Berita Ponorogo
Tingkatkan Kewaspadaan Warga Terhadap Longsor, BPBD dan PVMBG Mulai Pasang LEWS di Ponorogo
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai memasang LEWS
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai memasang Landslide Early Warning System (LEWS), Selasa (10/9/2024),
LEWS adalah alat deteksi dini terjadinya longsor.
Ada 6 LEWS yang akan dipasang oleh PVMBG dan BPBD Ponorogo.
LEWS mulai dipasang, Selasa (10/9/2024) sampai Jumat (13/6/2024)
“Ponorogo salah satu wilayah yang punya potensi longsor baik jatuhan atau luncuran itu masuk kategori tinggi,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (10/9/2024).
Baca juga: DPRD Ponorogo Segera Bentuk Fraksi, Ketua Sementara: Ada 3 Parpol Tak Bisa Bentuk Fraksi Sendiri
Dia menjelaskan bahwa dari 21 kecamatan di bumi reog, ada beberapa kecamatan yang tinggi resiko longsor.
Diantaranya Kecamatan Slahung, Pudak, Pulung, Sawoo, Ngebel.
“Daerah Slahung, Pudak, Pulung, Sawoo, Ngebel merupakan kecamatan yang masuk peta rawan longsor,” kata mantan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo
Hal tersebut, kata dia, menjadi perhatian PVMBG. Dimqna tahun 2024 PVMBG memasang 6 stasiun memantau gerakan tanah atau Landslide Early Warning System (LEWS).
Baca juga: Bupati Ponorogo Prediksi Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Australia, Ajak Warga Nobar Lewat Videotron
“Keenam itu dipasang, 2 titik di Desa Sriti Kecamatan Sawoo, 2 titik di Desa Tempuran Kecamatan Sawoo, 1 titik di Desa Bekiring Kecamatan Pulung dan 1 titik di Desa Tugurejo Kecamatan Slahung,” terangnya.
Pemilihan lokasi pemasangan bukan tanpa sebab. PVMBG dan BPBD memasang berdasarkan potensi untuk potensi warga terdampak
“Semakin banyak potensi rumah terdampak, tentu semakin banyak LEWS dipasang. Ya seperti di Desa Tempuran dan Desa Sriti,” tambahnya.
Baca juga: JATIM TERPOPULER Wanita Nangis Salah Unggah Pas Foto saat Daftar CPNS hingga Tabrak Lari di Ponorogo
Menurutnya, sebelum LEWS dipasang tentu dilakukan survei terlebih dahulu. Survei seperti di Desa Banaran Kecamatan Pulung, Desa Talun Kecamatan Ngebel juga dilakukan survei.
“Namun yang terpilih ada 4 desa. 4 desa itu secara sejarah memang pernah longsor. Juga secara struktur juga begitu,” paparnya.
Masun mengaku bahwa LEWS dipasang untuk meningkatkan kewaspadaan warga.
Dimana ketika berbunyi, warga waspada dan bisa mempersiapkan diri untuj segera mengungsi.
Baca juga: Terungkap Alasan Pelaku Tabrak Lari Seorang Nenek di Ponorogo, Ngaku Ngantuk dan Tak Sadar
LEWS berisi sensor extensometer (Pergeseran tanah) dan rain gauge (Curah hujan). Sementara data yang dikumpulkan dari poniroyo itu dikirim dari stasiun lapangan ke PVMBG menggunakan konsep Internet of Thing.
Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polres Ponorogo Sediakan Lahan 31 Hektar Untuk Tanam Jagung |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo :Bangun IGD Terpadu Hingga Rumah Sakit Rasa Hotel |
![]() |
---|
Wabah PMK di Ponorogo Masih Belum Landai, Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang |
![]() |
---|
Pengangguran yang Kecanduan Karaoke bersama LC di Ponorogo, Tak Kapok 4 kali Dipenjara Demi Nyanyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.