Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Dulu Disebut Kampung Idiot, Kini Desa Karangpatihan Ponorogo Mendunia Lewat Batik Ciprat Disabilitas

Kampung “Idiot” merupakan sebutan Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo puluhan tahun silam.

TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
Kampung “Idiot” merupakan sebutan Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo puluhan tahun silam. 

“Prosesnya satu hari cukup. Dan semua dilakukan oleh para disabilitas. Saya hanya mendampingi saja,” kata Sarmuji kepada Tribunjatim.com.

Dia menjelaskan semua murni dikerjakan oleh warga disabilitas kategori ringan sampai sedang. Di Desa Karangpatihan sendiri saat ini ada 98 disabilitas.

“Hanya memang beberapa yang ringan sampai sedang. Juga pendamping dari berbagai lapisan masyarakat. Anak-anak muda menjadi volunter,” tegasnya.

Volunter ini tugasnya adalah pemasaran. Dipasarkan melalui media sosial adalah tugas volunter.

“Pasarannya menyebar lumayan jalan lah. Sampai ke luar negeri juga. Ke Inggris juga. Jadi sekarang karangpatihan juga kendunia melalui batik cipratnya,” paparnya.

Baca juga: 4 TPS Khusus saat Pilkada Ponorogo 2024, Ada dari Ponpes hingga Rutan, Beriku Perinciannya

Sekelumit sejarah Desa Karangpatihan

Kondisi Desa Karangpatihansaat ini mengalami banyak perubahan. Selain berkumpul di rumah harapan mulya, mereka huga berdaya.

Mereka juga sibuk beraktivitas layaknya orang normal dengan memberikan makan kambing piaraan. Ada pula, yang membuat keset. 

Beberapa beternak ayam, ditukat dengan gula, cabai, dan garam.

“Saya dulu mengaku dari Desa Karangpatihan saja enggak percaya diri waktu itu," kata Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi 

Dia kemudian membantu para tunagrahita dengan cara sederhana. Eko paham betul bahwa jika tidak dibantu tentu, Desa Karangpatihan tetap dikenal dengan nama Kampung Idiot.

Baca juga: Tak Hadir di IKN, SBY Pilih Upacara Kemerdekaan di Kampung Halaman Pacitan

Eko juga sempat mendemo pemerintah setempat untuk memperjuangkan nasib para penyandang tunagrahita. Karena gencarnya demo, Eko menyebutkan bahwa 2008 kampun idiot masuk ke media. 

Tidak hanya media di Indonesia saja. Tetapi juga berbagai media internasional.  “Sampai 2010 efeknya luar biasa. Namun warga menjadi ketergantungan,” kisahnya,

Yang ebih menyayat hati, karena ketergantungannya, ketika ada mobil masuk ke Desa Karangpatihan selalu dikejar. Para warga tunagrahita menganggap mobil tersebut membawa bantuan. 

Hingga berdiri Karpat Bangkit. Disana masih cara sederhana. Pemuda membeku palu untuk para tunagrahita agar mencari batu sungai. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved