Berita Surabaya
Launching dan Bedah Buku Jurnalis Karya Raden Pramu, Ungkap Arah Transformasi Media
Wartawan usia emas Raden Pramu meluncurkan sebuah buku ‘Jurnalis, Cinta dan Kehidupan’, buku tersebut merupakan catatan perjalanan dedikasinya pada bi
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Wartawan usia emas Raden Pramu meluncurkan sebuah buku ‘Jurnalis, Cinta dan Kehidupan’, buku tersebut merupakan catatan perjalanan dedikasinya pada bidang literasi sejak 1963 hingga 2023.
Dalam kesempatan tersebut, juga digelar bedah buku berkonsep diskusi terkait transformasi media saat ini. Hadir sebagai pembicara peluncuran dan bedah buku, Direktur Tribun Network Febby Mahendra Putra, Founder Media Kempalan Dhimam Abror dan Firman Permana selaku General Manager Surabaya Suites Hotel.
“Terpicu dari suka baca buku dan sangat ingin menulis buku saat masih jadi wartawan di Harian Surya. Menulis sesuatu yang versi saya, mewujudkan buku yang sudah ada di kepala ini tidak gampang,” ungkap Raden Pramu di sela launching buku pertamanya di Surabaya Suites Hotel, Rabu (23/1/2024).
Rencana tersebut sudah diangan-angan sejak 15 tahun lalu. Hingg kemudian, Pram, sapaan akrabnya mengikuti kelas menulis biografi bersama penulis senior Wina Bojonegoro.
Pram akhirnya memanfaatkan waktunya untuk mulai menggali ingatan saat liputan, memilah file dokumentasi dan mengumpulkan bahan tulisan.
“Saya terusik mendorong siapapun, menulis dan menulis, membaca dan rajin membaca. Karena dari yang saya tahu, yang mengusai dunia mereka yang rajin menulis dan rajin membaca,” ungkap pria yang sejak tahun 1989 menjadi jurnalis.
Buku dengan sampul berwarna biru, setebal 104 halaman ini mengisahkan perjalanan Pram dalam berkarir sebagai jurnalis, disisipi dengan bumbu cinta dan rentetan perjalanan kehidupan.

Pram juga menceritakan bagaimana dirinya mengikuti tranformasi media, dari mesin ketik komputer hingga mengirim berita dengan versi lebih cepat melalui email atau milis.
“Ini belum akan berakhir, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Perubahan ini tidak ada di bayangan saya pada 20 tahun lalu, dari mesin ketik sampai sekarang melalui ponsel kirim berita lewat email milis,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Tribun Network Febby Mahendra Putra menyampaikan bahwa, dalam bidang industri media tidak ada satupun yang bisa memahami secara persis nasib media ke depan.
Fenomena oplah koran cetak yang terus turun, penggunaan smartphone dan penggunaan media sosial yang cukup mendominasi yang mempengaruhi konten pemberitaan. Bukan hanya jurnalis, netizen pun bermunculan dan membuat konten.
“Jumlah pengguna medsos makin tinggi. Akhirnya kami belajar masuk dunia digital sejak 14 tahun lalu. Secara penuh masuk digital, membuat berita dari lapangan,” ungkap Febby Mahendra.
Tahun 2014, Tribun Network tidak mengembangkan koran cetak. Hingga kemudian pihaknya mengembangkan media digital di seluruh Indonesia. Hadir di 35 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia.
“Kami sadar portal news membanjiri. Orang berebut kata kunci, ingin media tampil di mesin pencari di halaman pertama,” ungkapnya.
Hingga kemudian perjalanan Tribun Network, mengembangkan audio visual pada 2018. Mewajibkan seluruh kegiatan unit memiliki studio dan divisi audio visual.
Reporter juga diwajibkan mengirim video live dari lapangan untuk tayang di media sosial perusahaan. Tidak hanya untuk reporter di lapangan, pihaknya juga membentuk tim konten non news untuk meraup keyword atau kata kunci di mesin pencari.
“Wartawan harus punya skill up, pertama membekali semua reporter dengan smartphone, membagi editor untuk cetak dan online, divisi audio visual, skill di lapangan ditambah membuat video,” ungkapnya.
“Mendiversifikasi wartawan tidak hanya membuat berita tapi non berita,” tambahnya.
Febby menyebut, Tribun Network memproduksi 15 ribu video perhari dari 85 unit di seluruh Indonesia. Yang terbaru adalah distribusi berita dan audio visual melalui aplikasi Tribun X.
“Ini adalah aplikasi baru yang kami bikin, di luar YouTube. Ini basisnya aplikasi tersendiri yang punya server tersendiri di Indonesia yang kemudian membuat kami hidup atau survive,” ungkapnya.
Berbagi pengalaman dalam transformasi media juga disampaikan oleh Founder Media Kempalan Dhimam Abror mengatakan, disrupsi yang besar membuat perubahan yang luar biasa. Ada yang sukses melakukan transformasi, ada pula yang gagal.
“Transformasi dari wartawan jadul ke basis teknologi tidak gampang. Dari mesin ketik, ke komputer. Kita berusaha melakukan penyesuaian, ada nilai yang tetap mestinya karena platform berubah tetapi roh jurnalismenya yang harus tetap dipegang,” ungkapnya.
Sementara itu, Firman Permana selaku General Manager Surabaya Suites Hotel mengapresiasi kegigihan Pram dalam menulis sebuah buku. Pram dinilai bisa menyuguhkan sesuatu di sekitarnya, dengan ringan tapi berbobot.
“Mas Pram ini tidak pernah lelah untuk terus memberikan terbaik bagi kami, para hoteliers untuk mengolah berbagai promosi hotel menjadi suatu artikel yang memiliki marketing value,” ungkapnya
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.