Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lebih Baik Minum Air Galon atau Air Rebus? Ahli dari IPB Bedah Risiko dan Efeknya untuk Kesehatan

Risiko dan efek air galon dan air rebus untuk kesehatan. MAna yang lebih baik diminum? Ini kata ahli dari Institut Pertanian Bogor.

Editor: Hefty Suud
freepick.com/Racool_studio
Ilustrasi - Risiko dan efek air galon dan air rebus untuk kesehatan menurut Profesor Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mendalami bidang air, Suprihatin. 

Hal itu berdasarkan hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) di Indonesia.

Studi tersebut dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy mengatakan, studi yang dilakukan pada 2020 ini memperlihatkan 31 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumi air isi ulang.

Baca juga: Pengakuan Artis Minta Dokter Amputasi Kakinya, Sakit karena Tak Suka Minum Air Putih: Udah Ikhlas

Baca juga: 3 Menu Diet Mengatasi Jerawat, Hidrasi Kulit dengan Banyak Minum Air Putih, Skin Care Juga Penting!

Lalu 15,9 persen dari sumur gali terlindungi, dan 14,1 persen dari sumur bor/pompa.

“SKAMRT 2020 juga memperlihatkan bahwa akses air minum layak mencapai 93 persen di mana 97 persen ada di perkotaan dan 87 persen di pedesaan,”

“Sedangkan akses air minum aman hanya 11,9 persen di mana 15 persen di perkotaan dan 8 persen di pedesaan,”

“Akses air minum layak dan aman ini merupakan dua indikator yang berbeda,” jelas Doddy kala itu, Kamis (1/4/2021), dikutip dari Kemenkes.

WHO: 1 Juta Orang Setiap Tahunnya Meninggal karena Diare Air Minum

Salah satu warga di Mojotengah, Menganti, Gresik, menunjukkan air PDAM di tempat tinggalnya mati, Selasa (12/12/2023).
Salah satu warga di Mojotengah, Menganti, Gresik, menunjukkan air PDAM di tempat tinggalnya mati, Selasa (12/12/2023). (Tribun Jatim Network/Willy Abraham)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar 1 juta orang diperkirakan meninggal setiap tahun karena diare yang disebabkan air minum, sanitasi, dan kebersihan tangan yang tidak aman.

Namun, diare sebagian besar dapat dicegah, dan kematian 395.000 anak berusia di bawah 5 tahun dapat dihindari setiap tahun jika faktor risiko ini ditangani.

Diare merupakan penyakit yang paling umum diketahui terkait dengan makanan dan air yang terkontaminasi, tetapi ada bahaya lainnya.

Pada tahun 2021, lebih dari 251,4 juta orang memerlukan perawatan pencegahan untuk penyakit skistosomiasis – penyakit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing parasit yang ditularkan melalui paparan air yang terkontaminasi.

Di banyak bagian dunia, serangga yang hidup atau berkembang biak di air membawa dan menularkan penyakit seperti demam berdarah.

Beberapa serangga ini, yang dikenal sebagai vektor, berkembang biak di air bersih maupun air kotor, melainkan dalam wadah air minum rumah tangga.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Berita Jatim lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved