Berita Viral
4 Fakta Tentang Megthrust, Ada 16 Titik Megathrust di Indonesia, Pernah Picu Gempa Dahsyat di Jepang
Berikut tersaji beberapa fakta tentang gempa Megthrust. Seperti gempa dahsyat yang pernah terjadi di Jepang?
TIBUNJATIM.COM - Berikut tersaji beberapa fakta tentang gempa Megthrust.
Gempa Megthrust kini sedang viral di media sosial.
Pasalnya bencana alam ini disebut bisa memicu tsunami.
Apalagi ada 16 titik Megathrust di Indonesia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono pun membandingkan gempa Megtahrust dengan gempa besar yang terjadi di Jepang pada 8 Agustus 2024 lalu.
Lantas apa itu Megtahrust sebenarnya?
Berikut tersaji arti kata dan penjelasan tentang Megthrust menurut pakar tsunami di Indonesia, Widjo Kongko.
1.Apa Itu Gempa Megathrust?
Megathrust berasal dari Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" berarti sesar sungkup.
Letaknya berada di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).
Gempa megathrust adalah gempa bumi berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi.
Zona Subduksi yaitu wilayah di mana salah satu lempeng tektonik Bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.
Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi "terjebak" di tempat mereka bersentuhan.
Akhirnya, penumpukan regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan gempa megathrust yang besar terjadi.
Baca juga: Arti Kata Megathrust Viral Diprediksi Bakal Guncang Indonesia dalam Waktu Dekat, Ini Penjelasan BMKG
Dilansir dalam buku "Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017" berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust.
Nah, gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.
Zona megathrust istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.
Baca juga: Kata Pakar Geologi ITS Soal Ancaman Gempa Megathrust : Tak Bisa Diprediksi, Warga Tak Perlu Panik
Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.
Secara umum zona sumber kejadian gempa bumi di Indonesia berdasarkan mekanisme fisik dapat di bagi menjadi 3, salah satunya zona subduksi yang merupakan zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng.
Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai “patahan naik yang besar” disebut sebagai Zona Megathrust.

2. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono: Kesiapsiagaan adalah kunci
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa di masa mendatang.
Menurut Daryono, meskipun potensi megathrust sudah lama diidentifikasi, hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan pasti kapan dan di mana gempa akan terjadi.
“Seismic gap yang terdeteksi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menunjukkan adanya potensi, namun kita tidak bisa memastikan waktu terjadinya,” ujarnya pada Senin (12/8/2024) silam.
Seismic gap ini merujuk pada periode panjang tanpa aktivitas gempa besar di dua zona tersebut, yang dapat berarti adanya akumulasi energi yang berpotensi dilepaskan dalam bentuk gempa bumi besar.
Diperkirakan, gempa di Megathrust Selat Sunda dapat mencapai magnitudo 8,7, sementara di Mentawai-Siberut bisa mencapai magnitudo 8,9.
Meskipun potensi ini mengkhawatirkan, Daryono menegaskan bahwa informasi ini bukanlah prediksi atau peringatan dini.
Baca juga: Ancaman Megathrust Samudra Hindia, Raperda RTRW Jember Tidak Memuat Peta Mitigasi Bencana
Baca juga: Ancaman Gempa Bumi Megathrust di Indonesia, Penjelasan dari BMKG, Tinggal Menunggu Waktu Terjadi?
“Penting untuk dipahami bahwa potensi ini bukan berarti gempa akan segera terjadi. Ini lebih kepada pengingat agar kita lebih waspada dan siap,” jelasnya.
Wilayah yang diperkirakan akan terdampak jika gempa megathrust ini terjadi mencakup Jakarta dan sekitarnya, mengingat jarak Selat Sunda yang hanya sekitar 170 kilometer dari ibu kota.
Selain itu, wilayah Banten, Jawa Barat, dan Lampung juga berpotensi merasakan dampak yang signifikan, sementara Jawa bagian tengah dan timur mungkin akan merasakan getaran yang lebih kecil.
Gempa besar di zona Megathrust tidak hanya menjadi kekhawatiran di Indonesia. Daryono merujuk pada gempa yang terjadi di Jepang pada 8 Agustus 2024 lalu, yang berpusat di Tunjaman Nankai, sebagai pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan.

"Jika kita melihat sejarah, gempa besar terakhir di Nankai terjadi pada 1946, sementara di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797. Artinya, selisih waktunya sangat lama, dan kita harus lebih serius dalam mempersiapkan upaya mitigasi," tambah Daryono.
Mengakhiri pernyataannya, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau informasi resmi dari BMKG.
"Kesiapsiagaan adalah kunci, tetapi masyarakat juga harus tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, sembari tetap waspada," ujarnya.
3.Daftar Daerah Zona Megathrust yang Ada di Indonesia
Mengutip Tribunnews, , selain dua megathrust tersebut (Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut) Indonesia juga dikelilingi oleh banyak titik megathrust lain.
Ada 16 titik megathrust yang mengelilingi Indonesia, yaitu:
- Aceh-Andaman
- Nias-Simeulue
- Kepulauan Batu
- Mentawai-Siberut
- Mentawai–Pagai
- Enggano
- Selat Sunda Banten
- Selatan Jawa Barat
- Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
- Selatan Bali
- Selatan NTB
- Selatan NTT
- Laut Banda Selatan
- Laut Banda Utara
- Utara Sulawesi
- Subduksi Lempeng Laut Pilipina
Dikutip dari Kompas.comahun 2018, disebutkan, zona megathrust terbentuk ketika lempeng samudera bergerak ke Bawah menunjam lempeng benua dan menimbulkan gempa bumi.
Zona megathrust di Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak jutaan tahun saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan.
Karena menjadi wilayah sumber gempa, zona ini dapat memunculkan gempa bumi dengan berbagai magnitudo dan kedalaman.
Meski memiliki potensi menimbulkan gempa besar, tapi zona megathrust juga kerap menimbulkan gempa berbekuatan kecil.
"Data menunjukkan Sebagian besar gempa yang terjadi di zona megathrust adalah gempa kecil dengan kekuatan kurang dari M 5,0."
3.Apakah selalu menimbulkan potensi tsunami?
Berdasar kajian kegempaan, setiap zona megathrust tersebut memiliki potensi gempa yang berbeda.
Selain itu, tidak setiap gempa megathrust menimbulkan tsunami.
Ia menjelaskan tsunami punya syarat gempa besar, hiposenter (titik pusat gempa) dangkal, dan gerak sesar naik.
Meski begitu, bukan tidak mungkin tsunami terjadi akibat gempa megathrust.
Widjo Kongko, salah satu pakar tsunami di Indonesia yang diwawancarai KOMPAS.com tahun 2021 menyebut bahwa memang ada potensi tsunami di zoma megathrust.
Menurut Widjo, memang benar bahwa tsunami yang bersumber dari gempa megathrust di Indonesia akan berdampak katastropik. Artinya, tinggi tsunami bisa lebih dari 10 meter.
Meski begitu, Widjo menegaskan belum ada kajian terperinci dan detail mengenai hal ini.
4.Kesamaan dengan Jepang
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
"Rilis gempa di dua segmen ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam pernyataannya, Senin(12/8/2024).
Kendati demikian lanjut Daryono, apabila kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap gempa Megathrust benar-benar terjadi di Nankai efeknya tidak bakal sampai ke Indonesia.
"Jika gempa dahsyat Nankai terjadi apakah ada efeknya terhadap lempeng tektonik di Indonesia? Jawabnya, dipastikan tidak berdampak terhadap sistem lempeng tektonik Indonesia karena jarak yang jauh, dan dinamika tektonik hanya berskala lokal hingga regional di Tunjaman Nankai," katanya.
Yang pasti lanjut Daryono apabila kekhawatiran akan terjadinya gempa besar yang disampaikan para ahli Jepang tersebut menjadi kenyataan, tentu saja akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga akan memicu tsunami.
Sebab menurut Daryono, di zona Megathrust Nankai terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu.
"Gempa M7,1 kemarin dikhawatirkan menjadi pemicu atau pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai," ujarnya.
Palung Nankai kata Daryono memiliki beberapa segmen megathrust, namun jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang yakin palung tersebut mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga M9,1.
"Sejarah menunjukkan Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat. 1. Gempa Hakuho – 684 2. Gempa Ninna 887 3. Gempa Kōwa 1099 4. Gempa Shōhei M8,4 1361 5. Gempa Keichō M7,9 - Tsunami 1605 6. Gempa Hoei M8,7 1707 7. Gempa Ansei M8,4 1854 8. Gempa Nankaido M8,4 1946," ujar Daryono.
Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com
Berita Viral lainnya
fakta tentang gempa Megthrust
viral di media sosial
tsunami
megathrust
apa itu Megtahrust
arti kata
Tribun Jatim
Ryaas Rasyid Soroti Hasil Uji Labfor Ijazah Jokowi Identik: Uang Palsu Juga Identik |
![]() |
---|
Penyebab 1000 Rekam Medis Pasien Jadi Bungkus Gorengan hingga Rumah Sakit Didenda Rp 610 Juta |
![]() |
---|
Tangis Ramisih Tinggal di Kandang Sapi Padahal Anaknya PNS, Setia Menunggu Dijemput: Rindu |
![]() |
---|
Pengendara Motor Ditarik Rp 2 Ribu Jika Ingin Lewat Trotoar di Dekat Gedung DPR RI, Dulu Viral |
![]() |
---|
Apa Saja yang Dipantau Payment ID? Pencatat Riwayat Keuangan Berbasis NIK, Uji Coba 17 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.