Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

VIRAL TERPOPULER: Istri Dibakar Suami TNI - Siswi SD Dirudapaksa 4 Siswa Lainnya

Viral terpopuler: Mulai dari istri dibakar suami TNI akibat charger HP. Hingga siswi SD dirudapaksa oleh 4 siswa SD lainnya.

Editor: Torik Aqua
Tribun Jateng/Rezanda Akbar
Tiba-tiba Dipeluk Guru, Ibu Nangis Tahu Anaknya Dirudapaksa 4 Siswa SD: Putriku Dimasukkan ke Kelas 

Diduga cekcok tersebut karena pelaku menuding WR berselingkuh tanpa bukti.

"Sorenya dengar ribut-ribut. Memang dari sebelum-sebelumnya juga sering ada keributan."

"Faktornya kayaknya cemburu," kata Ruswanto di Jakarta Timur, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: Pulang Mabuk Miras, Suami Habisi Nyawa Istri saat Cekcok, Akui Tak Sadar: Menyesal

Beberapa saat setelah cekcok dengan WR mereda, tiba-tiba US keluar dari unit kontrakannya lalu membeli bensin dari kios bensin eceran yang tidak jauh dari rumah.

Kala itu warga sebenarnya sempat curiga karena US membeli bensin meski tidak memiliki kendaraan.

Namun tidak terbesit di benak mereka jika US berencana membakar istri dan kedua anaknya.

"Curiga sih enggak, bertanya-tanya saja buat apa. Kalau suaminya itu memang ringan tangan, memang kalau lagi ribut suka mukul," ujarnya.

Ruswanto menuturkan, ketika dia dan warga lainnya keluar rumah karena mendengar teriakan WR tersebut, api sudah membakar bagian ruang tamu unit kontrakan korban.

"Pas sudah kejadian kebakaran. Anak yang cewek (keluar kontrakan langsung) menceburkan diri ke got, karena kan ada air biar padam," tuturnya.

Warga pun bergegas menolong para korban dan melakukan pemadaman menggunakan sumber air terdekat karena khawatir api menjalar.

Namun saat warga berupaya melakukan pertolongan dan memadamkan api, US yang turut mengalami luka bakar karena menyiram bensin dan menyulut tubuhnya, justru menampar WR.

"Waktu itu suaminya sempat gampar istrinya juga, tubuhnya juga sudah pada luka, lecet."

"Itu pas kejadian kebakaran. Kebakarannya di ruang tamu," lanjut Ruswanto.

Ruswanto menuturkan dalam keadaan lemah karena terluka WR sempat menuturkan bahwa dia dan dua anaknya yang saat kejadian sedang bermain handphone dibakar US.

"Istrinya saya tanya katanya disiram bensin, kan lagi pada mainan handphone tiduran. Cekcok langsung disiramlah bensin, langsung dinyalakan apinya," ujar Ruswanto.

2. Empat siswa SD rudapaksa siswi lain

Kasus empat siswa SD rudapaksa siswi lain terjadi di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Siswi kelas 6 SD berinisial J (12) diduga menjadi korban perundungan dan pencabulan.

Sekolahnya berada di pemukiman lereng gunung Argopuro Lasem.

Aksi dugaan perundungan dan pencabulan itu terjadi saat jam pelajaran di sekolah dasar yakni pada hari Jumat (13/12/2024), menjelang jam pulang sekolah.

Berdasarkan kesaksian ibu korban L (40) bahwa anaknya menjadi korban dari kebengisan empat siswa di sekolah tersebut.

L sempat beberapa kali menitihkan air matanya saat menceritakan kejadian anaknya yang menjadi korban.

Semula ketika L menjemput anaknya di sekolah dia sempat merasa aneh usai tiba-tiba dipeluk oleh seorang guru. 

"Saya tidak biasanya dipeluk sama guru di sana waktu jemput anak saya."

"Terus anak saya nangis, kemudian waktu di rumah dia masuk ke kamar."

"Baru saat malam hari dia merintih kesakitan dan mau cerita," tutur L saat ditemui di rumahnya, Selasa (17/12/2024), melansir dari TribunJateng.

Baca juga: Parah, Ayah di Surabaya Tega Rudapaksa 2 Anak Kandung Selama 3 Tahun, Korban Ketakutan

Dari cerita anaknya, bahwa J mendapatkan perlakuan tak mengenakan saat siang hari di sekolahnya.

"Ada empat anak, tiga orang itu kelas 6 SD dan satu orang kelas 5 SD, anak saya dimasukan ke kelas, kepalanya dibenturkan di lemari, terus di tembok kemudian di jatuhkan ke lantai, habis itu ada yang megangin anak saya, dada (anak saya) diremas dan itunya (kelamin) disodok pakai kayu," ujar L.

L juga menceritakan, bahwa sebelumnya tas milik anaknya sempat dibuang dan juga dipalak oleh keempat murid tersebut.

L juga menceritakan keempat anak tersebut juga hendak meraba bagian vital dari tubuh anaknya.

"Karena itu (J) selama empat hari mengurung diri di kamar. Tiba-tiba nangis sendiri kadang pagi, siang, sore atau malam, selama empat hari ini juga sulit makan saya paksa makan, sehari kadang cuman sekali makan."

"Ini belum mau sekolah, saya istirahat di rumah juga," ujarnya. 

Kasus tersebut telah dilaporkan oleh L di Polres Rembang, untuk itu dia berharap agar hukum bisa berjalan dengan seadil-adilnya.

Baca juga: Awal Mula Terbongkarnya Kelakuan Bejat Ayah Rudapaksa Dua Anak Kandung di Surabaya Selama 3 Tahun

3. Satu keluarga ditemukan tewas di rumah

Satu keluarga ditemukan tewas di rumah mereka di Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Minggu (15/12/2024).

AA (3), ditemukan tewas di dalam rumahnya bersama sang ibu, YL (28), dan sang ayah, AF (31).

Ia ditemukan tewas dengan kondisi leher terluka dan mulutnya berbusa.

Baca juga: Diteror Pinjol, Satu Keluarga di Kediri Dikira Keracunan Ternyata Coba Akhiri Hidup, Tewaskan Anak

Hal itu diungkapkan oleh kakak YL, Yani (39), yang tinggal bersebelahan dengan keluarga tersebut.

Ia lah orang pertama yang mengetahui kematian tiga anggota keluarganya.

"Berbusa (mulut AA). Udah gitu di sininya berdarah (nunjuk arah pinggir bibir)," ujar Yani saat ditemui di lokasi, Minggu (15/12/2024) malam.

"Di sininya (leher) ada semacam bekas geretan gitu. Biru lehernya kayak habis diiket," tambahnya.

AA ditemukan di kamar tidur rumah tersebut.

Di sampingnya, berbaring jasad sang ibu. 

Yani dan keluarga sempat membawa AA ke klinik terdekat.

Akan tetapi, AA sudah tewas sejak ditemukan.

Ada sebuah tali tambang biru di sebelah jenazah keponakannya. 

Tubuh AA, dikelilingi bantal di kanan dan kirinya, kepalanya berbaring di atas bantal.

Sementara itu, posisi YL selayaknya orang tidur, matanya terpejam, nampak tenang.

Sementara AF tewas menggantung di kamar mandi rumah tersebut.

Yani sendiri mulai curiga ketika tidak ada suara dari rumah adiknya, YL (28), sejak Sabtu malam (14/12/2024).

"Enggak ada suara. Makanya saya juga curiga kan itu ya. Sudah tiga kali ke belakang, kok ini belum bangun? Tumbenan gitu kan. Kok anaknya enggak ada suaranya? Malamnya juga enggak dengar suara apa-apa," ungkap Yani saat ditemui di lokasi kejadian.

Pukul 10.30 WIB, Yani merasa curiga karena tidak ada suara dari rumah keluarga tersebut.

Padahal, ada balita di rumah itu yang biasanya dia dengar suara tangis dan tawanya.

Ia kemudian melihat ke dalam rumah yang hanya dibatasi tembok.

"Saya masuk ke dalem kamar, adik saya, saya bangunin enggak bangun. Kaki sudah pada dingin, sudah pada biru. Sudah gitu keponakan saya juga enggak ketolong," tambahnya, melansir Kompas.com.

Baca juga: Beli Kosmetik Rp80 Ribu Lewat TikTok, Endang Malah Jadi Korban Pinjol sampai Uang Rp30 Juta Raib

Jasad ketiga korban ditemukan di lokasi yang berbeda di dalam rumah.

Usai ditemukan, ketiga jenazah tersebut dibawa ke RS Fatmawati untuk divisum.

Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Kemas Arifin menjelaskan bahwa ketiga jasad ditemukan oleh Y (37) dan NK (48) yang masuk ke dalam rumah.

"Tiba-tiba melihat di dalam kamar korban YL dan AA sudah terbaring kaku," kata Arifin.

AF ditemukan tewas tergantung di plafon dapur, sementara YL dan AA ditemukan terbaring di dalam kamar tidur.

Pihak kepolisian telah membawa ketiga jenazah ke RS Fatmawati untuk dilakukan visum.

Namun, hingga saat ini, penyebab kematian ketiga orang tersebut masih dalam proses penyidikan.

"Penyebab masih dalam proses penyidikan," ujar Arifin.

Kondisi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan tiga jenazah di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (15/12/2024).
Kondisi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan tiga jenazah di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (15/12/2024). (KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA)

Sementara itu, Yani mengungkapkan bahwa mereka sempat terlibat dalam pinjaman online (pinjol) sekitar satu tahun yang lalu.

Yani menceritakan, YL pernah memberitahunya mengenai kedatangan penagih utang ke rumah mereka.

"Waktu itu kan dateng itu ya orang Home Credit. Dia nyari ke mari alamatnya, kan alamatnya sama (dengan) saya."

"Saya bilang sama adik saya, 'Kamu dicariin sama Home Credit. Kamu minjem duit?'. 'Enggak kak, (aku) enggak minjem duit'. Ternyata lakinya (AF)," ungkap Yani saat ditemui di kediamannya.

Yani menambahkan bahwa AF terpaksa menggunakan data pribadi YL untuk meminjam uang karena ia tidak bisa menggunakan data pribadinya sendiri.

"'Lah terus kok pakai data lu?'. 'Iya dipinjam. Soalnya pakai data AF enggak bisa. Kalau enggak dikasih dia marah kak'. 'Buat apa? minjem duitnya gede?'. 'Gede'," jelas Yani, menirukan percakapan dengan YL.

Yani juga mengungkapkan bahwa nomor teleponnya sempat digunakan oleh keluarga YL untuk meminjam dana.

Dia juga sering dihubungi oleh perusahaan tersebut karena keluarga YL tidak melakukan pembayaran.

"Sudah itu dia pakai nomor telepon saya. Home Creditnya nelepon ke saya. Saya bilang saya mpoknya karena dia belum bayar," tambahnya.

Namun Yani tidak mengingat adanya kasus serupa pada tahun 2024.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,

Anda bisa klik website ini.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved