Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mahasiswi Surabaya Tewas Kejar Jambret

2 Fakta Pilu Mahasiswi UINSA Tewas Kecelakaan Saat Kejar Jambret, Habis Beli Lauk untuk Jumat Berkah

Maya Dwi Ramadhani (21) mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya yang tewas usai terlibat kecelakaan karena berjibaku mengejar komplotan penjambret tasnya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
Foto semasa hidup Maya Dwi Ramadhani (21) 

Anaknya itu, biasa memasak sendiri olahan nasi bungkus yang dijadikan kegiatan sosial tersebut. Nasi bungkus itu, nantinya akan dibagikan ke para tetangga, teman kerja dan kuliah. 

"Makanya, mungkin ceker kalau ditaruh di tas, takut bau. Maka cekernya ditaruh di jok motor. Tasnya di selempang bahu kiri," katanya. 

Milah tak menampik, meski perempuan, anaknya itu memiliki jiwa kepemimpinan dan kemandirian yang kuat. 

Ia menduga, kepribadian dari Maya semacam itu, makin ditempa dengan kegiatan organisasi yang diikuti sang anak selama berkuliah di kampus. 

Dari cara berbicara dan berargumentasi, Milah akui, selalu dibuat tercengang. Anaknya itu, pandai berargumentasi, cerdas, dan lantang. 

Tapi, untungnya, kemampuan Maya semacam itu, selama ini tidak pernah sekalipun dibuat untuk melawan kedua orangtua. 

"Kalau disuruh enggak pernah ngeroweng. Dia selalu nurut. Teman kuliahnya juga bilang, paling bagus baik terbuka sama teman, selalu senyum. Dan aktif organisasi semua, enggak tahu aktif dimana aja," jelasnya. 

Keberanian dan sifat kepemimpinan dari Maya itu pernah ditunjukkan pada beberapa bulan lalu.

Saat itu, ungkap Milah, anaknya itu berinisiatif berkomunikasi dengan pengurus RT dan kelurahan untuk mengurus pembengkakan biaya bulanan konsumsi listrik di rumah. 

"Iya mungkin dapat bekal kemampuan dari organisasi kampus. Dia kalau disuruh ngomong, percaya saya, dia kalau ngomong kok pintar sekali. Jeli gitu. Walaupun dia perempuan, dia berani. Saya baru tahu kalau anak kampus itu, bisa bicara kayak Maya," terangnya. 

Melihat pertama kali tubuh anak kesayangannya terbujur kaku tak bernyawa di bangsal RSUD dr Soetomo Surabaya pada Jumat (24/5/2024) dini hari, Milah sudah ikhlas takdir tersebut. 

Ia meyakini bahwa anaknya itu meninggal dunia dalam keadaan terbaik dan husnul khatimah. 

Namun, mungkin merasa terpukul karena kepergian Maya, adalah suaminya atau ayahanda Maya. 

Milah mengungkapkan, Maya merupakan anak perempuan yang paling disayang oleh suaminya. 

Karena, selama dirinya bekerja berjualan sayur di pasar, Maya kerap merawat suaminya yang tengah mengalami sakit hingga menjalani perawatan berjalan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved