Berita Surabaya
Akhir Polemik SMP Petra Surabaya dan Warga Soal Iuran Rp 140 Juta, Wali Kota Turun Tangan
Akhir polemik SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 Surabaya dan warga soal iuran Rp 140 juta, Wali Kota Eri turun tangan.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Polemik antara SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 dengan pengurus RW di Perumahan Tompotika, Manyar Tirtosari, Surabaya, akhirnya menemui titik terang.
Kedua belah pihak sepakat berdamai dan menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan.
Kesepakatan ini diambil setelah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mempertemukan kedua belah pihak di kediaman Ketua RW IV Kelurahan Menur Pumpungan, Surabaya, Senin (5/8/2024).
Berlangsung sekitar 50 menit melalui pertemuan tertutup, kedua belah pihak akhirnya menyetujui beberapa komitmen.
"Sudah ada beberapa kesamaan-kesamaan antara satu dengan yang lainnya," kata Wali Kota Eri saat dikonfirmasi seusai pertemuan.
Dari sisi warga, warga dari 3 RW (RW 4, RW 5 dan RW 7) sepakat untuk tidak lagi menerima iuran dari Petra.
Besaran iuran yang mencapai Rp 35 juta dianggap terlalu besar bagi Petra.
Sedangkan bagi pengurus RW, mereka tak ingin mengelola uang dari Petra demi menghindari dugaan penyelewengan.
"Ketika RW menerima uang, RW dikira melakukan pungli (pemungutan liar) atau minta bantuan. Padahal ini untuk kepentingan fasilitas umum dan keamanan," kata Cak Eri, sapaan Eri Cahyadi.
Ketiga RW juga sepakat akan memberikan akses jalan kepada Petra seperti sediakala. Tidak ada lagi penutupan jalan.
Baca juga: Klarifikasi SMP Swasta yang Tolak Iuran Rp 140 Juta ke RW, Merasa Tak Adil dan Siapkan Jalur Hukum
Sebagai gantinya, Petra akan berkontribusi kepada warga melalui beberapa hal. Di antaranya, ikut menyiagakan tenaga keamanan (sekuriti) di 8 gerbang perumahan untuk mengantisipasi kemacetan saat jam berangkat dan pulang sekolah, serta menjaga fasilitas umum (fasum) seperti kebersihan sungai dari eceng gondok.
"Petra luar biasa. Kalau dulu uangnya diberikan kepada RW, sekarang langsung dipegang Petra sendiri. Sehingga, eksekusinya langsung oleh Petra sendiri," tandasnya.
"Sebab, yang selama ini diberikan Petra kepada warga sebenarnya ya buat itu. Sehingga, ini bisa menjadi jalan tengah kedua pihak," tandasnya.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, Wali Kota Eri berharap polemik ini bisa selesai.
"Surabaya ini mengutamakan kekeluargaan. Kalau kemarin ada perbedaan pendapat mungkin hanya salah penafsiran, harapannya mulai sekarang semuanya selesai," katanya.
"Bagaimana warga bisa merasakan kenyamanan. Sekolah juga bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik," jelasnya.
Perwakilan warga berharap, kesepakatan tersebut menyudahi kegaduhan yang selama ini terjadi.
Pengurus RW merasa, mereka disudutkan dalam polemik tersebut.
Ketua RW IV Kelurahan Menur Pumpungan, Lulu Lili Aldjufri Hasan, menerangkan, iuran dari 3 RW dan Petra sebenarnya telah berlangsung sejak lama.
Keempat elemen warga tersebut awalnya bersepakat untuk memberikan kontribusi senilai Rp 32 juta untuk biaya keamanan.
Mencapai total Rp 128 juta tiap bulan, anggaran itu digunakan untuk gaji dan BPJS Kesehatan 40 sekuriti serta kas keamanan.
Tiap bulannya, masing-masing sekuriti mendapat gaji senilai Rp 2,7 juta.
"Jumlah sekuriti ini memperhitungkan jumlah KK di 3 RW yang mencapai 1.200 KK. Selain itu, juga untuk pengamanan 8 gerbang perumahan yang selama ini tidak kami tutup," kata Lili.
Memasuki tahun 2024, pengurus RW berniat untuk menaikkan gaji sekuriti dari Rp 2,7 juta menjadi Rp 3 juta.
Karenanya, iuran dari masing-masing pihak kemudian disesuaikan menjadi Rp 35 juta.
Namun sebelum hal tersebut dilakukan, Petra keberatan dan tak lagi membayar iuran sejak Maret 2024 lalu.
"Memang, kalau ditotal bisa mencapai Rp 140 juta. Tapi itu baru rencana dan belum pernah terjadi," katanya.
"Sehingga, tidak benar kalau pengurus RW meminta iuran Rp 140 juta per bulan dari Petra saja. Kami meluruskan, bahwa untuk dana keamanan itu merupakan anggaran yang dikumpulkan dari warga di ketiga RW plus Petra," tegas perempuan berjilbab tersebut.
Perwakilan Petra yang di antaranya dihadiri Wakil Direktur Sarana dan Prasarana Yayasan Pengajaran Pendidikan (PPK) Petra, Robertus Prananta, menjelaskan, pihaknya akan menindaklanjuti keputusan ini dengan mencairkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pak Eri. Diskusi gayeng. Kami menerima usulan itu," kata Robert.
"Petra nantinya akan melakukan pembenahan di lalu lintas, sehingga mengurai kemacetan lebih cepat dan membersihkan bozem. Sehingga, bozem bisa dinikmati bersama," tandasnya.
SMP Kristen Petra 3
Perumahan Tompotika
Manyar Tirtosari
Surabaya
Eri Cahyadi
ViralLokal
TribunJatim.com
Berita Surabaya Terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.