Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Pola Hidup Vegan Makin Diminati, Intip Tips dari Pakar Soal Ubah Kebiasaan Memulai Jadi Vegan

Pola Hidup Vegan Makin Diminati, Intip Tips dari Pakar Soal Ubah Kebiasaan Memulai Jadi Vegan

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
Freepik.com
Ilustrasi cara mudah beralih ke vegan 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Konsep pola hidup sehat berbasis nabati (vegan) tengah menjadi tren tersendiri dikalangan masyarakat.

Secara perlahan banyak masyarakat yang telah beralih menjadi seorang vegan dengan tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman serta menggunakan produk yang berasal dari hewani.

“Dengan menjadi seorang Vegan, kita telah ikut serta dalam menyelamatkan dunia dari kelaparan, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, efek global warming dan menjaga kesehatan,” ungkap Pembina Indonesia Vegetarian Society Handoko Alim, pada Vegan Festival di Grand City Surabaya, belum lama ini.

Dalam keterangannya menyebut, berdasarkan The United Nations, perdagangan daging merupakan salah satu dari dua atau tiga faktor utama dalam pengontribusian masalah lingkungan yang serius dalam segala jangkauan baik secara lokal maupun global.

Hal tersebut karena limbah dari industri peternakan bisa mencemari lapisan tanah dan air dengan kelebihan unsur hara, zat kimia perindustrian, obat-obatan hewan, antibiotik, logam, dan berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus dan parasit.

Baca juga: Dukung Pola Hidup Sehat Ramah Lingkungan, Vegan Festival Kombinasikan Makanan dan Turnamen Sport

Sektor peternakan juga merupakan faktor utama penyebab penggundulan hutan tropis untuk lahan merumput ternak, penyebab erosi daratan dunia, dan penyebab meluasnya pembentukan gurun pasir.

Keadaan ini diperburuk lagi dengan kenyataan 70 persen air dunia digunakan untuk konsumsi ternak dan aktivitas pencucian di rumah jagal.

“Pola makan hewani atau konsumsi daging dapat membawa dampak yang buruk bagi kesehatan kita,” ungkapnya.

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa timbulnya penyakit- penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, kanker, diabetes melitus, obesitas, osteoporosis, sangat berkaitan erat dengan pola konsumsi pangan hewani yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

Dengan melihat fenomena tersebut diatas, Handoko menambahkan, pihaknya sadar bahwa perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya pola hidup sehat berbasis nabati (Vegan) dan gerakan ramah lingkungan untuk mengurangi efek global warming dan climate change.

Dalam kesempatan ini, Handoko juga membagikan tips dalam menjalankan pola hidup vegan secara bertahap sejak tahun 1988. Artinya sudah 35 tahun kesadaran pola hidup sehat tersebut terbentuk.

Mulai vegan 15 tahun lalu, kalau 1988 saya mulai lacto-vegetarian, masih makan telur dan susu. Setelah perjalanan waktu, lalu saya ingin meningkatkan lagi pola hidup sehat dan meninggalkan susu dan telur,” ungkap pria berusia 55 tahun tersebut.

Dalam kesehariannya, pola makan yang dilakukan adalah mengurangi asupan gula, berbasis tepung, roti, kue maupun gorengan.

Sebelum memulai hari, Handoko menyebut rutin melakukan olahraga pagi, seperti yoga ringan maupun jalan kaki pagi. Lantas mengkonsumsi buah pepaya dan memulai sarapan pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB secara teratur.

Artinya tidak ngemil. Kalau ngopi paling sambil makan kacang-kacangan seperti kacang kulit, beberapa kwaci. Karena banyak yang pola makan asal, katanya diet tapi badannya bukan kurus tapi tambah gemuk” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved