Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sempat Debat dengan Menteri ATR, Lurah Ngotot Status Lahan Pagar Laut di Tangerang Dulunya Empang

Polemik pagar laut di Tangerang hingga kini menjadi sorotan. Lurah pun ngotot status lahan pagar laut dulunya empang.

KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
TNI Angkatan Laut membongkar pagar laut yang terbentang di perairan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/1/2025). 

TRIBUNJATIM.COMĀ - Polemik pagar laut di Tangerang hingga kini menjadi sorotan.

Lurah pun ngotot status lahan pagar laut dulunya empang.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, mengungkapkan perdebatan yang terjadi dengan Kepala Desa Kohod, Arsin, terkait status lahan pagar laut di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Pak Lurah ngotot bahwa itu (wilayah pagar laut Tangerang) dulunya empang. Ya, Pak Lurah. Katanya ada abrasi," ujar Nusron kepada wartawan, Jumat (24/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Arsin, lahan yang kini menjadi lokasi pagar laut dulunya merupakan daratan yang digunakan sebagai empang.

Namun, daratan itu mengalami abrasi, dan tanggul dibangun pada 2004 untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Baca juga: Sosok Said Didu, Marah Soal Pagar Laut Tangerang seperti Nelayan Kholid, Teriak Oligarki Biadab!

Menanggapi hal tersebut, Nusron menegaskan berdasarkan kondisi saat ini, lahan tersebut sudah berubah menjadi lautan, yang masuk kategori tanah musnah.

"Kalau dulunya empang, tapi karena sekarang sudah enggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah. Kalau masuk kategori tanah musnah, otomatis hak apa pun di situ hilang," jelas Nusron.

Nusron juga mengungkapkan lokasi pagar laut yang memiliki Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) mencakup 263 bidang.

Rinciannya, 234 bidang SHGB atas nama PT IAM, 20 bidang SHGB atas nama PT CIS, 9 bidang atas nama perseorangan, serta 17 bidang SHM.

Usai sesi tanya jawab dengan media, Arsin yang berada di lokasi diminta untuk memberikan keterangan lebih lanjut terkait debat tersebut.

Namun, ia menolak dengan alasan hendak menunaikan shalat Jumat.

"Buru-buru mau Jumatan," kata Arsin singkat.

Kompas.com mencoba mendapatkan konfirmasi lebih lanjut dari Arsin hingga ke area parkiran, tetapi sejumlah pria yang diduga pengawal Arsin melarang wartawan mendekat.

"Setop-setop saya mau Jumatan," ujar Arsin yang kemudian pergi meninggalkan lokasi dengan sepeda motor.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved