Berita Viral
Wanita Terharu Gurunya Dulu Kini Jadi Pengamen di Terminal, Sang Panutan Malu Ngaku Tinggal di Kosan
Kisah hidup sosok guru yang kini bekerja sebagai pengamen di Terminal itu pun jadi sorotan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Momen seorang wanita yang bertemu sosok gurunya di Terminal Tawang Alun, Jember, Jawa Timur, viral.
Pasalnya sang guru yang dulu jadi panutannya, kini ngamen di terminal.
Momen mengharukan pertemuan keduanya itu pun ramai komentar.
Inilah kisah hidup sosok mantan guru yang kini bekerja sebagai pengamen di Terminal Tawang Alun, Jember.
Video tersebut viral setelah diunggah akun Instagram @undercover.id.
Dalam video memperlihatkan seorang wanita paruh baya bersama rekan-rekannya menghampiri seorang pria tua bertopi di terminal.
Wanita paruh baya dan rekan-rekannya tersebut ternyata sekelompak alumni SD yang sengaja menghampiri mantan gurunya semasa kecil.
Mungkin sudah sangat lama, sehingga saat pertama dihampiri, sang guru terkejut.
Awalnya ia tak mengenali satu per satu mantan muridnya tersebut.
Apalagi setiap tahun ajaran baru, pasti ada murid baru yang selalu memeriahkan kelas.
Sehingga wajar kalau sang guru tak ingat dengan nama-nama muridnya tersebut.
Namun ada satu titik terang saat sang guru mengingat sosok muridnya ini.
Sontak guru yang diketahui bernama Stefanus tersebut langsung memeluk muridnya tersebut.
Bahkan murid dan gurunya tersebut tak sungkan untuk duduk bersama di tempat keramaian yang banyak orang.
Baca juga: 14 Tahun Jadi Guru Honorer, Hera Pilu Cuma Digaji Rp300 Ribu Tiap Bulan, Minta Diangkat PPPK
Mereka pun saling bertukar cerita dan masa perjalanan hidupnya selama ini.
Ada yang bikin terharu, saat salah satu muridnya masih ingat dengan lagu yang diajarkan oleh sang guru kesenian tersebut.
Sontak saat menyanyikan lagu tersebut, pertemuan guru dan murid ini mengharu biru dan mencuri perhatian.
Sekelompok emak-emak tersebut disebutkan bertemu di Terminal Tawang Alun, Jember, Jawa Timur.
Yang tak kalah bikin haru lagi, saat sang guru ditanya alamat rumahnya, ia sedikit malu dan terdiam.
Ternyata mantan guru SD Aleteya Jember tersebut mengaku tinggal di sebuah kosan dan enggan memberi tahu alamatnya.

"Momen mengharukan terjadi saat sekelompok emak-emak menemukan mantan guru SD-nya yang sedang mengamen di Terminal Tawang Alun Jember," tulis keterangan dalam unggahan, melansir TribunTrends.com.
"Sosok guru yang mengajar kesenian dan geografi itupun terlihat lusuh dan menua," lanjutnya.
Hingga video tersebut diunggah, telah disukai lebih dari 40 ribu pengguna Instagram.
Bahkan banyak yang merespons dengan video tersebut.
@ilhamrestv, "Guru tetaplah guru, tidak bisa disebut “mantan” guru."
@yunii_yuniaa, "Yang begini sangat layak diberi bantuan. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa mereka kita tak kan bisa baca dan tulis, dan mungkin takkan bisa menjadi orang sukses."
@riie_yohans, "aaahh nangisss akuu, beliau mengantarkan siswa" nya smpe jadi sukses terlihat dr pakaian dan serba serbi yg di gunakan, namun nasip beliau berbanding terbalik, smga sehat sll,panjang umur bapak."
@nurrinigg, "Salut kepada ibu2 yg masih ingat dan mau menyapa dan bergurau dengan guru yg pernah mengajar puluhan tahun yg lalu. Saya yakin sapaan ceria para ibu cukup menghangatkan hati Pak Stefanus. Sikap ibu2 merupakan pengajaran tentang adap bgmn menghargai guru yg pasti diperhatikan anak2 Ibu. Semoga Pak Guru Stef dan ibu⊃2; sehat selalu."
Di sisi lain, kisah Hera Yunita Sari yang selama 14 tahun jadi guru honorer tidak mendapatkan gaji yang layak juga menjadi sorotan.
Pasalnya selama 14 tahun jadi guru honorer tersebut, ia mengaku cuma digaji Rp300 ribu tiap bulan.
Gaji tersebut dirasa Hera Yunita Sari tidak layak, mengingat dirinya sudah 14 tahun mengabdi.
Baru-baru ini, Hera Yunita Sari mencurahkan isi hatinya ketika menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR.
Hera Yunita Sari kurang lebih 14 tahun menjadi guru honorer di Kabupaten Lampung Selatan dengan gaji yang cukup kecil.
Ia mengaku, dirinya hanya mendapatkan gaji Rp300.000.
Bahkan ketika awal menjadi guru honerer, dirinya hanya digaji Rp50.000.
Hera Yunita Sari pun berharap mendapatkan gaji yang layak untuk profesinya tersebut.
"Kasihlah kami gaji yang layak. Saya rasa cukup pengabdian kami (14 tahun jadi guru)," ucap Hera Yunita Sari.
"Sedangkan ada murid saya yang jadi tentara. Sedangkan saya masih menjadi (guru) honor," kata Hera Yunita Sari, seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube TVR PARLEMEN pada Rabu (10/7/2024).
Selama 14 tahun, ia sudah bertahan dengan gaji yang sangat kecil tersebut.
Bahkan gajinya itu pun membuatnya berpikir berkali-kali untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya.
Salah satu yang dialaminya adalah saat ingin membeli ban motor.
Motor ini padahal menjadi kendaraannya untuk pergi mengajar ke sekolah dengan waktu perjalanan kurang lebih satu jam.

"Sedih Pak, beli ban motor saja Pak, nunggu uang. Bapak tahu jarak sekolah saya satu jam dari rumah.
Bahkan itu tidak melewati, hutan ketemu hutan saya jalan Pak, 14 tahun itu," beber Hera Yunita Sari, melansir Kompas.com.
"Belum jajan saya, kadang sudah lah tak usah jajan, yang penting sampai (sekolah). Enggak kasihan bapak (pada guru)," lanjut Hera Yunita Sari pilu.
Ia mengaku sangat ingin bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk bisa mendapatkan gaji yang layak.
Akan tetapi, kenyataanya, lowongan pengangkatan guru PPPK di Kabupaten Lampung Utara hingga kini tidak pernah dibuka karena keterbatasan anggaran.
"Sedih kami Pak. Kami sudah empat tahun kami enggak dibuka formasi di kabupaten kami. Kapan pak kami selesainya pak? Tolong kalian sebagai sebagai bapak orang tua kami, kapan Pak?" ungkapnya.
Lebih lanjut Hera Yunita Sari berharap, pemerintah dapat segera mengangkat guru-guru honorer menjadi guru jabatan PPPK sesuai amanah Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Apartur Sipil Negara.
Sekedar informasi, dalam UU tersebut dikatakan bahwa guru honorer harus diangkat sebagai PPPK paling lambat pada 24 Desember 2024, apabila sudah menjadi guru honorer selama lima tahun.
"Itu kan sudah jelas UU-nya tapi kapan? Kami mau nyatanya Pak.
Sudahlah, saya rasa masa kerja saya sudah cukup lama lah 14 tahun untuk mendapatkan gaji yang layak itu," tandas Hera Yunita Sari.
Nasib Murid Bimbel Terjebak di dalam Kamar Mandi yang Terkunci, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Alasan Tutut Soeharto Gugat Menteri Keuangan, Padahal Purbaya Baru 10 Hari Gantikan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Anak Polisi Pukul Guru SMAN karena Tas yang Diambil Rusak dan Dibohongi, Ayah Kini kena Imbasnya |
![]() |
---|
Emosi Siswa SMA Pukul Guru di Ruang BK karena Tas Diambil, Orangtua Lihat Anak Kelahi |
![]() |
---|
Briptu Donna Emosi Pecahkan Kaca Truk Curiga Angkut BBM Ilegal, Ternyata Sopir Bawa Semangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.