Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kegigihan UMKM Surabaya, Berawal dari Lumpia di Stadion Kini Berdiri Kampung Lumpia

Sukarsipah (59) duduk melihat anak dan beberapa warga yang tengah membuat lumpia di teras samping rumahnya, Jalan Ngaglik, Gang Kuburan, Surabaya

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Nur Ika Anisa
GO INTERNASIONAL : Usaha Kampung Lumpia Surabaya yang kini menyebar hingga ke Malaysia. Sentra produksi yang dirintis sejak tahun 2000 ini dekat dengan Stadion Gelora 10 November. Di Surabaya, lumpia khas dengan penganan saat laga pertandingan sepakbola. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sukarsipah (59) duduk melihat anak dan beberapa warga yang tengah membuat lumpia di teras samping rumahnya, Jalan Ngaglik, Gang Kuburan, Surabaya.

Di ujung teras, tiga perempuan termasuk menantunya sibuk mengisi tumpukan kulit lumpia.

Sementara anak Sukarsipah terlihat menggoreng dibantu pekerja lainnya. Ada juga lelaki yang membuat kulit di atas tungku dengan beberapa baskom berisi adonan di sampingnya.

Produksi tidak hanya terpusat di rumah keluarga Mak Ipah, panggilan akrabnya, melainkan di beberapa rumah yang juga bekerja sebagai pembuat kulit lumpia.

Sukarsipah menuturkan, usaha keluarga ini dimulai saat sang suami, Kasno (64), berjualan sosis tempura di dekat Stadion Tambaksari, sekarang Stadion Gelora 10 November.

Baca juga: Berkunjung ke Kampung Lumpia, Penganan Ikonik Saat Laga Sepak bola di Surabaya

Tahun 2020 itu, Kasno kemudian mengajak Mak Ipah untuk mencoba peruntungan jualan lumpia. Meski sempat ragu, ia pun menuruti dan mencoba beberapa kali membuat resep adonan.

Sukarsipah yang saat itu sebagai buruh cuci, lantas mengajari anak-anaknya cara membuat gorengan tersebut.

“Awalnya jualan sosis, coba bikin lumpia ternyata bisa. Pak Kasno yang jualan di dekat stadion, saya keliling di kampung-kampung. Anak-anak yang buat di rumah,” ujarnya ditemui di rumahnya, Senin (3/1/2025).

Baca juga: Sosok Pria di Bandung Berusia 100 Tahun, Jualan Lumpia demi Sambung Hidup, Sehari Laku 200 Porsi

Semula usaha ini hanya dijalankan Kasno dibantu anak-anak dan beberapa tetangga. Usaha tersebut berkembang hingga melibatkan banyak keluarga lain yang bekerja membuat kulit lumpia.

Setidaknya ada puluhan pekerja yang dibagi untuk membuat kulit, mengisi dan menggoreng lumpia maupun risoles.

“Saya pikir dulu juga saya sengsara, kasian mereka yang dirumahkan, jauh dari orang tua, rumah ngekos jadi apa yang sekiranya bisa saya bantu ya saya bantu. Jadi belajar, lama-lama ikut kerja di sini,” ujarnya.

Baca juga: Mengenal Hidangkan Kuliner Oriental-Jawa di Surabaya Suites Hotel, Ada Lumpia hingga Wedang Ronde

Kesibukan membuat lumpia dimulai sekitar pukul 03.00 WIB hingga siang hari. Pesanan di akhir pekan maupun hari libur nasional disebut lebih banyak dibanding hari biasa, sehingga produksi lebih awal.

Usaha ini dulunya hanya memproduksi ratusan lumpia yang dijual di stadion maupun keliling kampung.

Ipah tak menyangka dari stadion bisa mengembangkan usahanya hingga ke berbagai kota.

Baca juga: Rugi Rp 1 Miliar, Pelaku UMKM Laporkan Paguyuban yang Janjikan Program MBG, Minta Tolong Prabowo

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved