Pemilu 2024
Kisah Cinta Anies Baswedan dengan Istri saat Kuliah, Pertemuan Hingga Kencan Pertama Tak Biasa
Istri Anies Baswedan diketahui bernama Fery Farhati. Anies dengan istri dulunya kuliah di perguruan tinggi yang sama.
Setelah kembali ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik.
Anies Baswedan bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia (TVRI) cabang Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.
Deretan pendidikan dan pengalaman tersebut membuat Anies Baswedan semakin aktif berkiprah dalam kegiatan akademik dan non-akademik sejak masa mudanya.
Baca juga: Muncul Rumor Anies-Muhaimin Duet di Pilpres 2024, PDIP Tegaskan Poros Ganjar Pranowo Paling Solid
Oleh karena itu, setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Anies Baswedan melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gajah Mada (UGM), salah satu universitas terbaik di Indonesia dan banyak menyabet penghargaan.
Dia diterima bergabung di Fakultas Ekonomi pada 1989-1995.
Saat kuliah di UGM, Anies Baswedan tetap aktif berorganisasi. Dia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam, lalu menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Di fakultasnya, Anies Baswedan berhasil menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidangi kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada waktu itu.
Hal yang membanggakan lagi, dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992 dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan di UGM.
Anies Baswedan membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada 1993.
Selama masa kepemimpinannya, dia memulai gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.
Anies Baswedan turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.
Ketika sedang duduk di bangku kuliah, tepatnya pada 1993, Anies Baswedan mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah pada musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia.
Adapun beasiswa itu, dia mendapatkannya setelah memenangkan sebuah lomba menulis dengan tema tentang lingkungan.
Pada 1995, Anies Baswedan mendapat gelar sebagai Sarjana Ekonomi (Bachelor of Science equivalent) dari Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, Indonesia.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Maryland, College Park, Amerika Serikat (AS).

Kehidupan dan perjalanan karier Anies Baswedan
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, dia menikah dengan perempuan bernama Fery Farhati Ganis, tepatnya pada 11 Mei 1996.
Fery bukanlah perempuan biasa, sebelum menikah dengan Anies Baswedan, ternyata dia memiliki deretan profesi mentereng dan berhasil meraih banyak prestasi.
Setelah menikah dengan Anies Baswedan, Fery turut mendukung suaminya dengan aktif dalam berbagai bidang.
Fery sendiri pernah menjabat sebagai Ketua PKK DKI Jakarta, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi DKI Jakarta, Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta, Penasihat Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi DKI Jakarta, dan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi DKI Jakarta.
Fery juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai lembaga dan organisasi. Dia menjadi ibu dari empat orang anaknya bernama Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan.
Meskipun sudah menikah, Anies Baswedan tidak berhenti untuk menimba ilmu. Dia melanjutkan pendidikan S2.
Pada 1998, dia mendapat gelar sebagai Master of Public Management, Sekolah Urusan Publik dari Universitas Maryland.
Tak lelah menimba ilmu, kemudian dia juga melanjutkan pendidikan di Northern Illinois University, AS.
Tepat pada 2004, dia menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar Doctor of Philosophy, Departemen Ilmu Politik dari Universitas tersebut.
Ketika sedang menimba ilmu S3, dia berkarier sebagai Research Assistant di Kantor Penelitian, Evaluasi, dan Studi Kebijakan, Northern Illinois University pada 2000 sampai 2004.
Baca juga: Reaksi Keras Demokrat Jatim soal Keputusan Anies dan Surya Paloh Pilih Cak Imin: Jadi Preseden Buruk
Setelah menyelesaikan pendidikan S3, Anies Baswedan tetap berkiprah dalam banyak hal. Dia sering berkarier dan mendapat posisi bergengsi yang membuat dia semakin dikenal oleh publik.
Pada 2004-2005, Anies Baswedan berkarier sebagai Research Manager, IPC Inc., Bannockburn, Illinois, USA.
Kemudian, dia melanjutkan kariernya sebagai Senior Researcher, Lembaga Survei Indonesia pada 2005 hingga 2007.
Bukan hanya itu, dia juga berkarier di National Advisor for decentralization and regional autonomy, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, selama satu tahun tepatnya pada 2006-2007.
Kemudian, Anies Baswedan melanjutkan kariernya di Research Director, Institut Indonesia, Pusat Analisis Kebijakan Publik, pada 2005 hingga 2009.
Pada 2007, Anies Baswedan juga menjabat sebagai Rektor dan Presiden di Universitas Paramadina Presiden.
Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan itu disebut sebagai rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yakni ketika masih berusia 38 tahun.
Anies Baswedan juga dikenal sebagai anggota Dewan Pemimpin Muda untuk Indonesia di Jakarta, sejak 2008 hingga sekarang.
Anies Baswedan pun menjabat sebagai Dewan Penasehat Bina Antarbudaya di Jakarta, Indonesia sejak 2009 sampai sekarang.
Pada 2010-2013, dia menginiasi gerakan Indonesia mengajar dan menjabat sebagai Founder dan Chairman di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.
Kemudian, Anies Baswedan mulai terjun dan berkarier dalam dunia pemerintahan di Indonesia.
Dia menjabat sebagai anggota Panitia Seleksi Komisaris KPU dan Bawaslu, selama satu tahun, tepatnya pada 2011 hingga 2012.
Sejak 2009, dia menjabat sebagai Dewan Manajer AMINEF di Jakarta hingga 2013.
Mulai September 2013, Anies Baswedan diangkat sebagai Dewan Pengawas AMINEF di Jakarta, Indonesia hingga saat ini.
Puncak karier Anies Baswedan terjadi pada 2014, dia terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet kerja masa kerja 2014 hingga 2019.
Selain deretan pendidikan dan karier menterang yang dipaparkan di atas, Anies Baswedan juga berhasil mendapat banyak penghargaan dan mengikuti banyak konferensi bergengsi di luar negeri.
Biodata Anies Baswedan
Nama: Anies Baswedan
Agama: Islam
Istri : Fery Farhati Ganis, S.Psi, M.Sc
Anak : Ismail Hakim, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Mutiara Annisa
PENDIDIKAN
SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta ( 1982 )
SMP Negeri 5, Yogyakarta ( 1985 )
SMA, South Milwaukee, Senior High School (AFS Year Program), Wisconsin, Amerika ( 1988 )
SMA Negeri 2, Yogyakarta ( 1989 )
S1. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta ( 1995 )
S2. University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ( 1998 )
S3. Northern Illinois University, Department of Political Science, DeKalb, Illinois, Amerika Serikat ( 2005 )
KARIER
Redaktur dan Pembawa Acara "Tanah Merdeka" (Program TVRI Yogyakarta) ( 1989 - 1991 )
Program Koordinator di Center for Student and Community Development ( 1993 - 1994 )
Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat antar Universitas (PAU)
Studi Ekonomi UGM ( 1994 - 1996 )
Peneliti pada The Office of Research, Evaluation, and Policy Studies, Northern Illinois University (2000 - 2004)
Peneliti pada Center for Governmental Studies, Northern Illinois University ( 2000 - 2000 )
Research Manager di IPC, Inc., Chicago, Illinois, Amerika ( 2004 - 2005 )
Direktur Riset The Indonesian Institute, Center for Public Policy Analysis, Jakarta ( 2005 - 2009 )
Peneliti Utama di The Indonesian Survei Institute (LSI), Jakarta ( 2005 - 2007 )
National Advisor Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Partnership for Governance Reform, Jakarta ( 2006 - 2007)
Rektor Universitas Paramadina ( 2007 - 2011 )
Pendiri dan Ketua Gerakan Indonesia Mengajar ( 2010 )
Presenter Program Save Our Nation, Metro TV ( 2010 )
Presenter Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika ( 2010 )
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja (2014-2016)
Gubernur DKI Jakarta (2017-2022)
PENGHARGAAN
AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS ( 1987 )
JAL Scholarsip ( 1993 )
Fulbright Scholarship ( 1997 )
ASEAN Student Awards Program (USAID-USIA-NAFSA) ( 1998 )
William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland ( 1998 )
Indonesian Cultural Foundation Scholarship ( 1999 )
Gerald Maryanov Fellow, Northem Illions University ( 2004 )
William P Cole III Fellow di Maryaland School of Public Policy, ICF Scholarship ( 2005 )
Beasiswa Fulbright from The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). (1997 - 1998).
William P. Cole III Fellowship from School of Public Policy, University of Maryland, USA (1998).
Beasiswa ICF in New York (1999-2003).
Gerald S. Maryanov Fellow from Northern Illinois University, USA (2004).
Top 100 Intelektual Publik from Foreign Policy Magazine (2008).
20 Angka Masa Depan Dunia "20 Orang 20 Tahun" from Foresight Magazine, Tokyo, Japan (April 2010).
Pemimpin Global Muda from World Economic Forum at Tanzania (June 2010).
Nakasone Yasuhiro Awards (June 2010).
500 Muslim Paling Berpengaruh (2010).
Pengunjung Internasional untuk Tahun Akademik 2010 - 2011 (Mei 2011).
Penghargaan Soegeng Sarjadi untuk Inisiatif Hak Asasi Manusia (Oktober 2011).
Anugerah Integritas Nasional from Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia (Agustus 2013).
Penghargaan Tokoh Inspiratif from Anugerah Hari Sastra Indonesia (Juli 2013).
Dompet Dhuafa Award 2013 from Dompet Dhuafa (Juli 2013).
Penghargaan emas from Rakyat Merdeka (Juni 2013).
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Sebagian artikel diolah dari Grid
Alasan Nisya Ahmad Dilantik Jadi Anggota DPRD Jabar Padahal Kalah Suara Pemilu 2024, Ini Kata KPU |
![]() |
---|
Hadiri Pembekalan Caleg Terpilih dari PDIP se-Jawa Timur, Hasto Kristiyanto Bawa Pesan Megawati |
![]() |
---|
Hasil Lengkap Pileg 2024 Pasca Putusan MK, PDIP Raih Suara Terbanyak, Disusul Golkar dan Gerindra |
![]() |
---|
Penyebab Lima Caleg DPRD Bojonegoro Terpilih Hasil Pemilu 2024 Terancam Gagal Dilantik |
![]() |
---|
Dipecat Partai Usai Terbukti Geser Suara, Mimpi Dodik Jadi Anggota DPRD Kota Madiun Kandas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.