Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Bojonegoro

Pesan Tegas Menteri Pertanian ke Pj Bupati Bojonegoro : Bangun Jalan Bisa Ditunda, Pangan Tidak

Angka Kecelakaan Anak Usia Sekolah Tinggi, Polresta Banyuwangi Bagikan Helm pada Siswa

Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Samsul Arifin
istimewa
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Pj Bupati Bojonegoro Adrianto di Desa Tulungangung, Senin (18/3/2024) kemarin. 

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Nilai APBD Bojonegoro belakangan ini selalu terbilang besar. Berkisar Rp 6-8 miliar per tahun.

Sejauh ini, APBD jumbo itu paling dominan digelontorkan untuk membangun jalan berikut pelengkapnya.

Mengacu itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman titip pesan kepada Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto agar pembangunan 2024 ini ganti dominasi.

Pembangunan jalan secara besar-besaran perlu lebih diefisienkan.

Sebagai gantinya, anggaran pembangunan jalan itu bisa dialihkan untuk membenahi irigasi pertanian, melaksanakan normalisasi sungai yang berperan di pertanian, dan memfasilitasi pompanisasi air sungai untuk lahan pertanian.

“Membangun jalan masih bisa ditunda dikit. Tapi kalau membangun (ketahanan, red) pangan tidak bisa ditunda," ujarnya di sela kunjungannya di Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Senin (18/3/2024) pagi.

Paling genting dalam waktu dekat ini, kata Amran sapaannya, Pemkab Bojonegoro perlu masif memfasilitasi pompanisasi air sungai untuk lahan pertanian para petani.

Itu karena, tak lama lagi musim kemarau akan tiba.

Baca juga: Tak Diautopsi, Tiga Warga Bojonegoro yang Tewas usai Pesta Miras saat Ramadan Langsung Dikebumikan

Di musim kemarau tersebut, lanjut menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini, petani tentu kuwalahan memenuhi kebutuhan air untuk lahan pertaniannya. Mengingat curah hujan di musim ketigo itu sedikit. Tak melimpah sebagaimana musim hujan.

“Menyikapi kemarau itu, lakukan pompanisasi sungai-sungai tak pernah kering. Airnya gunakan untuk mengairi sawah. Sawah awalnya hanya bisa tanam padi sekali, (dengan pompanisasi, red) jadi bisa tiga kali," tuturnya.

Secara universal, menurut alumni Universitas Hasanuddin Makassar itu, Indonesia cuma perlu ditopang pembenahan dan pembangunan sarana-prasarana pertanian saja untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan.

"Kalau kita bangun petak sawah baru, itu butuh waktu. Lama prosesnya. Sedangkan, sekarang ini kita butuh (produksi, red) pangan dalam waktu cepat," jelas Menteri Pertanian 2014-2019, lalu akhir 2023 hingga saat ini tersebut.

Terkait pesan Amran, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyambut baik. Dia mengaku siap mempreteli dan mengalihkan sebagian anggaran pembangunan jalan di wilayahnya untuk mendukung produksi padi secara nasional.

Pejabat asal Palembang, Sumatra Selatan ini berkomitmen, akan melakukan aneka upaya agar Kabupaten Bojonegoro tetap menjadi daerah yang masuk kategori penyumbang padi terbesar bagi Indonesia umumnya, bagi Jawa Timur khususnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved