Fakta Aibnya |
![]() |
---|
Rela Beri Tumpangan Gratis untuk Anak Yatim Piatu, Driver Ojol Ungkap Kisah Pilunya di Masa Lalu |
![]() |
---|
Negara Rugi Rp 3 Miliar karena Warga Cetak SIM Palsu Sejak Tahun 2020, Pelaku Beli SIM Bekas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.