Berita Jember
Misteri Gadis Difabel Tewas Terbakar di Jember, Kondisi TKP Berubah, Barang-barang Korban Dikubur
Misteri gadis difabel tewas terbakar di Jember, kondisi TKP berubah, barang-barang korban yang ikut terbakar dikubur keluarga.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian gadis difabel berinisial AS, di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (20/7/2024).
Gadis berusia 19 tahun ini dilaporkan meninggal dunia karena terbakar di dalam rumahnya, pada 18 Juli 2024 sekitar pukul 07.00 WIB.
Namun polisi kesulitan menemukan bukti petunjuk, sebab sisa barang kebakarannya telah dikubur oleh pihak keluarga bersama jasad korban.
Terlihat, police line masih terpasang di area rumah korban yang jadi tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara polisi masih memintai keterangan anggota keluarga gadis difabel ini.
Selain itu, terdapat dua lubang berdiameter satu meteran menganga di dinding tempat tinggal korban saat tewas.
Satu di antaranya tepat di kamar korban.
Pantauan di lapangan, dinding kamar korban yang berlubang itu hanya ditutup dengan kelambu warna merah muda.
Sedangkan lubang tembok sebelahnya dibiarkan menganga begitu saja.
"Lubang dinding karena jebol dipukuli korban kalau ngamuk," ujar Qomariah, bibi korban, Sabtu (20/7/2024).
Ibu korban, Siti Fatimah mengungkapkan, jasad putri bungsunya dimakamkan tidak lama setelah kejadian kebakaran.
Baca juga: Sosok Ibu Lempar Anaknya yang Difabel ke Kandang Buaya, Tak Tahan Disalahkan Suami karena Melahirkan
Dia mengaku turut mengubur kasur kapuk yang terbakar beserta papan kayu dan kain sprei milik putrinya.
Siti Fatimah beralasan, melakukan hal itu karena kepercayaan pribadi.
Sebab mitosnya, setiap barang yang menempel pada tubuh orang meninggal dunia harus dikubur bersama.
"Katanya orang-orang itu kalau barang yang menempel tidak dikubur, bisa dicari-cari oleh yang mati," ucap Fatimah saat menjawab interogasi penyidik Unit Reskrim Polsek Rambipuji Polres Jember.
Perempuan 38 tahun ini mengaku tidak rela semisal penyidik melakukan pembongkaran terhadap liang lahat korban untuk proses autopsi. Sebab merasa kasihan terhadap putri bungsunya.
"Kasihan sudah kebakaran, masih mau diautopsi gimana?" ujar Siti Fatimah.
Siti Fatimah mengaku baru mengetahui kebakaran di kamar korban usai diberi tahu oleh tetangganya yang bernama Aisyah.
Mendengar kabar itu, dia langsung lari untuk memadamkan api.
"Mengambil air untuk memadamkan bara api di kasur korban. Sedangkan, Qomariah (bibi korban) yang membopong jasad korban keluar kamar," katanya.
Setelah itu, dia mengaku meminta bantuan Ustaz Hul dan warga sekitar untuk mengurus proses pemakaman terhadap jasad korban.
Fatimah mengungkapkan, jasad korban tidak dimandikan terlebih dahulu sebelum dikebumikan.
Bahkan jasad gadis ini langsung dikafani dan dikubur bersama barang-barang sisa kebakaran.
"Anak saya meninggal karena kebakaran, katanya mati syahid tubuhnya suci. Jadi tidak usah dimandikan," kata Fatimah.
Lebih lanjut, Fatimah juga tidak dapat memastikan apakah jasad korban disalati atau tidak, sebelum dimakamkan.
Ia mengaku datang ke lokasi duka saat proses pemakaman.
"Saya tidak tahu, karena datang belakangan waktu mau mengubur," bebernya.
Ia meyakini korban meninggal akibat kebakaran, yang berasal dari obat nyamuk yang menyala.
Wanita ini juga percaya, kalau kematian putrinya adalah musibah.
"Tidak mungkin ada unsur kesengajaan dari siapapun. Obat nyamuk bakar dinyalakan oleh bibi korban (bernama Qomariah) pada malam sebelum kejadian. Tindakan menyalakan obat nyamuk bakar itu merupakan aktivitas rutin," paparnya.
Mengingat sepeninggal nenek korban, kata Fatimah, adiknyalah yang paling dominan merawat putri bungsunya.
Bahkan setiap hari memandikan, memberi makan hingga menyalakan obat nyamuk.
"Agar korban tidur nyenyak di malam hari," urainya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Rambipuji, Bripka Bambang Febri mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap ibu dan bibi korban.
Kata dia, mereka mengungkapkan, gadis berkebutuhan khusus ini bisa berjalan tertatih-tatih meski hanya menggerakkan satu kaki dan tangan kirinya.
"Adapun tangan dan kaki kanan korban sudah kaku sejak kecil. Tapi mengapa korban malah terpanggang di ranjang?" urainya.
Bripka Bambang Febri mengaku akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap tabir kasus kematian tersebut dengan menggali informasi dari para saksi.
"Nanti kami periksa lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya unsur pidana di kejadian itu. Karena, kasus ini menyangkut nyawa seseorang," katanya.
Menanggapi hal itu, Kapolsek Rambipuji, AKP Eko Yulianto menegaskan, kasus ini masih dalam proses penyelidikan dan bakal menggali keterangan saksi-saksi terkait.
AKP Eko Yulianto mengatakan, kendala utama pada penyelidikan kali ini dikarenakan kondisi TKP telah berubah.
Sebab keluarga korban telah melakukan pembersihan di kamar tempat gadis ini tewas.
"Sebelum penyidik menggelar olah TKP sudah terjadi tindakan telah terjadi pembersihan. Sehingga barang-barang yang memungkinkan jadi bukti petunjukpun turut dikubur bersama jasad korban," kata AKP Eko Yulianto.
AKP Eko Yulianto mengatakan, aparat penegak hukum sengaja melakukan penyelidikan kasus ini, untuk mengungkap kejadian sebenarnya di balik tewasnya sang gadis.
"Lidik ini untuk mengetahui unsur pidana atau memang kemurnian dari pada kejadian korban meninggal. Proses masih berlangsung," ulasnya.
Hambatan lain dalam pengungkapan kasus ini, kata AKP Eko Yulianto, tidak adanya dokumentasi apapun terhadap kondisi kamar korban sebelum dibersihkan oleh anggota keluarganya.
"Dokumentasi jasad korban sebelum dikubur juga tiada sama sekali," ulasnya.
Sebatas informasi, korban menempati rumah tersebut seorang diri.
Sedangkan, ibu dan bibinya tinggal bersama di rumah yang berjarak sekitar 300 meter dari hunian gadis difabel itu.
Sebelum dirawat bibinya, selama 18 tahun, korban diasuh oleh neneknya.
Namun satu tahun lalu, neneknya meninggal dunia.
Sepeninggal sang nenek, rumah yang ditempati korban tampak penuh debu bahkan barang-barang bekas juga berserakan.
Desa Nogosari
Kecamatan Rambipuji
Jember
Bripka Bambang Febri
AKP Eko Yulianto
TribunJatim.com
berita Jember terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
misteri gadis difabel tewas terbakar di Jember
Pantas Anak 3 Tahun di Jember Tak Bisa BAB, 4 Dokter Keluarkan Gumpalan Cacing, Bukan Cacing Pita |
![]() |
---|
Kronologi Bocah SD di Jember Pesta Miras Sampai Teler, Pakai Uang Saku untuk Patungan Beli Arak |
![]() |
---|
Bocah SD di Jember Teler Usai Pesta Miras, Penjual Araknya Jadi Tersangka: Teruskan Usaha Ayah |
![]() |
---|
Nasib Pilu 22 Guru Honorer di Jember Lulus Seleksi PPPK Tapi Mendadak Dibatalkan: Kami Tergeser |
![]() |
---|
Dua Makam di Jember Amblas Akibat Banjir, Tulang Belulang Terbawa Arus Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.