Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Banjir Bandang di Blitar

Mesilah Menangis Histeris Perhiasan Emas 23 Gram dan Uang Rp 13 Juta Hanyut Terbawa Banjir di Blitar

Mesilah menangis histeris perhiasan emas 23 gram dan uang Rp 13 juta hanyut terbawa banjir bandang di Blitar, rumah hanya tersisa fondasi.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Samsul Hadi
Kolase Mesilah (duduk di kursi) saat berada di tempat pengungsian sekaligus dapur umum di salah satu rumah warga di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Minggu (1/12/2024), dan kondisi rumahnya yang tinggal fondasi setelah diterjang banjir bandang. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Mesilah (70) menangis histeris saat keponakannya datang menjenguknya di tempat pengungsian, sekaligus dapur umur di rumah warga Dusun Paldoyong, Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (1/12/2024).

Sambil menangis, Mesilah beberapa kali terdengar mengadu kepada keponakannya kalau harta bendanya telah habis ikut hanyut terbawa banjir bandang yang menerjang Dusun Paldoyong pada Sabtu (30/11/2024) malam.

"Hartaku habis semua, uang, baju di lemari, perkakas dapur ikut hanyut (terbawa banjir). Rumah tinggal fondasi," kata Mesilah.

Mesilah merupakan satu dari puluhan warga di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, yang terdampak bencana banjir bandang.

Rumah peninggalan orang tua yang ditempati Mesilah roboh diterjang air banjir yang datang membawa lumpur, kayu, dan sampah.

Semua harta benda milik Mesilah yang disimpan di rumah juga ikut hanyut terbawa banjir.

Perhiasan emas 23 gram, uang tunai Rp 13 juta, perkakas dapur, baju, dan lemari milik Mesilah yang disimpan di rumah semua tidak tersisa.

Baca juga: Dihantam Banjir Bandang, Jalan Penghubung Dusun di Desa Sambigede Blitar Terputus

Perhiasan emas dan uang tunai itu merupakan tabungan Mesilah selama bekerja di Kota Surabaya.

"Perhiasan emas 23 gram dan uang Rp 11 juta saya simpan di lemari. Lalu ada uang Rp 2 juta yang biasanya buat belanja kebutuhan saya selipkan di bawah tikar. Semua habis (terbawa banjir)," ujarnya.

Mesilah tinggal sebatang kara di rumah peninggalan orang tuanya.

Dia pernah menikah, tapi sudah pisah dengan suami dan tidak mempunyai anak.

Saat terjadi banjir, Mesilah disusul warga di rumahnya untuk dibawa ke rumah warga lainnya yang aman dari banjir.

"Saya disusul ke rumah, lalu di bawah ke sini (rumah warga yang aman dari banjir). Saya jalan sudah susah karena lutut sakit, penglihatan saya juga sudah tidak jelas," katanya.

"Saya tidak punya anak dan tidak punya suami. Saya dulu kerja di Surabaya. Dulu tinggal di rumah sama ibu. Setelah ibu meninggal, saya sendirian," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved