Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Pengamat Sebut Terjadi Anomali Politik di Pemilu 2024, Suara Pilpres dan Pileg Tak Linier

Terjadi anomali politik pada gelaran Pemilu 2024, suara pilpres dan pileg tidak linier. Begini penjelasan sejumlah pengamat politik.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Yusron Naufal
Talkshow Politik Tribun Series yang berlangsung di Kantor Tribun Jatim Network, Rabu (14/2/2024) malam. Hadir sebagai narasumber, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, dan Pengamat Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Abdul Quddus Salam. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terjadi anomali politik dalam gelaran Pemilu 2024.

Sebab, hasil Pilpres 2024 diprediksi tidak linier dengan perolehan suara partai pengusung pasangan calon.

Kondisi ini setidaknya tergambar dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei. 

Dari Litbang Kompas misalnya.

Untuk suara Pilpres 2024 per Rabu (14/2/2024) pukul 17.01 WIB dengan data masuk sekitar 95 persen, pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Prabowo-Gibran unggul dengan persentase 58,51 persen.

Angka ini tidak linier dengan perolehan suara Partai Gerindra

Dikutip dari data yang sama, partai besutan Prabowo Subianto itu, berada di urutan ketiga dengan persentase 13,55 persen.

Gerindra berada di bawah PDI Perjuangan (PDIP) pada posisi teratas dan Partai Golkar di posisi kedua.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo memandang kondisi ini menggambarkan anomali politik.

Baca juga: Tanggal Cair Gaji PPS, PPK hingga KPPS Pemilu 2024 Menurut SK Menkeu dengan Masa Kerja 1 Bulan

Pernyataan ini disampaikan Suko Widodo saat menjadi narasumber dalam Talkshow Politik Tribun Series, Rabu (14/2/2024) malam. 

"Jadi, tidak ada pengaruh signifikan antara pilpres dan pileg," kata Suko Widodo dalam talkshow yang dipandu oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Surya, Febby Mahendra Putra. 

Dalam kacamata Suko Widodo, kondisi ini bisa jadi karena mesin partai politik sibuk dengan urusan caleg ketimbang pilpres.

Sehingga, hasilnya pun tidak signifikan.

Keunggulan Prabowo berdasarkan hasil hitung cepat itu, lebih dipandang pada faktor investasi politiknya yang panjang. Disamping dukungan tokoh kepada paslon tersebut. 

Suko menyebut, hasil Pilpres 2024 tidak terlalu mengejutkan dirinya.

Hanya saja, yang cukup membuat kaget adalah perolehan suara Prabowo-Gibran yang unggul signifikan dari dua lawannya.

Sebab sebelumnya, banyak yang memprediksi meskipun menang, angka Prabowo-Gibran akan berkisar di 52 persen. 

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Abdul Quddus Salam mengatakan, mesin politik parpol berbeda dengan mesin politik pilpres.

Pada Pemilu 2024, dia memandang hampir semua mesin parpol tidak optimal bergerak.

Dia memandang terjadi anomali politik

Namun, dia mengaku cukup kaget dengan perolehan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai parpol pengusung Anies-Muhaimin.

PKB yang merupakan partai yang dikomandani oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin naik signifikan.

Mereka mendapat efek positif sekalipun pasangan Anies-Muhaimin tertinggal dari Prabowo-Gibran

Secara umum, Quddus tak terlalu kaget jika mesin politik parpol hanya bergerak untuk kepentingan pileg.

Mayoritas caleg memprioritaskan kursi legislatif ketimbang bergerak optimal pada pemenangan capres-cawapres.

"Kedua harus dipahami bahwa pilpres ini, adalah tidak hanya mesin parpol yang bekerja," kata Quddus. 

Selain Suko dan Quddus, talkshow tersebut juga dihadiri oleh dua narasumber lain, yakni Ketua Dewan Pembina Konco Prabowo, Edi Priyono, dan politisi senior sekaligus Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya, AH Thony. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved