Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SD BAB di Selokan karena Sekolah Tak Punya Toilet, Sudah Ajukan Pembangunan Tapi Tak Dilanjut

Tengah viral di media sosial siswa SD BAB di selokan karena sekolah tak punya toilet. Sekolah itu berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Warga via TribunBogor
SEKOLAH TAK PUNYA TOILET - Momen siswa SD di Jasinga, Kabupaten Bogor terpaksa BAB di selokan karena di sekolahnya tak tersedia toilet. Sudah ajukan pembangunan tapi belum diprioritaskan. 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial siswa SD BAB di selokan karena sekolah tak punya toilet.

Sekolah itu berada di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Di sekolah itu terdapat fasilitas sanitasi, toilet atau WC.

Mirisnya, permintaan pembangunan sanitasi di sekolah ini telah diajukan sejak Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun 2023, namun hingga kini belum dilanjut dan mendapat prioritas dari pemerintah setempat.

Kondisi ini pun membuat pemuda di Jasinga Bogor geram.

Ketua Pengurus Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (PK KNPI) Jasinga, Alpin Arapli pun memberi kritik pedas.

Dia mengkritik Musrenbang Kecamatan Jasinga yang digelar di Aula Kantor Gor Desa Koleang, Rabu (5/2/2025).

Menurutnya acara Musrenbang tersebut hanya sebagai seremonial tanpa tindak lanjut nyata.

Menurut Alpin, ketidakpedulian pemerintah kecamatan terhadap persoalan sosial, khususnya fasilitas pendidikan, sangat memprihatinkan.

"Tahun 2025 masih ada ruang kelas belajar (RKB) yang tidak layak dan membahayakan keselamatan siswa. Lebih parah lagi, anak-anak terpaksa BAB di selokan karena sekolah tidak memiliki toilet," ucapnya, Kamis (6/2/2025), melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Siswa Drop Terancam Gagal Ikut SNBP karena Akun Sekolah Belum Sinkron, Orangtua Kecewa: Dirugikan

Dia berharap Pemerintah Kabupaten Bogor dan Dinas Pendidikan segera mengevaluasi kondisi memprihatinkan yang terjadi.

Pun dia meminta pemangku kebijakan dapat memastikan pembangunan fasilitas pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Semoga ini menjadi perhatian serius agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan sehat," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah menyorot banyaknya sekolah rusak di Kabupaten Bogor.

Rudy Susmanto yang saat itu masih berstatus calon Bupati Bogor mengaku dititipkan pesan khusus.

Dia diminta data sekolah rusak oleh presiden terpilih beberapa hari lalu.

“Presiden terpilih (Prabowo) yang mengurus semua urusan dari Sabang sampai Merauke, dan sebelum dilantik beliau masih mempertanyakan fasilitas pendidikan yang rusak ada berapa di Kabupaten Bogor,” katanya Rabu (16/10/2024).

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Bayar Petugas Input PPDS SMAN 4 Karawang Rp 2 Juta, Tenaga di Sekolah Tak Cukup

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor itu pun berharap, fasilitas pendidikan tidak ada lagi yang kondisinya rusak di Bumi Tegar Beriman.

“Menangkap pesannya, setelah beliau dilantik, beliau akan percepat pembangunan (fasilitas pendidikan). Dan kita harap tidak ada lagi sekolah rusak di Kabupaten Bogor,” harapnya.

Ia menuturkan, bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika untuk meminta berapa jumlah data sekolah rusak di Bumi Tegar Beriman.

“Sudah kita koordinasikan dengan Sekda dan datanya sedang kita siapkan,” pungkasnya.

DPRD Bojonegoro bersuara terkait ambruknya ruang kelas SDN Ngadiluwih, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro pada Rabu (3/1/2024) pagi.

Sekretaris Komisi C DPRD Bojonegoro Ahmad Supriyanto mengatakan, ambruknya ruang kelas dimaksud merupakan ironi di tengah besarnya APBD Bojonegoro.

"Adanya gedung sekolah yang ambruk itu ironi. Menampar dunia pendidikan Kabupaten Bojonegoro," ujar Mas Pri sapaannya, Kamis (4/1/2023) sore.

Ironitas itu, mengingat APBD Bojonegoro yang selama beberapa tahun terakhir mencapaI tak kurang dari Rp 7 triliun per tahun dan digunakan untuk  keperluan pendidikan minimal 20 persen.

Dia meneruskan, persoalan pendidikan di Kabupaten Bojonegoro memang seolah tak ada habisnya. Komisinya pun terus menekan Pemkab Bojonegoro menuntaskan ragam persoalan dimaksud.

Baca juga: 26 SD Negeri di Kabupaten Malang Akan Digabung, Minim Siswa dan Jarak Sekolah Berdekatan

Khusus terkait menuntaskan persoalan sarana prasarana (sarpras) pendidikan, ungkap politisi Partai Golkar ini, komisinya mengalkulasi Pemkab Bojonegoro butuh anggaran setidaknya Rp 900 miliar.

Ketika anggaran sudah ada, kendala kemudian muncul lagi. Yakni, ternyata Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro tak memiliki bidang sarpras beriskan sumber daya manusia (SDM) khusus.

"Kami sudah merekomendasi usulan Disdik Bojonegoro terkait pembentukan bidang khusus sarpras. Namun, hingga kini belum ada kabar perihal pembentukan bidang khusus tersebut," terangnya.

Lebih lanjut, Mas Pri berharap, ruang kelas SDN Ngadiluwih yang ambruk segera ditangani dan direhab. Bilamana ada sekolah lain mengalami hal serupa, juga perlu segera ditindaklanjuti.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ruang kelas enam SDN Ngadiluwih, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro ambruk pada Rabu (3/1/2024) pagi kemarin.

Tak ada yang tahu proses ambruknya ruang dimaksud. Namun, ruang itu memang sudah ketahuan rapuh selama beberapa bulan belakangan. Kerapuhan terutama terjadi pada kusen-kusennya.

Terkait ambruknya ruang kelas enam SDN Ngadiluwih ini, Disdik Bojonegoro belum mengambil keputusan konkret. Persisnyaz Disdik Bojonegoro baru sebatas mengassement.

Jika hasil assement menyatakan ruang kelas itu ambruk sebab bencana, maka perbaikan atau rehab bisa dilakukan dalam waktu dekat. Jika tidak, perbaikan atau rehab baru bisa dilaksanakan akhir 2024

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved