Berita Surabaya
Benarkah Bersepeda Tingkatkan Risiko Kanker Prostat?, Ini Faktanya
Melalui tagline Cerita Orang Bike mereka berkumpul dan berdiskusi tentang mitos kanker prostat pada pria pesepeda
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Adihusada Cancer Center mengundang komunitas pesepeda GX ID Gerbang Kertosusila membahas mengenai kesehatan bagi para pesepeda.
Melalui tagline Cerita Orang Bike mereka berkumpul dan berdiskusi tentang mitos kanker prostat pada pria pesepeda.
Kegiatan yang diikuti oleh 30 orang ini bertujuan memberikan edukasi terhadap komunitas yang di dominasi oleh kaum laki-laki ini tentang pentingnya olah raga dan gaya hidup yang seimbang.
Doker Spesialis Urologi di Adihusada Cancer Center dr. Edwin Ongkorahardjo Sp.U., MARS menyampaikan mitos dan fakta munculnya gejala kanker prostat.
Dokter juga menyampaikan beberapa hal tentang kesehatan pria. Terutama yang aktif dalam berolahraga sepeda.
Baca juga: Sambut Hari Diabetes Sedunia 2023, Tokopedia dan Ahli Gizi Beberkan 5 Cara Mencegah Risiko Diabetes
Peserta yang antusias, berbondong-bondong untuk angkat tangan ketika dokter masih menjelaskan materi.
Dengan konsep diskusi yang santai dokter pun menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh para pesepeda tersebut.
“Kanker Prostat ini gejalanya sering kita abaikan, padahal sangat mudah di deteksi seperti sering buang air kecil ketika malam, dan tekanan saat mengeluarkan urine berkurang. Yang simple gini sudah bisa jadi alarm bagi kita,” kata dr. Edwin di SkyCave Rooftop & Lounge Maxone Hotel Dharmahusada.
Dokter juga mengajak para anggota komunitas untuk lebih peka terhadap kesehatan organ vital, mengetahui gejala dan penyebab, serta melakukan pemeriksaan rutin.
Kanker prostat merupakan penyakit yang ditakuti pria, karena dapat menyebabkan pertumbuhan kelenjar prostat secara berlebih.
Para penderita kanker prostat memiliki nilai PSA (prostate specific antigen) yang tinggi. Namun, menurut dr. Edwin PSA tinggi juga belum tentu kanker prostat bisa jadi prostatitis (infeksi prostat). Oleh karenanya saat mengetahui PSA naik, ia menyarankan untuk memeriksakan diri ke ahli medis.
“Kalau kanker prostat PSA naik pelan-pelan tapi naik terus. Kalau PSA tinggi belum tentu kanker prostat, diperiksakan dulu,” ungkapnya.
Dokter yang hobi jalan kaki lima kilometer ini mengungkapan olahraga bersepeda justru dapat mengurangi risiko adenokarsinoma prostat dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Di sisi lain bersepeda tidak secara langsung menyebabkan masalah prostat, namun meningkatkan inflamasi secara terus menerus dapat memicu peradangan (duduk di saddle).
Meski demikian risiko gangguan prostat bisa dicegah dengan menggunakan sadel yang cukup lebar atau dimodivikasi agar tidak terlalu menekan testis.
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.