Warga Desa Patemon Bondowoso Lega, Jalan yang Rusak Selama 15 Tahun Akhirnya Diaspal : Sejak SD

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Setelah 15 tahun jalan penghubung Desa Patemon, Kecamatan Tlogosari ke Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari rusak. Akhirnya kini selesai diaspal.

Jalan yang disebut sering seperti kolam ikan saat musim hujan itu, telah diaspal dengan anggaran mencapai sekitar Rp 6,7 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2024.

Zainul Muhaimin (27), warga Desa Lombok Kulon menyambut bahagia pengaspalan jalan ini.

Karena, sejak dirinya masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar tahun 2009, jalan memang sudah rusak.

"Lumayan dalam lubangnya, terkadang sampai ada sepeda jatuh gara-gara lubangnya besar," urainya.

Baca juga: Si Jago Merah Melalap Rumah di Bondowoso, Warga Ketar-ketir Api Merembet ke Tempat Agen Gas Elpiji

Ia menjelaskan sebenarnya pernah diperbaiki sebagian.

Namun karena sering dilewati truk tebu jadi kerusakan makin parah. 

Karena itulah, jalan yang sekarang sudah mulus disambut bahagia warga.

Baca juga: KPU Jatim Monitoring Persiapan Pilkada Bondowoso, Singgung Distribusi Logistik Saat Musim Hujan

"Pecah telur akhirnya diaspal," terangnya.

Menurut Plt Kepala Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Bina Kontruksi, Anshori, panjang jalan diaspal yakni 4,6 KM atau 4.600 meter dikali 4,5 meter. Pengerjaan pengaspalan dilakukan selama empat bulan atau 120 hari.

"Pengerjaannya dilakukan sejak 22 Juli 2024, hingga 19 Oktober 2024," urainya.

Ia menerangkan, jalan ini memiliki peran penting sebagai akses utama yang menghubungkan tiga kecamatan sekaligus. Yakni, kecamatan Tlogosari, Pujer, dan Wonosari.

Baca juga: Viral Lagi, Polisi Tidur di depan Mapolres Bondowoso Dikeluhkan Warga, Sering Terjadi Kecelakaan

Perihal belasan tahun tak diperbaiki, Anshori mengaku sebenarnya bukan tidak sama sekali diperbaiki.

Beberapa kali diperbaiki, namun karena hanya sekitar 100 meter. Jadi terkesan tidak diperbaiki. Lebih-lebih memang benar, kerap ditemui truk pengangkut tebu dan kayu yang melebihi tonase. Bahkan pernah ada yang 26 ton atau 18 ton ke atas.

"Harapan kami itu seperti sekarang ini. Lagsung jos, 4 kilo, 5 kilo. Bukan cuma 100 meter, 100 meter," jelasnya.

"Sebenarnya sudah di-spot spot yang dimaksud warga itu. Warga melihatnya pendek-pendek, sementara rusaknya panjang," katanya

Baca juga: Polisi Bondowoso Bekuk 2 Pelaku Judi Online, Sita Ponsel dan Uang Jutaan Rupiah

Untuk itulah, BSBK akan bersinergi dengan Forkopimca, dinas terkait termasuk Dinas Perhubungan agar kendaraan tak melebihi tonase.

"Pembuatan portal menjadi kewenangan Dishub," urainya.

Ia pun meminta masyarakat untuj aktif melaporkan jika ada kerusakan. Karena, masih ada jangka waktu pemeliharaa sekitar 6 bulan atau 100 hari.

"Iya bahasanya masih ada garansi," terangnya.

Baca juga: Emak di Bondowoso Diduga Curi Satu Boks Buah Anggur Saat Dini Hari Terekam CCTV, Polisi Turun Tangan

Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, memberikan atensi agar setelah diperbaiki jalan ini BSBK dan Forkpimca memikirkan cara menjaga dan memelihara jalan.

Salah satunya yang penting mengedukasi pengangkut tebu atau kayu.  Agar tidak mengangkut melebihi tonase maksimal jalan. Karena sebelumnya berdasarkan laporan, pernah ada portal.

"Tonasenya tadi maksimal 8 ton," jelasnya.

Disinggung tentang belasan tahun jalan rusak baru dibangun, kata pria akrab disapa Hadi itu, pentingnya masyarakat untuk ikut memantau realiasi program prioritas daerah. Salah satunya yakni pengaslan jalan atau perbaikan infrastruktur.

"Untuk lokal Bondowoso 2025, kami juga mendorong, ayo bagaimana yang kemudian jdi prioritas kita. Salah satunya, infrastruktur," pungkasnya.