Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Wali Kota Eri Minta Transformasi Layanan Publik, Urus Adminduk di Surabaya Harus Dekat dan Cepat

Wali Kota Eri Cahyadi meminta transformasi layanan publik, layanan adminduk di Surabaya harus dekat dan cepat.

Tribun Jatim Network/Bobby Constantine
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat meninjau pelayanan administrasi kependudukan di salah satu kantor kelurahan di Surabaya, Kamis (5/9/2024). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meminta birokrat Pemkot Surabaya untuk melakukan transformasi pelayanan publik. Di antaranya, dengan melakukan percepatan pelayanan administrasi kependudukan, Kamis (5/9/2024).

Mantan birokrat Pemkot Surabaya ini meminta jajarannya mengubah pola pikir cara kerja mereka.

Dalam melayani masyarakat, ia menekankan pentingnya pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Pelayanan publik di balai RW misalnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, warga memerlukan layanan administrasi kependudukan (adminduk).

Maka, mereka tidak perlu lagi datang ke kantor kelurahan karena bisa melalui aplikasi.

"Salah satu contohnya adalah penerapan konsep pelayanan publik di balai RW," kata Wali Kota Eri saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (5/9/2024).

"Setiap kegiatan atau pelayanan publik di balai RW, filosofinya adalah membuat pintar warga. Jadi misal pada waktu (ada pegawai) izin kerja, warga tidak perlu urus KTP datang ke kantor kelurahan, dengan begini, maka tidak ada lagi pelayanan publik yang terhambat," ujarnya.

Selain pelayanan adminduk yang semakin dekat, tiap kelurahan dilengkapi dengan satu tenaga kesehatan dan satu kelurahan satu unit ambulans. Sehingga, pelayanan kesehatan bisa semakin cepat.

Baca juga: Wisatawan di Surabaya Meningkat Pesat, Pasca Wali Kota Buka Wisata Kota Lama Hingga SBEC

Hal itu nantinya akan ditopang dengan pemanfaatan teknologi dalam transformasi pelayanan publik. Tak hanya terkait dengan pelayanan publik, juga terkait dengan berbagai program lainnya.

"Dulu, penanganan stunting misalnya dilakukan secara manual dan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Sekarang, dengan perubahan ini, angka (prevalensi) stunting Surabaya turun menjadi 1,6 persen, dan kemiskinan juga mengalami penurunan," kata Eri Cahyadi.

Pemanfaatan teknologi juga dilakukan untuk penerapan presensi karyawan di lingkungan Pemkot Surabaya.

Dengan teknologi aplikasi, kini presensi karyawan menjadi lebih efisien, karena mereka tidak perlu harus antre.

"Jadi absen bisa dilakukan di mana pun, yang terpenting adalah output dan outcome-nya per hari itu ada. Itu kenapa saya kumpulkan lurah, camat dan kepala dinas. Jadi yang sudah kita lakukan ini saya ingin menjadi evaluasi agar mengerti tujuannya," bebernya.

Selain itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kembali menegaskan, kerja pemerintah harus berorientasi pada kebahagiaan masyarakat.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved