Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Telanjur Transfer Rp100 Juta, PNS Malah Tak Dapat Mobil Xpander Impiannya, Uang Lenyap Ditilep

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengalami nasib apes saat hendak beli mobil. Ia menjadi korban penipuan.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Dok. Polres Prabumulih via Tribun Sumsel
Pelaku penipuan PNS yang telanjur transfer Rp100 juta demi mobil Xpander impian. 

Limit transaksi di bank tersebut juga lebih besar.

AX kemudian menjawab tidak punya rekening BCA.

Tetapi, AX mengatakan anaknya ada rekening BCA, dan korban memintanya.

Setelah 20 menit kemudian, tiba-tiba AT mengirimkan nomor rekening BCA atas nama Cindy Aulia Permata Sari.

Korban mengkonfirmasi kepada AX, dan menunjukkan pesan WhatsApp dari AT.

AX pun langsung mengiyakan dan menyuruh korban transfer uang.

Korban hanya bisa mengirimkan Rp 100 juta, karena terbatasnya limit transfer M-banking.

Setelah berhasil dikirim, korban dan abang iparnya menunjukkan bukti kepada AX.

"AX kemudian mengambil surat-surat kendaraan dan diberikan kepada AN. Rupanya, AN menahan BPKB mobil, dengan alasan dibayar lunas dulu pembayarannya. Padahal kan klien saya mau bayar semuanya sambil mencari bank BCA. Ketika ditanyakan kepada AX dan AN, mereka bilang tidak ada bank BCA di Perawang," sebut Andika.

Pada saat menulis kuitansi, kata dia, AN tidak menulis nominal dan terbilang.

AN beralasan menunggu AT datang yang akan mengisi nominal di kuitansi.

Ilustrasi uang ratusan juta.
Ilustrasi uang ratusan juta. (Tribunnews.com)

Ketika korban bertanya dimana AT, AN menjawab akan datang pada sore hari.

Sambil menunggu AT, korban dan keluarganya menawarkan lagi cek sisa pembayaran, namun AX dan AN menolak.

"Mereka tetap maunya ditransfer. Tak lama kemudian, masuk pesan dari AT yaitu nomor virtual account. Lalu, korban dan abang iparnya membayarkan sisanya melalui virtual account sebesar Rp 86.500.000," kata Andika.

Bukti pembayaran diperlihatkan korban kepada AX dan AN yang sedang duduk berdekatan.

Kedua terduga pelaku menyuruh korban menuggu, karena katanya belum dikirim oleh AT.

Sambil menunggu, korban kembali bertanya siapa itu AT.

Lantas, AN menjawab bahwa AT adalah orang untuk menitipkan unit mobil.

Korban dan keluarganya mulai merasa ada yang tidak beres. Soalnya, menjadi tanda tanya kenapa harus menunggu AT mengirimkan uang.

Padahal, kata Andika, transaksi pertama uangnya dikirim ke rekening anak terduga pelaku. Korban mendesak AX dan AN untuk menelepon AT.

Namun, mereka mengatakan bahwa AT sudah tidak bisa dihubungi dan WhatsApp diblokir.

Korban sadar telah tertipu dan membuat korban dan keluarganya panik.

"Klien saya melihat AX dan AN sibuk menelepon, yang saya tahu itu adalah polisi. Sekitar tiga menit, datanglah seorang laki-laki ke toko AX bernama Afrizon, sebagai Bhabinkamtibmas. Katanya diperintahkan oleh AKP Fajri untuk mediasi. Namun, tidak mendapatkan hasil," sebut Andika.

Korban, lanjut Andika, meminta kunci mobil karena sudah dibayarkan. Namun, anggota polisi, Afrizon meminta kunci mobil untuk diserahkan kepada anak AX.

Korban tidak terima, karena sudah membeli mobil tersebut.

"Afrizon ini mengatakan biar dia saja yang bawa ke Polsek Tualang dan katanya ikut mengawal. Jadi, saya berikan kunci mobil ke anak AX," kata Andika.

Atas kejadian ini, korban melaporkan kepada Polsek Tualang atas dugaan penipuan dan atau penggelapan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved