Desa di Ponorogo Ogah Minta Bantuan Air Bersih, Padahal Alami Kekeringan, Bisa Handle Sendiri

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Daerah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Ponorogo sejatinya tidak hanya 10 dusun.

Ada satu dusun lagi yang mengalami kekeringan.

Namun dusun tersebut tidak meminta bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo.

Adalah Dusun Tarap, Desa Sriti, Kecamatan Sawoo.

“Sejauh ini per hari ini ada 10 dusun dalam pantauan kami. Ditambah Dusun Tarap Desa Sriti yang kekeringan,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Minggu (15/9/2024).

Baca juga: Polisi Terjunkan 150 Personel Amankan Talkshow Makin Cakap Digital Ponorogo yang Hadirkan Yeni Inka

Pemerintah desa (Pemdes) Sriti, kata dia, tidak meminta bantuan dropping air bersih.

Alasannya, Pemdes Sriti bisa menghandel sendiri krisis air bersih.

“Tetapi BPBD Ponorogo tidak lantas lepas tangan. Kami bantu sarana prasarana ke Dusun Tarap, Desa Sriti,” urai mantan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan).

Dimana bantuan itu adalah Tandon biasa, tandon lipat dan jerigen.

Baca juga: Ironi Kekeringan di Desa Gelang Kulon Ponorogo, Dulu Pemdes Sediakan Air Sendiri, Kini Dibantu BPBD

Untuk jerigen tersebut bisa digunakan oleh warga mengangkut bantuan air bersih dari pemdes Sriti.

Masun mengaku pihak BPBD Ponorogo juga telah ke lokasi. Saat asessment, Pemdes mengaku sanggup menanggulangi krisis air bersih.

“Yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih ada 7 rumah, 10 kk, 30 warga. Lokasinya persis seperti Dusun Kroyo Desa Gelang Kulon Kecamatan Sampung. Berada di pucuk,” pungkasnya.

BPBD juga mendistribusikan air bersih ke sejumlah wilayah lain di Ponorogo yang mengalami kekeringan.

Baca juga: Talkshow Makin Cakap Digital Digelar di Ponorogo, Hadirkan Narasumber Berkompeten hingga Yeni Inka

Hingga kini, total ada 637 KK di 10 dukuh dari 8 desa di 5 kecamatan yang menerima bantuan air bersih.