Berita Viral
Bayar Rp 80 Juta Demi Kerja di Dinas Pariwisata, Warga Ponjong Malah Apes Uangnya Lenyap Digondol
Seorang warga apes bayar Rp 80 juta demi kerja di Dinas Pariwisata. Pasalnya, yang yang ia bayarkan malah dibawa kabur orang lain.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang warga apes bayar Rp 80 juta demi kerja di Dinas Pariwisata.
Pasalnya, yang yang ia bayarkan malah dibawa kabur orang lain.
Korban adalah NW, warga Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Ia melaporkan AN yang dikenal sebagai pekerja media, setelah merasa dirugikan hingga Rp 80 juta.
Uang tersebut disetor korban karena dijanjikan akan dipekerjakan di Dinas Pariwisata Gunungkidul.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Achmad Mirza menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula pada Senin (19/2/2024) ketika korban yang berinisial NW bertemu dengan terlapor AN di sebuah bank di Kapanewon Ponjong.
Dalam pertemuan itu, AN menjanjikan NW mendapat pekerjaan di Dinas Pariwisata dengan syarat menyetor sejumlah uang.
"AN meminta Rp 80 juta kepada NW," ungkap Mirza saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Minggu (1/12/2024), melansir dari Kompas.com.
Setelah menunggu, NW tidak menerima panggilan untuk bekerja di Dinas Pariwisata.
Akhirnya, pada Selasa (5/10/2024), NW melaporkan AN ke Satreskrim Polres Gunungkidul.
Baca juga: 12 Wanita Dijanjikan Kerja Malah Disekap, Iming-iming Dapat Gaji Rp700 Ribu: Kok Gak Jadi LC
Polres Gunungkidul telah melakukan klarifikasi terhadap lima orang saksi terkait kasus ini.
AN yang dikenal sebagai pekerja media juga telah diundang untuk memberikan keterangan, namun tidak hadir.
"Kami belum melakukan pemanggilan, karena masih dalam tahap penyelidikan. Terduga pelaku tidak hadir. Rencana pekan depan akan kami gelar dulu," tambah Mirza.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, menegaskan bahwa pihaknya telah mendengar informasi mengenai kasus ini.
Dia memastikan bahwa tidak ada orang yang dapat bekerja tanpa melalui proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Selain itu, pegawai Tenaga Harian Lepas (THL) sudah tidak ada di Dinas Pariwisata.
"Bahkan jika ada anak pejabat ingin masuk ke ASN, mereka harus melalui seleksi. Yang jelas, penerimaan ASN itu resmi melalui CPNS. Pemangku kepentingan yang mengkoordinir juga adalah Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah," tegas Windu.
Baca juga: Wanita di Malang Apes Jelang Lebaran, Dijanjikan Kerja via Aplikasi Ternyata Amsyong, Tugas Khusus
Sebelumnya, sebanyak 12 wanita dijanjikan kerja gaji Rp700 ribu per tiga jam malah disekap di sebuah bangunan.
Temuan adanya insiden penyekapan tersebut berawal dari laporan yang masuk dalam layanan kedaruratan Command Center 112.
Petugas gabungan dari Satpol PP, pegawai Kecamatan Benowo, BPBD Surabaya, dan anggota Polsek Benowo melakukan pencarian atas laporan.
Informasi alamat yang kurang spesifik menunjukkan lokasi asli kejadian tersebut, sempat membuat petugas gabungan kebingungan.
Namun, setelah dilakukan penyisiran di beberapa bangunan sekitar lokasi yang dilaporkan, akhirnya petugas berhasil menemukan tempat yang dijadikan rumah penampungan para wanita tersebut.
"Kita temukan pelapor dan dia minta dirahasiakan, jangan sampai ketahuan yang melapor," kata Camat Benowo, Denny Christupel Tupamahu, ditemui awak media.
"Sehingga dengan dukungan Polsek Benowo dan Koramil Benowo kita temukan semua yang tinggal ada 12 orang, seluruhnya kita kumpulkan dan tanyakan identitas mereka," imbuh dia.
Kini empat orang masih diinterogasi Anggota Unit Reskrim Polsek Benowo Polrestabes Surabaya.
Adapun 12 wanita yang dijanjikan bekerja sebagai pemandu lagu disekap di sebuah rumah Jalan Sememi Jaya I, Benowo, Surabaya, Jumat (15/11/2024) lalu.
Kapolsek Benowo Polrestabes Surabaya, Kompol Didik Sulistyo mengatakan, mereka yang diperiksa di antaranya tiga wanita yang mengaku disekap, dan pria penjaga rumah penampungan.
Sedangkan sembilan wanita lainnya yang berhasil ditemukan di tempat penampungan, telah dibawa Satpol PP untuk diserahkan ke Liponsos Kota Surabaya.
Pemeriksaan terhadap beberapa orang tersebut bertujuan memastikan kebenaran dugaan adanya praktik bisnis transaksi prostitusi berkedok agensi penyaluran tenaga kerja.
Pasalnya, mereka sejak awal dijanjikan oleh beberapa pihak agensi bodong tersebut untuk bekerja sebagai ladies companions atau LC.
Namun ternyata mereka tidak kunjung dipekerjakan sebagai LC.
Mereka malah diminta tinggal di rumah penampungan tersebut, selama kurun waktu yang tak dapat ditentukan.
"Kayaknya (mereka ditampung gitu). Tiga jam, digaji Rp 700 ribu, dijanjikan kerja LC seperti itu," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Jumat (15/11/2024).
Baca juga: Tampang Pria Bergelar Sarjana Teknik Tipu Pemuda dengan Modus Loker, Bawa Lari Motor usai Bertemu
Para wanita tersebut didatangkan dari beberapa wilayah Pulau Jawa.
Kompol Didik Sulistyo mengatakan, kebanyakan mereka dari beberapa kabupaten di Jawa Timur.
Namun ada juga yang berasal dari Kabupaten Magelang, Jateng.
Mereka berada di dalam rumah penampungan tersebut, terhitung baru hitungan hari.
Paling sebentar, ada yang tinggal sejak tiga hari lalu.
Paling lama, ada yang sudah tinggal di sana, selama sepekan.
"Ada tadi dari Magelang. Ada yang enam hari. Ada yang tiga hari. Ada yang 1 minggu."
"Variatif, paling cepat ya tiga hari," jelasnya.
Terkait sosok agensi yang merekrut dan menjanjikan mereka pekerjaan sebagai LC, Kompol Didik Sulistyo mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait hal tersebut.
Pasalnya, pihaknya belum dapat menemukan si pemilik asli dari bangunan rumah penampungan tersebut.
Namun ia berhasil mengamankan satu orang pria berusia kisaran 35 tahun yang mengaku kepada penyidik bertugas sebagai penjaga rumah penampungan.
Baca juga: Wanita Sunter Lemas Kehilangan Rp 500 Juta setelah Percaya Rumahnya Banyak Setan, Ditawari Ritual
Sosok tersebut kini masih menjalani pemeriksaan dan interogasi.
"Ya, ini saya belum tahu pemiliknya. Tapi yang menjaga, ada."
"Makanya nanti, kalau kita tidak bisa membuktikan, ya kita tipiring kan si penjaganya itu," katanya.
Didik mengungkapan, pihaknya sementara ini belum menemukan adanya bukti fakta adanya praktik transaksi bisnis prostitusi yang melibatkan mereka.
Namun pihaknya masih akan melakukan pengembangan penyelidikan atas temuan insiden tersebut.
"Betul, dia itu mengaku ditipu, katanya dijadikan kerja menjadi LC. Ternyata, sudah di sana, 'Kok enggak jadi LC,' nah begitu."
"Tapi, dia belum ada transaksi lho. Karena dia mens, pengakuan tadi sekilas. Jadi dia belum melakukan melayani tamu, belum pernah," ungkapnya.
Manakala dugaan adanya praktik bisnis prostitusi tersebut, terbukti, maka kasus tersebut akan dilimpahkan ke Unit Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya.
"Nanti kami akan koordinasikan dengan Polrestabes Surabaya. Atau kami tipiring kan atau bagaimana. Nanti kita lihat hasilnya penyelidikan dan interogasi hari ini," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
bayar Rp 80 juta demi kerja di Dinas Pariwisata
DI Yogyakarta
Dinas Pariwisata Gunungkidul
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Bakar Sampah Malah Ketiduran, Api Malah Merembet ke Rumah Bagian Belakang Tumihah |
![]() |
---|
Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Bikin Korlantas Polri Sementara Stop Pakai Rotator dan Sirine Patwal |
![]() |
---|
Kronologi Pesawat Garuda Mengeluarkan Api saat Terbang, Kesaksian Penumpang: Doanya Gak Banyak |
![]() |
---|
Geger Bintara Penempatan di Desa Kini Naik Pangkat Jadi Perwira Polisi, Tak Sia-sia Berkat Sapi |
![]() |
---|
KPAI dan Ahli Gizi Tegur Keras Program MBG yang Bikin Ribuan Siswa Keracunan, Kini Minta Dihentikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.