Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral Lokal

Kades Dono Sebut Desa Miskin dan Diduga Tilap Dana Rp 1 M, Ratusan Warga Ngamuk dan Siap Gulingkan

Seorang Kades menjadi sasaran amukan warga karena kelakuannya menyebut warganya sendiri miskin hingga tega mengambil jatah bersama.

|
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TRIBUNJATIM.COM/MUHAMMAD NURKHOLIS
KADES BERMASALAH - Ratusan warga Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kecamatan Plumpang, Selasa (28/10/2025). Massa menuntut kepala desa mereka dicopot dari jabatannya. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi demonstrasi oleh ratusan warga di Desa Kepohagung, Kabupaten Tuban tak bisa terhindarkan.

Aksi tersebut bentuk dari kemarahan warga dengan sosok Kepala Desa Kepohagung, Dono Sumuri.

Kades Dono telah mencoreng nama baik warganya dan menghina mereka.

Ratusan warga merasa terhina karena disebut oleh Kadesnya sendiri sebagai desa miskin.

Sikap tersebut yang membuatnya kini digeruduk oleh warga sendiri.

Ratusan warga Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kecamatan Plumpang, Selasa (28/10/2025).

Aksi tersebut merupakan buntut dari dugaan penggelapan keuangan desa yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Kepohagung, Dono Sumuri.

Sebelum bergerak ke kantor kecamatan, massa terlebih dahulu berkumpul di balai desa untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Setelah itu, rombongan melanjutkan aksi menuju Kantor Kecamatan Plumpang.

Tujuan aksi ini adalah mendesak Camat Plumpang agar segera menindaklanjuti proses pemberhentian kepala desa yang dianggap telah menyelewengkan jabatan.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tikungan Tajam Cerme Gresik, Pemotor Asal Tuban Tewas Seruduk Truk

Sebut desa miskin

Koordinator aksi, Ahmad Ikhyak, mengatakan dugaan penyelewengan keuangan desa yang dilkaukna oleh kepala desa diduga mencapai sekitar Rp900 juta hingga Rp1 miliar.

“Kepala desa sendiri pernah mengatakan di depan warga kalau uang itu dibawa dia dan dia yang bertanggung jawab. Tapi setelah dipanggil inspektorat, justru dia mengingkari,” ujar Ikhyak.

Selain itu, kepala desa juga tidak mengakui telah menerima uang dari Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). Bahkan, uang dari Pendapatan Asli Desa (PAD) senilai Rp400 juta justru diakui sebagai uang pribadinya.

“Dia malah bilang desa punya utang sama dia Rp400 juta, katanya desa miskin. Dari situ warga sepakat untuk aksi menuntut pemberhentian kepala desa,” imbuhnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved