Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Keluh Kesah Pedagang Sentra Ikan Bulak Surabaya, Tumpuk Utang Imbas Sepi Pengunjung

Puluhan pedagang yang menempati stan wisata Sentra Ikan Bulak (SIB) di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, saat ini harus menerima kenyataan pahit.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/nuraini faiq
Sejumlah pedagang Sentra Ikan Bulak (SIB) di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, hanya ngobrol di depan stan mereka tanpa ada pengunjung stan, Jumat (26/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Puluhan pedagang yang menempati stan wisata Sentra Ikan Bulak (SIB) di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, saat ini harus menerima kenyataan pahit.

Mereka menumpuk utang platform pinjaman online dan bank harian atau bank thithil.

Rata-rata pedagang saat ini terbebani utang bank harian. Ada yang sampai menanggung utang sampai Rp 3 juta.

Rata-rata hampir pedagang stan kini berurusan dengan penagih bank harian. Setiap Minggu didatangi petugas bank thithil untuk mengangsur.

"Utang di bank thithil harus dipilih karena kebutuhan keluarga setiap hari. Sementara jualan di sini setiap hari sepi tidak ada pembeli. Sabtu Minggu saat ini paling hanya laku Rp 30.000," keluh Fahrur Rozi, salah satu pemilik stand di lantai 2 SIB, Minggu (28/1/2024).

Padahal menurut Fahrur, saban hari dirinya bersama satu anaknya butuh masukan. Dirinya mengimpikan tempat SIB yang sudah dibangun bagus juga sebagus pengunjungnya.

Ramai warung atau stan nya. Sejak 2012 menempati SIB, eks PKL wilayah Bulak itu hanya merasakan ramai pengunjung saat musim akik.

Setelahnya makin sepi. Dia mengakui bahwa gedung SIB di lantai 2 itu sangat representatif dengan atap sangat bagus.

Tapi kondisi ini tak menarik pengunjung untuk menjadikan SIB pilihan tempat untuk cangkruk membeli makanan.

Pantauan Tribun Jatim Network di lokasi, atap indah masih terpasang kokoh. Namun kursi dan meja untuk pengunjung stan tampak sudah memudar.

Saat melihat langsung kondisi sekitar 50 Stan di lantai dua, nyaris tidak ada pengunjung pada Jumat sore kemarin.

Deretan kursi yang dijajar rapi di bawah atap cantik juga tak menggerakkan pengunjung mau singgah di Stan tersebut.

"Kami memang tidak mbayar menempati stan. Tapi jika diminta memilih tempat jualan, saya memilih kembali di tempat semula. Mbayar gak papa. Asal jualan saya laku. Daripada di SIB gak laku," kata Fahrur.

Pengakuan yang sama disampaikan pedagang lainnya, Muslikah. Dia curhat akan sepinya SIB. Perempuan ini juga mengaku terpaksa gali lubang tutup lubang dengan utang bank thithil lainnya.

"Stan bayar memang. Tapi sampai kapan seperti ini terus. Kami butuh penghasilan harian untuk makan dan membayar utang. Kami berharap SIB bisa ramai dengan pengunjung banyak yang singgah," kata Muslikah.

Saat diminta masukannya agar SIB bisa ramai? Pedagang seperti sudah kehabisan usulan. Meski SIB persis bersebelahan dengan Taman Suroboyo, namun pengunjung juga tidak njujug di SIB.

Padahal ada pusat makanan minuman juga ada ikan segar dan ikan asap (panggang) di lantai satu SIB.

"Saya lebih baik dibuatkan semacam sentra wisata kuliner dekat pantai agar bisa laku. Lha daripada di SIB dengan bangunan dan fasilitas bagus tapi tidak laku," tandas Fahrur.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni Muklas Ni'am meminta Pemkot Surabaya lebih sering menggelar even sesuai segmen warga di Bulak di SIB.

Dia juga meminta agar dimulai tingkat kelurahan, kecamatan hingga Pemkot mengarahkan agenda ke SIB.

"Harus juga mulai direalisasikan semua parkir kendaraan di SIB agar pengunjung dekat dengan stan pedagang. Tidak boleh ada parkir di areal Taman Suroboyo. Selama ini masih ada dibuka parkir di areal taman," kata Ghoni yang politisi PDIP

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved