Berita Ponorogo
80 Ekor Kambing di Pomahan Mati Mendadak, Dipertahankan Ponorogo Ungkap Penyebabnya
Sebanyak 80 ekor kambing di Pomahan, Pulung, mati mendadak, Dipertahankan Ponorogo ungkap penyebabnya. Berkaitan dengan cuaca ekstrem.
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo mengaku sudah mendapatkan laporan perihal puluhan ekor kambing mati mendadak di Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
“Untuk kematian kambing tidak ada kaitan dengan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Karena memang cuaca ekstrem,” ungkap Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan, Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah, Minggu (5/1/2025).
Barokah, sapaan akrab Siti Barokah mengakui, banyak kematian terutama hewan ternak kambing pada awal Desember 2024.
“Itu (kematian kambing) sebenarnya bukan PMK, tapi karena cuaca ekstrem yang terjadi saat ini,” kata Barokah ketika dikonfirmasi TribunJatim.com.
Menurutnya, kambing-kambing di RT 02/RW 02 Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, mati pengaruh dari pakan. Lantaran pakan kambing diambil dari alam bebas.
“Saat itu hujan tinggi, kadar air di rumput atau di pakan itu tinggi, dimakan akhirnya terjadi blud di rumen, itu akhirnya mati karena tidak kuat,” terangnya.
Idealnya, jelas dia, pakan ternak harus dilayukan.
Saat awal Desember sampai saat ini, dia mengaku jarang ada sinar matahari.
Jadi akhirnya tetep dimakan karena tidak ada sinar matahari untuk pelayuan pakan.
Baca juga: Puluhan Kambing di Ponorogo Mati Misterius, Sempat Mengembik Sebanyak 3 Kali
“Akhirnya terjadi timpahan itu, timpahan itu rumen membesar isinya gas kemudian mendesak diafragma, mendesak paru-paru ataupun jantung, terjadi kematian bukan semacam keracunan,” tegasnya.
Ketua RT 02/RW 02 Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Parno mengatakan, sebanyak 80 ekor kambing mati. Peternak rugi ratusan juta rupiah.
“Jika dikalikan, angka mencapai Rp 200 juta lebih. Harga 1 kambingnya Rp 3 juta dikalikan 80 kambing, total Rp 240 juta,” tambahnya.
Dia menyebutkan, kejadian kambing mati tidak bersama-sama, tetapi estafet kurang lebih 1 bulan.
Hingga saat ini, kambing mati mendadak terus terjadi.
Parno mengklaim kematian kambing secara mendadak masih ada.
“Sampai sekarang masih ada kasus lagi. Penyebab tidak tahu,” urainya.
Menurutnya, dokter hewan dari Dinas Dipertahankan Ponorogo sudah ke lokasi untuk mengecek.
“Dinas (Dipertahankan) ke sini sudah ada tindakan pemberian vitamin dan semprot kandang tidak ada pengaruh. Kambingnya tetap mati,” pungkasnya.
kambing mati mendadak
Desa Pomahan
Kecamatan Pulung
Ponorogo
PMK
cuaca ekstrem
Siti Barokah
TribunJatim.com
berita Ponorogo terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polres Ponorogo Sediakan Lahan 31 Hektar Untuk Tanam Jagung |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo :Bangun IGD Terpadu Hingga Rumah Sakit Rasa Hotel |
![]() |
---|
Wabah PMK di Ponorogo Masih Belum Landai, Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang |
![]() |
---|
Pengangguran yang Kecanduan Karaoke bersama LC di Ponorogo, Tak Kapok 4 kali Dipenjara Demi Nyanyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.