Berita Kota Malang
Potensi Pengangguran Banyak Terjadi pada Generasi Z, Pemkot Malang Beber Alasannya
Pemkot Malang perlu membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi potensi pengangguran yang saat ini didominasi oleh generasi z.
Penulis: Benni Indo | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Pemkot Malang perlu membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi potensi pengangguran yang saat ini didominasi oleh generasi z.
Data Badan Pusat Statistik Malang mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2023 sebesar 6,8 persen. Secara nasional, hampir 10 juta masyarakat Indonesia di usia produktif, terutama usia 15-24 tahun atau generasi z dinyatakan menganggur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan menyatakan, sejauh ini masih belum ada data pasti seberapa banyak generasi z di Kota Malang yang menganggur.
Meski belum ada data resmi, berdasarkan data umum yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengangguran terjadi pada banyak anak muda.
“Banyak generasi z menganggur. Kami memiliki tantangan untuk membuka lapangan kerja baru. Apapun itu alasannya," ujar Arif, Rabu (5/6/2024).
Baca juga: Tanggapan Pj Sekda Kabupaten Malang Soal Surat Keberatan Wiyanto Wijoyo: Kalau Mau Jual, Saya Beli
Arif menyatakan bahwa latar belakang yang membuat generasi z menganggur karena mereka enggan bekerja di luar Kota Malang. Hal itu diketahui Arif saat Disnaker-PMPTSP Kota Malang memberikan pelatihan kepada masyarakat Kota Malang untuk bisa mengembangkan keterampilan demi siap bekerja.
“Belum selesai pelatihan, saya dihubungi oleh pengusaha di Batam dan Bali untuk mencari pekerja dari Kota Malang. Kami sampaikan ke peserta, tapi mereka tidak mau. Mereka maunya kerja di Kota Malang, tidak mau keluar dari Kota Malang," bebernya.
Pemkot Malang mencoba membuka lapangan kerja melalui sejumlah mekanisme. Salah satunya melalui masuknya investasi. Jika ada investor yang menanamkan modal di Kota Malang, akan berdampak pada serapan angkatan kerja.
"Kalau banyak investasi, seperti kuliner, hotel bisa banyak menyerap tenaga kerja di Kota Malang,” ujarnya.
Pemkot Malang ingin berkomitmen terus menekan angka pengangguran. Sebab, Indonesia sendiri juga sudah mencanangkan Indonesia Emas 2045 mendatang. Ada dua syarat yang harus terpenuhi, yakni pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen dan pendapatan masyarakat menengah mengalami peningkatan dalam kategori Middle Income Trap.
Ketua Fraksi PKS, Bayu Rekso Aji menyebut perlunya pengembangan ekonomi kreatif untuk menampung generasi z. Saat ini, DPRD Kota malang tengah menggodok Ranperda Ekonomi Kreatif sebagai payung hukum untuk para pelaku industri kreatif.
Baca juga: 2 Pengedar Ganja Dibekuk Polres Malang, Dibungkus Diberi Label Gula Aren, Dikirim dari Napi Unyil
"Untuk bisa berkarya lebih optimal lagi. Sehingga peran pemerintah daerah baik melalui kebijakan dan penganggaran bisa memfasilitasi itu," paparnya.
Ia mengatakan, Fraksi PKS akan menginisiasi Ranperda Ekonomi Kreatif pada tahun ini, 2024. Ranperda ini sejatinya telah diajukan pada 2023. Pihaknya juga telah berkunjung ke Malang Creative Centre (MCC) untuk melihat perkembangan ekonomi kreatif.
“MCC diharapkan mampu memberi dampak berupa pengurangan angka pengangguran terbuka atau penyerapan tenaga kerja melalui aktivasi Subsektor Ekonomi Kreatif," paparnya.
17 Subsektor Ekonomi kreatif yang jika dipandang dari sisi pelaku industri kreatif sebenarnya hampir tidak memiliki batasan.
Direktur Pengelola Malang Creative Center, Ageng Bagus Armanda menyebut, industri kreatif bisa menekan angka pengangguran terbuka. Banyak pelaku industri kreatif yang berhasil dari Kota Malang.
Di sisi lain, ia juga menyayangkan adanya persepsi bahwa pelaku industri kreatif, yang tidak bekerja di kantor, kadang dianggap sebagai pengangguran.
Dikatakan Arman, industri kreatif adalah industri masa depan. Tak berlebihan, karena industri kreatif banyak bergantung pada teknologi.
Di sisi lain, industri kreatif juga telah mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk bisa membuka lapangan kerja, tanpa harus menjadi birokrat ataupun pekerja kantoran yang telah umum.
"Saya rasa ekonomi kreatif ini punya kelasnya sendiri tinggal bagaimana cara mengedukasi respon dari masyarakat," ujar Arman.
Rizky Pratama pemuda berusia 24 tahun saat ini bekerja di Kota Malang. Warga Kecamatan Klojen tersebut mengatakan tidak menjadi persoalan bekerja di luar kota asal peluang pendapatannya lebih tinggi.
“Saya sih tidak keberatan keluar kota asal gajinya lebih tinggi. Kalau tidak ada yang memberikan tawaran lebih tinggi, mengapa harus keluar kota?” ujarnya.
Menurut Rizky, bekerja di Kota Malang atau di luar kota sama saja. Hal terpenting bagi anak muda menurutnya adalah bisa mengembangkan diri bersama lingkungannya.
“Jika memang lingkungan di Kota Malang bisa mengembangkan kapasitas anak muda, kenapa harus keluar kota. Pun kalau ada kesempatan di luar sana, anak-anak muda juga tidak perlu takut menjemput,” paparnya.
Dijadikan Jaminan Utang Bank, 2 Rumah di Kawasan Elit Dieksekusi PN Malang |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Terima 200 Dosis Vaksin PMK, 75 Dosis telah Disuntikkan ke Sapi |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Upayakan Produk Urban Farming Warga Jadi Bahan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Hendak Ambil Cabai, Emak-emak di Malang Syok Kalung Emas Ditarik Pemotor, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Renovasi Stadion Gajayana Malang Harus Rampung sebelum Porprov Jatim 2025 Bergulir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.