Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Harga Cabai di Lamongan Melambung Tinggi, Naik 50 Persen Sepekan Terakhir

Harga cabai di sejumlah pasar tradisonal yang ada di Lamongan terus merangkak naik. Bahkan harga cabai di Pasar Sidoharjo saat ini menyentuh diangka R

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Hanif Manshuri
Salah satu pedagang cabai di Pasar Sidoharjo, Senin (23/10/2023). Harga cabai di Lamongan disebut melonjak naik sejak sepekan terakhir 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Harga cabai di sejumlah pasar tradisonal yang ada di Lamongan mulai terus melambung tinggi. Bahkan harga cabai di Pasar Sidoharjo saat ini menyentuh diangka Rp 60 ribu per kilogram.

Naiknya harga cabai di pasaran ini salah satu sebabnya adalah cuaca ekstrem akibat El Nino. 

Mahalnya harga cabai rawit di pasar tradisional ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir yang kenaikannya mencapai 50 persen dari sepekan sebelumnya di kisaran harga Rp 32 ribu per kilogram.

"Kalau pekan lalu Rp 32 ribu per kilogram, awal pekan ini sudah Rp 60 ribu per kilogram," kata Maskamah, salah seorang pedagang di Pasar Sidoharjo.

Harga serupa juga berlaku di Pasar Sukomulyo Lamongan, Pasar Babat, Pasar Sukodadi, Pasar Sekaran, Pasar Paciran dan Pasar Blimbing.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Anom Baru Sumenep Melejit, Berbanding Terbalik dengan Cabai Merah Besar

Ketua perwakilan pedagang Pasar Lamongan, Iin Rusdiawati mengungkapkan,  sudah hampir 2 pekan terakhir ini cabai mengalami kenaikan cukup signifikan. 

"Cabai rawit sekarang pada angka Rp 60 ribu," katanya.

Sedangkan cabai lalapan hijau kini mencapai Rp 35 ribu perkilogram. Cabai merah besar  stabil Rp 28 ribu perkilogram.

Tingginya harga cabai disinyalir  karena cuaca ekstrem, selain pasokan berkurang. Para petani banyak yang mengalami gagal panen akibat cuaca panas ekstrim. 

Kepala Disperindag Lamongan,  Anang Taufik  dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Senin (23/10/2023) menjelaskan, saat ini masa panen cabe rawit merah di dataran rendah sudah hampir berakhir sedangkan di dataran tinggi pada Oktober ini baru mulai tanam. 

Baca juga: Harga Cabai dan Daging Ayam di Jember Melonjak Naik saat Idul Adha, Ini Penyebabnya

Berkurangnya panen cabai akibat kekeringan sebagai dampak El Nino. , Seperti misalnya, masa panen cabe rawit merah di dataran rendah sudah hampir berakhir sedangkan di dataran tinggi pada Bulan Oktober baru mulai tanam.

"Selain itu, ada pengurangan luas area panen cabai akibat kemarau," ungkap Anang.

Meski mengalami kenaikan, Anang memastikan stok cabai di Lamongan masih mencukupi.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved