Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Klarifikasi Camat Asemrowo Surabaya yang Diluruk Ormas, Temukan Wanita di Bawah Meja: Staf Ketakutan

Sebuah video viral menarasikan Camat Asemrowo Surabaya, Muhammad Khusnul Amin digerebek bersama perempuan di ruang kerjanya

TribunJatim.com/Bobby Koloway
Camat Asemrowo Surabaya, Muhammad Khusnul Amin menceritakan duduk perkara masalah viralnya video yang menarasikan dirinya bersama wanita di ruang kerja, Rabu (8/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebuah video viral menarasikan Camat Asemrowo Surabaya, Muhammad Khusnul Amin digerebek bersama perempuan di ruang kerjanya.

Menjawab tudingan tersebut, Khusnul pun memberikan klarifikasi.

Video tersebut menggambarkan Khusnul yang berada di ruang kerja saat bersama seorang perempuan.

Perekam video bersama sejumlah orang lainnya lantas memaksa masuk ke ruang kerja untuk mencari perempuan tersebut yang akhirnya ditemukan di bawah kolong meja camat.

Camat Khusnul akhirnya menceritakan duduk perkara masalah ini, Rabu (8/1/2024).

Baca juga: Ada 9 Pendaki saat Erupsi Gunung Raung, Camat Sumber Wringin: Naik Sejak Semalam

Menurutnya, permasalahan ini bermula dari aktivitas penggusuran bangunan liar (Bangli) di Kecamatan Asemrowo oleh Satpol PP.

"Kami lakukan sejumlah penertiban setelah mendapatkan aspirasi dari warga yang terganggu atas adanya bangunan liar tersebut," kata Khusnul ditemui di kantor Kecamatan Asemrowo.

Penertiban Bangli tersebut lantas menjangkau beberapa titik.

Baca juga: Tak Terima Istri Nikah Lagi, TKI Ponorogo Hancurkan Rumah yang Dibangunnya, Camat: Hasil Keringatnya

Di antaranya, kawasan bawah jembatan tol di Asemrowo, sekitar Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ayam, hingga menjangkau wilayah barat Asemrowo.

"Awalnya kami beri peringatan 1, 2, dan 3 kemudian baru kami tertibkan. Pada proses ini sebenarnya tidak ada masalah," kata Khusnul.

Masuk ke wilayah barat, tepatnya di Jalan Tambak Mayor, masalah kemudian bermula.

Baca juga: Viral TKI Ponorogo Robohkan Rumah di Tanah Mantan Istri, Camat Ngrayun Beri Penjelasan

Kecamatan Asemrowo memberikan surat peringatan pertama sebagai sosialisasi kepada pemilik Bangli untuk segera melakukan pembersihan unit.

Menjawab surat tersebut, pemilik Bangli yang berada di sekitar perbatasan Kecamatan Asemrowo-Sukomanunggal tersebut lantas mengajak Camat untuk bertemu membahas permasalahan ini. "Kami akhirnya bersepakat untuk bertemu pada Senin (6/1/2024)," katanya.

Pada Senin pagi, pemilik bangli dengan dikawal sejumlah anggota Ormas datang ke kantor kecamatan. Namun menurut Khusnul, pihak kecamatan tak langsung menemui warga karena sedang menggelar pertemuan melalui virtual di ruang kerjanya.

Baca juga: Pilkada Tulungagung 2024, Ada Camat Yang menangis Sesenggukan saat Para Pejabat Sowan ke Gatut Sunu

Pihaknya memohon waktu untuk sejenak menyelesaikan pertemuan tersebut.

"Sekitar pukul 10.00 WIB saya sedang rapat zoom dengan Lurah bersama dua staf kami, Devi (Devika Sari) dan Alvian (Alvian Sarifudin). Kami menyusun program kerja setahun ke depan di Kecamatan Asemrowo karena pada sore harinya kami harus rapat dengan Pak Wali (Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi)," katanya.

Di momentum inilah, warga memaksa masuk ke kantor kecamatan dan menyisir tiap ruangan untuk menemukan Camat Khusnul. Sambil berteriak, warga turut menggebrak sejumlah pintu.

Baca juga: Respon Wali Kota Eri Cahyadi usai DPRD Surabaya Kompak Tolak SWL, Kita sudah Bersurat ke PusatĀ 

Penjagaan Satpol-PP di Kantor kecamatan juga tengah lengang. Personil sedang dikerahkan untuk menyosialisasikan penertiban Bangli di wilayah lain.

Akhirnya, warga yang menyisir Kantor Kecamatan menemukan ruangan Camat. Melihat suasana tidak kondusif, Khusnul tak lantas memperbolehkan mereka masuk.

Sebaliknya, dia menahan mereka di depan pintu ruangannya seperti digambarkan pada video yang viral.

"Kalau mereka datang dengan baik-baik, kami bisa saja menerima dengan baik. Namun, saat itu tidak demikian (kondusif)," katanya.

Melihat jumlah massa yang besar datang dengan kondisi memanas, dua staf tetap berada di dalam ruangan.

Alvian berada di belakang pintu dan Devi berada di bawah meja.

"Staf kami ketakutan semua. Lari semua. Datang bergerombolan begitu sambil teriak-teriak. Saat itu, Satpol-PP juga tidak di Kantor Kecamatan karena sedang proses penertiban," katanya.

Menurut Khusnul, pemilik Bangli menggeruduk kantor Kecamatan meminta pembatalan proses penertiban.

"Mereka minta Bangli tidak ditertibkan. Alasannya, ini dan itu. Saya katakan tidak bisa," katanya.

"Kami tegaskan bahwa kami adalah pelayan masyarakat, penegak perda. Kalau mengganggu masyarakat, melanggar perda, maka mau tidak mau kami tertibkan. Apalagi, ini permintaan warga," katanya yang memberikan penjelasan bersama Kasatpol PP Surabaya M Fikser tersebut.

Di tempat yang sama, Devi menyampaikan rasa trauma atas tindakan persekusi tersebut.

"Sebagai wanita yang tidak pernah mengalami hal seperti ini saya sendiri juga agak trauma. Bagaimana kalau misalnya banyak masa yang masuk terus kalau misalnya ada yang bawa senjata tajam?," katanya.

"Kenapa saya lari dibawa mejanya pak camat? Itu tadi saya ketakutan bukan bukan karena saya melakukan sesuatu yang aneh-aneh dengan pak camat. Nggak ada," katanya.

Dia menegaskan selain camat, di saat bersamaan juga terdapatnya Alvian yang sedang koordinasi penyusunan program kecamatan.

"Di dalam situ pure kami melakukan koordinasi dan baju saya juga utuh. Saya tidak melakukan apa-apa di dalam ruangan Bapak Camat," tegas istri dari Anggota Satpol-PP Surabaya ini.

"Bagian sekretariat juga sudah tahu kalau saya sama Mas Alfian sekitar jam 10.00 pagi itu memang benar-benar dipanggil bapak camat ke ruangannya. Faktanya seperti itu," tegasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved