Sosok Ravidho Ramadhan Jadi Doktor Termuda di Usia 26 Tahun & IPK Sempurna, dari Desa Transmigrasi
Ravidho Ramadhan tak hanya meraih gelar doktor, ia juga berhasil dapat IPK sempurna 4,00.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Meski terkenal sulit, soal-soal fisika membuatnya merasa senang dan tertantang.
Sementara Muhidin sebagai orang tua selalu mendukung cita-cita sang anak.
Ia menjadi sosok yang memantik semangat sang anak untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
Muhidin tidak pernah memaksa Gigih untuk menjadi juara kelas.
Yang terpenting baginya ialah Gigih rajin belajar dan memiliki karakter yang baik.
"Saya sebagai orang tua selalu memberikan motivasi, apapun pandangan atau pendapatnya tidak pernah saya bantah."
"Kalau cita-cita Gigih baik bagi hidupnya di dunia dan akhirat, saya berdoa semoga Tuhan mengabulkan."
"Kalau kuliah di UGM baik untuk hidup Gigih ke depan, keluarga tentu mendukung," ujar Muhidin, melansir Tribun Jabar.
Bagi Muhidin tidak mudah menjalani peran sebagai ayah sekaligus ibu setelah istrinya, Purnawati, meninggal dunia.
Tentu saja kepergian istrinya menjadi ujian berat tidak hanya baginya, tapi keempat anaknya.
Mulanya, ia mengaku kesulitan saat harus menyesuaikan diri dengan tanggung jawab ganda ini, apalagi perkembangan anak bungsunya agak terhambat.
Dulu, kata Muhidin, mendiang istrinyalah yang biasanya mengurus toko alat rumah tangga yang ada di depan rumah mereka.
Penghasilan dari toko digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Namun karena tak ada lagi yang semahir sang istri dalam berdagang, toko tersebut kini tidak ada yang mengurusi.
Tak pernah lagi Muhidin mengisi barang-barang untuk dijual di toko.
Sedangkan sehari-harinya Muhidin berprofesi sebagai guru honorer.
Lulusan Pertanian Universitas Mataram tahun 1990 ini mengaku tak langsung mendapatkan pekerjaan setelah wisuda.
Untungnya, dua tahun berselang, temannya pun menawarkan posisi guru matematika di MAS NW Korleko.
Semenjak itu Muhidin pun mengabdikan diri sebagai pahlwan tanpa tanda jasa.
"Pernah juga saya ikut teman jadi TKI di Malaysia, tetapi hanya setahun. Selepas itu, saya kembali lagi jadi guru," kenangnya.
Lebih dari 30 tahun Muhidin mengajar, berbagai karakter anak telah ia temui.
Adakalanya, di ruang guru, ia dan beberapa rekan menangisi anak-anak yang terlampau nakal.
Meski begitu, ia tetap mendoakan agar segala ilmu yang ia berikan bisa bermanfaat buat mereka.
Dengan penghasilan sebesar Rp2.000.000 sebulan, Muhidin harus putar otak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Terlebih, pada Desember ini, ia tidak lagi menerima uang sertifikasi karena telah memasuki usia pensiun.
Kendati masih diperbolehkan mengajar, penghasilannya akan berkurang drastis karena mendapatkan gaji pokok Rp500.000 per bulan.
"Untuk tambah-tambah, setelah mengajar, saya juga ngarit rumput untuk pakan sapi," ujar Muhidin.

Meski penghasilannya sebagai guru honorer pas-pasan, Muhidin selalu berupaya memenuhi kebutuhan Gigih.
Saat sang anak menyampaikan keinginan untuk berkuliah di UGM, awalnya Muhidin merasa berat.
Ia khawatir melepas anaknya menimba ilmu yang jaraknya lebih 800 kilometer.
Namun Muhidin sangat bahagia saat Gigih dinyatakan mendapatkan subsidi UKT 100 persen dari UGM.
Ketika itu, ia dan Gigih terkejut hingga memeriksa layar beberapa kali.
Kini, ia dan Gigih pun tinggal menunggu pengumuman beasiswa KIP Kuliah.
"Saya sangat merasa terbantu dengan adanya subsidi UKT, khususnya dalam keadaan ekonomi yang sulit seperti ini," ucapnya sambil berdoa agar subsidi ini dapat dimanfaatkan Gigih dengan sebaik-baiknya.
Menjelang keberangkatan Gigih ke Yogyakarta, Muhidin tak henti-hentinya memberikan nasihat.
Ia mengingatkan Gigih untuk selalu menjaga tutur kata dan perilaku di tanah rantau, serta memanfaatkan subsidi yang diterima secara maksimal.
Tak lupa, ia juga berpesan agar Gigih selalu disiplin menunaikan salat lima waktu.
"Nanti, setelah di Yogyakarta, jaga diri baik-baik. Jaga baik-baik apa yang keluar dari mulut sebab bila salah, itu bisa membahayakan."
"Bertutur kata yang lemah lembut, sabar, dan jangan lupa salat," pesannya.
BREAKING NEWS : Subuh Mencekam, Pemilik Warung Angkringan di Ngawi Ditikam Orang Tak Dikenal |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Maling Motor Modus COD di Probolinggo - Jasad Wanita di Lahan Kosong Surabaya |
![]() |
---|
Paguyuban Tani Puncu Gelar Demo di Kantor BPN Kediri, Tolak Pemerintah Patok Lahan Fasilitas Sosial |
![]() |
---|
Mantan Pimpinan KPK Duga Noel Ebenezer Dilaporkan Orang Dekat: Ruangan Kawan Disadap |
![]() |
---|
Pamit Jadi TKI, Warga Malah Berakhir Jadi PSK setelah Dijual Rp 10,5 Juta, Diselamatkan Konsulat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.